Detik-detik yang sangat bersejarah dalam hidup Dio hanya tinggal menunggu waktu saja. Kini putra kedua Nadia dan Gio itu sudah duduk berdampingan dengan Chef Tia, calon istrinya. Di hadapannya telah duduk penghulu dan Darmawan Rahardja ayah dari Chef Tia yang akan menjadi wali nikah bagi putri tungg
Pernikahan Dio berjalan dengan lancar, baik itu akad nikah maupun acara syukurannya. Setelah acara selesai Dio dan Chef Tia langsung menempati rumah baru mereka. Memang rencananya setelah pernikahan Dio dengan Chef Tia, Bu Hesti, sang oma tersayang akan tinggal bersama dengan pasangan pengantin baru
Nadia dan Gio melangkahkan kaki dengan terburu-buru, pasangan suami istri yang sudah dikaruniai tiga anak itu mengedarkan pandangannya untuk menemukan kedua anaknya. Hingga akhirnya Nadia dan Gio melihat keluarganya sedang berkumpul di salah satu sudut restaurant, bahkan Pak Rudi dan Bi Siti pun iku
Nadia, Gio dan juga Bia memisahkan diri dari keluarga yang lain, dan kini mereka telah duduk satu meja dengan keluarga Wibowo. Seakan tidak ingin membuang kesempatan yang ada, saat Bumi melihat Bia bersama dengan keluarganya di dalam restaurant, pemuda itu pun langsung menghubungi kedua orang tuanya
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang