Share

41. Putusin Erik Saja

Kaki Sean tertekuk, mencoba menyesuaikan tinggi dari wanita yang sedang duduk di kursi roda di depannya.

Hati Sean bergemuruh. Terakhir kali dia melihat Mamanya waktu masih kecil. Sean ingat betul dulu rambut Mama dulu pendek, hanya sebahu. Tapi kini rambut Mama sudah panjang. Kecantikannya tidak luntur sama sekali meskipun Mama yang sekarang terlihat agak kurusan. Sebelum ke sini April sudah merias Mamanya Sean supaya terlihat segar dan ayu.

"Mama... Ini beneran Mama?"

Tangan Sean terulur mengusap pipi mamanya, hatinya masih bertanya-tanya apakah ini semua nyata?

Jika ini semua mimpi, tolong hentikan waktu di dunia ini meski sekejab.

"Mama...." ucap Sean terdengar getir. Tercekat hilang di penghujung suara.

Semua ini sulit diungkapkan dengan kata-kata. Ibunya, yang dulu dibawa paksa oleh orang-orang berbaju hitam ketika Sean pulang dari sekolah, kini berada di depannya lagi. Padahal sudah puluhan tahun Sean mencari.

"Tante... Ini Sea

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status