Share

130 Perkumpulan Dadakan

“Selamat siang, ada yang bisa dibantu?” Dari balik meja konter, Ira menyapa ramah.

“Bennedict Soren ada?”

Tanpa terkesan terang-terangan, Ira memindai penampilan wanita yang datang ke kantor mereka. Warna kulitnya yang medium tan terlihat mulus dan eksotis di saat bersamaan. Crop top biru elektrik dan rok mini hitam berbahan kulit memperlihatkan tubuh dengan dada dan bokong sintal yang berbanding terbalik dari pinggang sekecil bambu milik perempuan itu.

“Maaf, apa sudah ada appointment sebelumnya?”

“Belum,” sahutnya datar dan dingin.

Mungkin wanita muda di depannya ingin konsultasi mengenai pembangunan rumah atau kafe. Tetapi Ira tetap perlu bertanya karena biasanya klien yang datang lebih dulu ditangani oleh bagian marketing. “Mohon tunggu sebentar ya, Bu. Nanti tim marketing kami akan mengantar Ibu ke ruangan meeting.”

Baru saja Ira mengangkat gagang telepon, tetapi wanita yang berdiri di depan meja konternya menyela, “Tunggu, tim marketing? Nggak denger tadi gue bilang apa? Gu
Lunetha Lu

Setiap kali nulia bagian yang menuju ibunya Cantika, aku bahkan ikutan tegang. Perutku terasa diaduk-aduk. Entah gimana aku jadi ikut ngerasain gugup yang sama kayak Cantika dan Olin. Mungkin karena aku bikin karakter Arita antagonis yang terlalu pedas mulutnya. Bahkan setiap nulis dialog-dialog yang diucapkan Arita, jantungku kayak mau jatuh ke perut saking fokusnya ngebayangin adegan perdebatan mereka. Hahah ....

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status