Share

Bab 11. Irana dan gengsinya

"Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan, atau mempersilakan. Yang pertama adalah keberanian, yang kedua adalah pengorbanan." (Salim A. Fillah)

****

Perginya Gibran dari ruang makan tentu menjadi boomerang bagi Syaila. Gadis itu hanya bisa makan dengan kekesalan luar biasa dihatinya.

Gibran yang menyusul Irana ke dapur akhirnya dapat melihat lagi Irana. Gadis itu sedang membersihkan piring yang sebelumnya sudah ia gunakan.

"Letakan piring kotor itu disana Irana. Biarkan Mbak Puni yang membersihkannya!" seru Gibran.

Irana pun menghentikan kegiatannya tetapi ia tidak membalikan tubuhnya untuk saling berhadapan dengan Gibran.

"Jangan pikirkan ucapan Syaila. Dia memang selalu asal bicara." Masih dengan lembut Gibran mengatakan semua hal yang baginya harus diucapkan.

Irana yang masih bersikukuh enggan membalikan tubuhnya. Dia mencoba untuk menghapus air matanya.

"Irana?" panggil Gibran dengan lembut.

Lelaki itu masih tetap dalam prinsipnya. Dia tidak pernah me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status