"Ibu, tolong jangan mengatai Audrey seperti itu, dia nggak seperti yang kamu katakan." Saat mendengar ibunya menghina Audrey, Christian langsung membelanya tanpa ragu. Di mata Christian, Audrey yang telah menemaninya ketika dia hidup dalam kesulitan. Audrey adalah gadis yang sangat baik hati, optimis, dan yang paling cantik yang pernah Christian temui. Jadi, Christian tidak akan mengizinkan siapa pun merendahkan Audrey di hadapannya.Setelah menatap Vivi dengan tatapan kecewa, Christian pun berbalik dan hendak keluar. Melihat hal itu, Vivi langsung bergerak maju dan hendak menghentikannya. Akan tetapi, Christian sama sekali tidak menggubrisnya dan langsung menepis tangan Vivi.Vivi merasa sangat emosi. Apakah ini namanya anak durhaka yang lebih memilih pacar dibandingkan orang tua?Akhirnya, Vivi langsung memanggil pengawal di rumah untuk menahan Christian dan berkata, "Karena kamu begitu keras kepala, kalau begitu tinggallah di rumah dan jangan keluar lagi! Renungkan semua ini dengan
Audrey sama sekali tidak menyadari keanehan sopir itu. Dia hanya berpikir tentang bagaimana menjelaskan hubungan rumit antara dirinya dengan Christian dan Zayden kepada Timothy. Saat ini, mobil melaju dengan pelan. Audrey yang terlalu fokus pada pikirannya sama sekali tidak memperhatikan situasi di luar. Ketika dia mulai tersadar, Audrey menyadari mobil yang ditumpanginya ini tanpa sadar sedang melaju di pusat kota. Keluarga Moore telah mengalokasikan sebidang tanah di pinggiran kota karena Timothy menyukai tempat yang tenang. Jadi, jelas sekali mereka sedang pergi ke arah yang berlawanan! Audrey sontak memiliki firasat buruk dalam hatinya, tetapi dia memaksa dirinya untuk tetap tenang dan berkata, "Pak, apa kamu salah arah? Bukankah kita mau ke Kediaman Moore?"Sopir itu seketika menginjak rem dan menghentikan mobilnya sambil berkata, "Benar, kita sudah sampai."Sebelum Audrey sempat meresponsnya, sopir itu sudah turun dari mobil, lalu membuka pintu mobil dari sisi yang lain dan men
"Astaga, wanita ini kelihatan seperti orang baik, nggak disangka dia bisa melakukan hal seperti ini. Benar-benar menjijikkan sekali! Aku rasa ibu dari pria itu pasti sudah terdesak sampai nggak tahan untuk mengekspos keburukannya ini!""Dilihat dari penampilannya, dia seharusnya sudah terbiasa berbuat seperti itu. Sekarang, dia memang pantas ditangkap dan diekspos ke publik!""Benar. Orang seperti ini memang harus dikecam oleh semua orang, supaya dia nggak membuat masalah lagi!"Sekelompok orang yang menonton itu langsung berpihak kepada Vivi setelah mendengarkan keluhannya yang menyedihkan itu. Mereka merasa bahwa memang Audrey yang tidak tahu malu sehingga terus menghinanya tanpa henti. Berbagai suara kecaman dan komentar buruk terus terdengar sehingga membuat mental Audrey hampir hancur."Aku nggak melakukannya! Bukan aku!" ucap Audrey yang berusaha untuk menjelaskan, tetapi suaranya terdengar sangat lemah.Dia sama sekali tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini. Jika dia m
Lantaran jumlah orang yang begitu banyak, setiap orang yang bertindak itu merasa yakin bahwa mereka tidak akan dihukum jika semua dilakukan bersama-sama. Jadi, tidak ada satu pun dari mereka yang mundur."Nggak disangka wanita ini bukan hanya nggak tahu malu, tapi juga sangat sombong.""Cepat, telanjangi dia! Aku mau lihat, apakah dia masih berani bersikap centil untuk menggoda suami orang lain!"Begitu perkataan ini terdengar, seseorang langsung bersorak menyetujui perkataan tersebut. Orang-orang itu terdiri dari wanita paruh baya yang suka bergosip dan juga ibu rumah tangga."Pergi kalian!" Audrey berusaha berjuang dan mengayunkan tangannya dengan asal-asalan, tetapi dia tetap tidak bisa melawan begitu banyak orang.Audrey ingin mengeluarkan ponselnya untuk lapor polisi, tetapi dia mendadak teringat bahwa ponselnya sejak awal sudah disita oleh Zayden. Saat ini, dia sama sekali tidak punya cara untuk menghubungi siapa pun.Audrey pun mulai kebingungan, apa yang harus dia lakukan?Saat
Begitu teringat bahwa Audrey sedang dicemooh oleh orang-orang dengan perkataan yang sangat buruk sekarang, hati Christian merasa sangat tersayat. Audrey hanya seorang gadis biasa, bagaimana dia bisa menerima perlakuan kejam seperti ini? Christian berpikir bahwa dia harus keluar untuk membantu Audrey!Melihat orang di luar tidak menggubrisnya, Christian langsung mengambil kursi di samping dan melemparkannya ke arah pintu. Namun, pintu itu tetap tidak terpengaruh dan tidak ada tanda-tanda akan terbuka.Di sisi lain, Vivi yang sudah tiba di rumah seusai menyelesaikan urusannya langsung mendengar suara Christian memecahkan barang secara gila-gilaan di dalam kamar. Dia sontak terkejut, tetapi juga merasa sangat puas. Dari keadaan Christian yang menggila itu, dia bisa mengetahui betapa pentingnya Audrey dalam hati anaknya. Vivi pun merasa bahwa dia telah melakukan keputusan yang bijak."Christian, kamu jangan buang-buang energi lagi. Aku nggak akan membiarkanmu keluar," kata Vivi."Ibu, aku
Semua tulisan itu hanya berputar-putar di kepala Zayden dan dia sama sekali tidak bisa memusatkan pikirannya. Zayden pun mengumpat dalam hatinya, lalu melempar pulpen ke meja dengan sangat emosi. Kemudian, dia melonggarkan dasinya, berdiri, dan keluar untuk mencari udara segar. Setibanya di luar, beberapa anak magang yang baru saja datang mulai bergosip dengan suara pelan."Apa kalian sudah lihat video itu? Aku merasa wanita di dalam video itu sangat familier.""Bukankah dia adalah karyawan yang kerja di perusahaan kita dulu? Aku lupa namanya.""Namanya Audrey, tapi waktu itu aku melihat dia seperti gadis baik-baik. Nggak kusangka dia bisa melakukan hal seperti ini. Benar-benar nggak bisa menilai orang dari penampilannya.""Tapi, dia tampak sangat sengsara sekarang. Kurasa, dia mungkin nggak bisa tinggal di Slastin lagi. Kalau hal itu terjadi padaku, aku mungkin akan bunuh diri."Awalnya, Zayden tidak peduli dengan gosip yang dibicarakan beberapa karyawan itu. Namun, begitu mendengar
Zayden masuk ke dalam mobilnya, lalu menginjak pedal gas dengan kuat. Mobilnya pun melaju dengan kecepatan tinggi dan meninggalkan perusahaan. Meskipun mobilnya sudah melaju dengan sangat cepat, Zayden tetap terlihat cemas dan menatap jalan dengan fokus. Dia pun berharap tidak terjadi apa pun kepada Audrey sampai dia tiba di sana.…Setelah diserang oleh sekelompok orang, pada akhirnya Audrey tidak punya pilihan lain selain bersembunyi di bawah sebuah kursi panjang di taman. Dia mengaitkan tangan dan kakinya dengan erat di kaki kursi untuk mencegah orang-orang itu menariknya keluar. Melihat Audrey bersembunyi di tempat seperti itu, sekelompok orang yang menonton perlahan mulai bosan dan akhirnya bubar. Meskipun semua orang telah pergi, Audrey tetap tidak berani bergerak dan hanya menatap ke depan dengan pandangan yang kosong. Baginya, tempat ini adalah tempat paling aman untuknya saat ini. Ketika melihat ada seorang wanita yang meringkuk di tempat seperti itu, beberapa pejalan kaki ya
Sorot mata Zayden tampak terkejut. Saat ini, dia akhirnya mengetahui bahwa ada yang tidak beres pada Audrey. Meskipun Audrey seolah-olah sedang menatapnya, kedua mata Audrey justru terlihat sangat kosong dan hanya mencerminkan bayangan tubuh Zayden. Audrey sama sekali tidak melihat dirinya!Di sisi lain, Audrey juga tidak tahu apa yang telah terjadi. Begitu bau darah terasa di mulutnya, dia seperti memiliki dorongan untuk mati bersama orang tersebut. Saat memikirkan hal itu, Audrey menambah kekuatan gigitan di mulutnya. Zayden bahkan bisa merasakan dengan jelas gigi taring Audrey telah menusuk kulitnya sehingga menyebabkan rasa sakit yang tajam.Pada saat ini, Zayden juga tidak memedulikan semua hal itu lagi. Saat melihat tampilan Audrey yang begitu aneh ini, Zayden hanya bisa mengulurkan tangannya yang lain dengan tidak berdaya. Kemudian, dia menutup mata Audrey dan berkata, "Audrey, sadarlah sedikit. Sekarang tidak ada siapa pun yang berani berbuat apa pun kepadamu lagi. Lepaskan tan