Share

05

"Apa?!" teriak Achlys. "Aku tidak mau! Kenapa dia begitu gigih jika dia hanya menganggapku tidak lebih dari sampah? Dia pikir aku akan diam saja? Tentu saja tidak!" tegas Achlys.

Achlys menggigit kukunya sembari mondar-mandir. Dia tidak ingin mendengarkan orang tuanya yang terus menyuruhnya untuk bekerja dibawah perusahaan Kynleigh. Dia bahkan akan menjadi sekertaris duke.

"Achlys, apakah kamu jatuh cinta dengan duke Julian sehingga sikapmu seperti itu? Jika kamu tidak mencintainya, maka kamu tidak akan gigih menolaknya," kata Liam.

"Bagaimana bisa ayah berkata seperti itu? Tentu saja aku tidak akan pernah mencintainya seumur hidupku. Jangan kan mencintainya, menyukainya saja tidak akan pernah terjadi. Aku tidak menghormatinya karena dia orang yang sangat menjijikkan," sentak Achlys.

"Putriku, jangan sampai hanya karena mimpi buruk satu kali membuatmu buta terhadap masa depanmu. Kamu tidak memiliki saudara, jadi kamu harus tumbuh lebih kuat!" tukas Canna.

Achlys tidak tahan lagi. Dia melangkahkkan kakinya dengan cepat keluar dari kamar hotel. Jika terus berada di depan orang tuanya, dia pikir akan mendapatkan lebih banyak lagi ocehan mereka.

"Achlys! Kembali! Orang tuamu sedang bicara padamu! Dimana sopan santunmu!" teriak Canna.

Achlys tetap tidak kembali. Liam pun mengusap kedua lengan Canna untuk menenangkannya.

Liam menghela nafas. "Mungkin dia membutuhkan lebih banyak waktu untuk memikirkannya. Achlys kita itu pintar jadi dia tidak akan menolak mentah-mentah tawaran duke Julian."

Achlys berjalan di tengah-tengah orang-orang menuju sebuah danau. Sungguh, mimpi buruk itu terasa nyata. Rasa sakit itu nyata.

Orang tuanya tidak mengerti sama sekali. Achlys menghela nafas. Dia sampai di danau. Danau itu sangat indah, airnya yang terkena cahaya matahari tampak berkilau. Achlys membelakkan kedua matanya ketika menemukan banyak ikan.

Saking sibuknya menandangi ikan dan tanaman liar yang tampak lucu di pinggiran danau, Achlys tidak menyadari sebuah kapal cukup besar lewat di dekatnya.

Achlys menoleh menemukan wajah tampan yang sedang menatapnya dingin. Kedua matanya berwarna merah seperti darah tampak lebih gelap daripada yang ia lihat sebelumnya.

Achlys mengernyitkan alisnya kesal. Dia beralih menatap ke seorang wanita bangsawan sangat cantik yang duduk bersebarangan dengan Duke Julian. Achlys sampai terpesona dengan kecantikan wanita tersebut.

Namun, keterkjutannya segera menghilang digantikan kaget. Wanita itu sama persis dengan yang berada di dalam mimpinya yang menjadi selingkuhan Duke Julian.

"Apa-apaan itu?" bisik Achlys jengkel. "Apakah kamu sedang pamer?"

"Tuan duke, saya hampir tidak pernah melihat seorang gadis berjongkok disana dan bermain dengan ikan," ucap Laura sambil menunjuk Achlys.

"Apakah kamu merasa terganggu?" tanya Duke Julian tanpa menatap Laura.

"Siapa dia tuan duke?" tanya Laura. "Apakah dia pelayan?"

"Dia Achlys, lulusan terbaik di akademi ternama di negara ini. Dia melamar pekerjaan padaku dan sedang dalam proses diterima. Apa kamu tidak suka dengannya?" tanya Duke Julian.

Laura tersenyum canggung. "TIdak boleh sembarang orang memasuki danau ini. Apakah tuan duke mengizinkannya masuk? Itu sungguh tidak biasa," kata Laura sembari tersenyum kecil.

"Dia pasti tersesat. Dia belum tahu kalau tempat ini tidak boleh dikunjungi oleh sembarang orang. Aku akan memberitahunya," kata Duke Julian.

Dengan sihirnya, Duke Julian menggerakkan kapal ke arah Achlys. Achlys langsung berbalik untuk pergi tetapi tiba-tiba saja kakinya tidak bisa digerakkan. Dia menoleh ke Duke Julian dengan panik.

Achlys yakin Duke Julian telah menggunakan sihir pada kakinya sehingga dia tidak bisa bergerak. Menurut rumor yang beredar, selain kuat secara fisik, Duke Julian juga memiliki sihir tidak kalah kuat.

"Selamat pagi nona Achlys, apakah tidurmu nyenyak?" tanya Duke Julian dengan nada meremehkan.

"Selamat pagi tuan duke dan..."

Achlys memperhatikan wanita cantik itu.

"Apakah kamu tidak tahu nama tunangan tuan duke?" tanya Laura.

"Tuan putri Laura," ucap Achlys.

"Kamu seharusnya tidak memanggilku tuan putri tetapi panggil saja aku Lady Laura," jawab Laura.

"Baiklah," jawab Achlys.

"Nona Achlys, kamu tampaknya belum tahu kalau area ini tidak boleh dikunjungi sembarang orang," kata Laura.

"Maafkan saya Lady. Saya tidak tahu ada peraturan semacam itu," jawab Achlys. Dia terus menundukkan kepalanya karena tidak mau bertemu mata dengan Duke Julian.

"Padahal ini termasuk wilayah Kynleigh tetapi kamu bahkan tidak tahu," ucap Duke Julian.

"Betapa bodohnya." Achlys merasa mendengar itu meskipun Duke Julian tidak mengatakan itu.

"Maafkan saya tuan duke dan Lady Laura. Saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi," ucap Achlys.

"Baiklah jika kamu sudah seperti itu-"

"Pergilah ke kantorku dan bersihkan seluruh ruangan! Baru aku akan memaafkanmu. Setelah aku kembali, semuanya harus sudah bersih tanpa cacat!" tukas Duke Julian memotong ucapan tunangannya.

"Apa?" kaget Achlys.

"Tunggu apalagi nona Achlys? Pergilah dan bersihkan semua ruangan di kantorku!" titah Duke Julian.

Achlys merasa tidak pantas untuk melakukan apa yang diperintahkan Duke Julian karena dia tidak tahu apapun mengenai aturan dilarang memasuki area danau.

"Maafkan saya tuan duke tetapi saya seharusnya tidak mendengarkan perintah tuan duke," sentak Achlys.

Duke Julian menyeringai. "Kenapa?"

Sementara itu, Laura kaget mendengar jawaban Achlys. Bukankah gadis itu terlalu berani pada tunangannya? Memangnya dia pikir tunangannya itu siapa? Duke Julian membawa pedang yang disembunyikan dengan sihirnya dan jika dia mau, dia bisa membunuh Achlys sekarang juga.

"Saya tidak tahu aturan tersebut jadi saya pikir tempat ini untuk umum dan bahkan tempat ini jauh dari kediaman Kynleigh," kata Achlys.

"Tempat yang sangat cantik ini memang dijaga oleh bawahan kita yang cukup ahli membersihkan lingkungan supaya tetap terjaga kecantikannya," jawab Laura.

"Aku tidak peduli kamu belum tahu aturan itu tetapi kamu sudah melanggarnya. Dan harga dari melanggar aturan itu aku perintahkan kamu untuk membersihkan seluruh ruangan di kantorku sekarang juga!" titah Duke Julian dingin.

Wajah Achlys yang terlihat kesal sangat ketara. Achlys pun berbalik pergi meninggalkan Duke Julian dan tunangannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status