Share

Angkat Teleponku!

Maaf kalau ada typo, karena typo adalah manusiawi ahaaayyyy...

Sepanjang perjalanan hening. Aku lebih suka mengalihkan pandanganku ke luar jendela, membiarkan hembusan angin menyapa lembut pipiku. Kututup mata menikmati sejuknya suasana ini sambil menenangkan diri, berujar beberapa kali bahwa perjalanan ini pasti baik-baik saja. Secara tiba-tiba aku merasa seperti Dejavu. Membuat Ingatan buruk itu terputar begitu saja.

Bukan hanya tentang Reza yang menculik aku, tapi ketika aku melihat raut wajah Akang yang menahan sakit hati atas perselingkuhan yang pernah aku lakukan.

Itu jauh lebih menyakitkan dari pukulan Reza saat menculikku.

Hal yang sebenernya ingin aku lupakan adalah wajah kecewa akang saat itu. Huftt, aku memang payah.

"Udah sampai." Sekian lama memejamkan mata, aku disadarkan oleh interupsi Reza yang berkata kalau kita udah sampai. Yah, setidaknya aku aman hari ini, selamat sampai tujuan.

"Makasih banyak ya Pak Reza."

"Iya sama-sama ibu Reynata."

"Kalau gitu saya turun ya!"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status