"Aku sudah sampai, Sayang."Xander langsung menghubungi Sena begitu ia tiba di luar negeri. Sena yang saat itu sudah ada di kantornya pun tersenyum menatap Xander melalui panggilan video call itu. "Syukurlah kau sudah sampai." "Kpau sudah di kantor?" "Hmm, aku sudah di kantor." Sena mengarahkan
"Selamat malam, Xander!" "Selamat malam, Pak Johnson!" "Senang melihatmu di sini." "Aku juga, Pak. Selamat sekali lagi untuk perusahaanmu!"Xander bersalaman dengan Pak Johnson, salah satu rekan bisnisnya yang sudah cukup akrab dengannya. Bahkan Pak Johnson sudah menganggap Xander seperti anaknya
Jantung Eleanor masih berdebar kencang dan ia tidak menyangka menatap seorang pria bisa membuat debar jantungnya sampai seperti ini. Namun, pria di hadapannya begitu istimewa dengan garis wajah yang begitu sempurna tanpa cela. Eleanor pun menatap pria itu dengan intens dengan bibir yang terbuka men
Sena mengunyah makanannya dengan tidak semangat. Entah mengapa malam ini ia merasa begitu kesepian. "Bik Arta, temani aku di sini," panggil Sena. Bik Arta pun tersenyum dan menemani Sena. "Ada apa, Sena? Apa kau sudah merindukan Xander?" "Hmm, begini rasanya sendirian di rumah besar ini. Sejak me
"Apa Ayah tidak akan bertemu lagi dengan Xander? Bukankah kalian harus membicarakan tentang bisnis?" tanya Eleanor yang menghampiri ayahnya ke ruang kerjanya dua hari kemudian. Eleanor begitu penasaran karena sejak pesta malam itu, Johnson belum bertemu Xander lagi, padahal Eleanor sudah berharap J
"Benarkah kau akan pulang, Andrew?" Sena memekik senang saat ia dan Xander melakukan video call dengan Andrew pagi itu. "Ya, Sena, aku akan segera pulang.""Kami sudah merindukanmu, Andrew. Aku bangga sekali mendengar apa saja yang sudah kau lakukan di Paris. Kau sudah sangat dewasa dan matang sek
Eleanor masih terdiam di tempatnya. Sungguh, wanita yang ia lihat duduk di samping Xander saat ini adalah wanita yang sangat berbeda dengan bayangannya. Saat ia membayangkan akan bertemu dengan wanita dengan dandanan seperti dirinya, atau minimal seperti sosialita berkelas pada umumnya, karena Xand
"Kau lihat kan istrinya, Zara? Ternyata dia sama sekali tidak cantik. Maksudku ya awalnya memang terlihat cantik tapi kemudian biasa saja," seru Eleanor saat mereka sudah ada di dalam mobil di perjalanan pulang. Zara yang mendengarnya hanya mengangkat bahunya ringan. "Well, sebenarnya aku setuju.