“Aku hanya ingin bertemu malaikat dan bertanya bagaimana kabar ibuku!” jerit Kaliya masih dengan tubuh gemetarnya menatap balik Duke Gree. Bocah kecil itu terlihat sangat berani.
“Kau anak nakal! Siapa yang menyuruhmu membantah omongan orang tua!” bentak Mathilda hendak memukul Kaliya. Tapi tangannya yang sudah berayun tinggi di atas kepalanya itu tahan oleh Amanda.
“Hentikan! Aku akan menghukum kalian jika menggunakan kekerasan pada anak kecil!” ancam Amanda. Kilat tajam di manik ungunya mirip seperti tatapan Illarion, suatu hal yang Amanda contoh dari suaminya.
Duke Gree dan istrinya langsung membeku, tak menyangka istri Kaisar Hitam yang terlihat lembut dan sopan memiliki karakter tegas seperti ini.
Kaliya langsung berlari ke arah Amanda. Duke Gree dan istrinya te
Terima kasih telah membaca. Dukung penulis dengan VOTE novel ini ya ^^
Pasangan suami istri Gree itu saling tatap. Selama ini mereka memang tak terlalu mengurus gadis kecil itu, semua mereka serahkan pada pelayan. Mengabaikan tugas mereka yang seharusnya menjadi pengganti orang tua untuk Kaliya. “Ka-kami tidak berani jika Kaisar Hitam mengetahui hal ini, Amanda. Maaf kami menutupinya darimu. Sebenarnya ketika Putri Hera meminta kami menjadi keluarga pura-puramu, kami sedikit bimbang karena gosip miring mengenai putri kami yang hamil diluar nikah, hal itu bisa memuat buruk citra Anda. Tapi begitu tahu Max merupakan putra Kaisar Hitam yang hanya berbeda setahun dengan umur Kaliya, kami pikir ini adalah kesempatan baik untuk memperbaiki nama mendiang anak kami. Putriku dikenal sebagai wanita yang hamil diluar nikah karena Kaisar Hitam itu lebih baik ketimbang hamil karena seorang putra pengkhianat Anarka, anak Duke Alantoin,” tutur Duke Gree terlihat risau.
Dua hari kemudian jamuan minum teh diadakan di kediaman Duke Gree. Hanya para wanita bangsawan yang diundang pada pesta itu. “Ini sangat langka Duchess Gree mengundang kita ke kediamannya setelah sekian lama,” bisik Countess Agata pada wanita yang duduk di sampingnya. “Apakah kali ini ia akan memperkenalkan anaknya yang sakit-sakitan itu? Kudengar Vivian Gree juga hamil diluar nikah, ia begitu dikekang oleh orang tuanya tapi juga begitu nakal,” balas Marchiones Eilis. Sebuah deheman pelan menghentikan bisik-bisik riuh rendah dari para tamu yang sekarang berkumpul di sebuah meja berbentuk oval di kebun belakang mansion. Sumber suara berasal dari Mathilda Gree. Semua tamu spontan berdiri. “Duchess Gree,” sambut mereka dengan senyum merekah. Namun semua berdiri terpaku
“Apa?” gumam semua tamu yang hadir. Tidak menyangka penguasa Anarka akan menghadiri pesta minum teh kecil ini. Walau sekelas bangsawan Duke dan Thomas Gree merupakan orang kepercayaan dari Kaisar Hitam tapi mendatangi acara jamuan minum teh kecil seperti ini selain suami sang pemilik acara, biasanya merupakan seseorang yang memiliki hubungan intim dengan penjamu pesta. “Kaisar Hitam ke sini, apa di antara nona-nona bangsawan ini ada yang menarik hati sang penguasa?” tanya Countess Synera begitu penasaran. Hubungan romantis antara para bangsawan adalah hal yang sangat menarik untuk digosipkan kala itu, apalagi semakin tinggi kasta bangsawan tersebut. Dan sekarang Kaisar Hitam mengenakan setelan maroon gelap menapaki jalan setapak menuju tempat diadakannya pesta. Membuat jantung para puan bangsawan itu berdegup kencang.
“Max!” panggil Amanda gugup, ia terkejut dan tampak malu ketika kepergok bocah lelaki itu dan Virginiana tengah berciuman. “Kau terlalu cepat sepuluh tahun untuk melukaiku bocah kecil,” ucap Illarion sedikit kesal karena pagutannya dengan bibir cherry itu terlepas. “Apa yang ia lakukan? Mencuri napas ibu lagi?” tanya Max tak paham, baginya ciuman itu hanya sekilas di pipi dan kening. Bukan di bibir terlebih ibunya terlihat seakan kehabisan napas. Wajah Amanda sudah merah padam sedangkan Illarion kembali tertawa keras mendengar pertanyaan dari Max. "Maafkan aku, napas ibumu terasa sangat nikmat," ujar Illarion setelah puas tertawa, yang diakhiri dengan pukulan pelan ditangannya oleh Amanda. Seseorang di belakang Ma
‘Harusnya aku menyuruh orang untuk menjemputnya,’ batin Illarion sambil mencari-cari Amanda di antara ratusan tamu undangan yang hadir. Hingga lengkungan di wajahnya terbentuk lebar ketika melihat sosok berkulit seputih salju melewati pintu masuk utama aula tempat diadakan pesta dansa itu. Semua mata kembali mengikuti arah langkah Illarion Black sembari berdecak kagum melihat kesempurnaan fisik milik pemimpin pasukan paling mematikan di seantero Benua Hitam itu, hingga napas mereka tertahan ketika Kaisar Hitam berlutut di hadapan seorang wanita. “Siapa dia?” “Kudengar ia putri Duke Gree, bukannya ia sakit-sakitan dan memiliki anak diluar nikah?” Pertanyaan demi pertanyaan terus bergulir dalam nada rendah tak berani meny
Ancaman Illarion barusan membuat Putri Hera tercekat, matanya yang berkaca-kaca akibat tamparan di pipi barusan masih menatap tajam adik tirinya itu.“Tuan? Putri Hera?” panggilan lembut dari arah belakang Illarion Black memecahkan suasana tegang diantara dua kakak beradik lain ibu itu.Putri Hera langsung balik berlalu tanpa pamit pada Amanda sambil memegang pipinya yang memerah.“Putri Hera,” panggil Amanda pelan, kemudian balik menatap Illarion. “Putri tidak apa-apa?”Illarion kembali tersenyum manis dihadapan istrinya. “Ia tidak apa-apa, sepertinya kakakku terlalu mabuk di pesta dansa barusan.”Amanda menggumam pelan. “Aku akan membuatkan teh pereda pengar untuknya.”Namun, Illarion malah menggendong ala pengantin si gadis berkulit pucat yang sekarang mengenakan pakaian dengan warna senada rambutnya itu. Sama-sama merah muda.“Tak perlu, biarkan para pelayan yang mengurusnya. Malam ini kau hanya perlu mengurus diriku saja,” ti
Wajah Putri Hera langsung pucat pasi. “Tentu saja warna musim semi itu yang paling pas seperti warna daun yang berguguran,” ujar Amanda sambil tersenyum dan menepuk lengan kakak iparnya itu.“Ah iya ten-tentu saja,” balas Putri Hera dengan senyum kaku.“Kami membahas warna gaun yang pas di musim semi, Tuan.”“Oh,” gumam Illarion kemudian naik ke dalam kereta kuda itu. “Kakakku akan berhenti di Istana Utama, ia akan tinggal sementara waktu di sana untuk mempersiapkan pesta pernikahan kita,” jelas Illarion pada Amanda.“Ah! Terima kasih, Putri Hera. Kuharap aku tidak merepotkanmu.”“Oh tentu saja tidak, aku senang akhirnya melakukan ini setelah sepuluh tahun menanti pernikahan kaisar,” balas Putri Hera tampak tertawa. Tapi hal itu malah membuat Amanda menautkan keningnya. ‘Kenapa Putri Hera terlihat sangat tidak nyaman di sebelah adiknya sendiri?’Akhirnya Amanda White dan Illarion Black sampai di is
Mata ungu Amanda langsung terbelalak mendengar nama itu. Karak adalah nama pria yang meracuni Illarion saat pesta dansa di ulang tahun baginda Raja Abraham dahulu. Saat itulah mereka bertemu Galela dan Balton yang menyelamatkan Illarion dan memberikan penawar racun itu.‘Apa karena itu, Illarion menyiksa pria ini? Karena ia pernah diracuni olehnya?’“Kau sepertinya mengenalku?” tebak Karak sembari menyipitkan matanya. Rantai-rantai di punggungnya ikut berderak. “Ah kemampuanku memang luar biasa.”‘Aku tak perlu ikut campur hal ini, sebaiknya aku pergi saja.’“Hei, apa kau tak menyimpan dendam pada pria itu?”Amanda yang bersiap balik kembali menghentikan langkahnya. “Karena?”“Mengorbankanmu.”“Apa maksudmu?” tanya Amanda.Karak kembali terkekeh pelan sebelum menjawab pertanyaan Amanda. “Kau kira siapa yang meracuni Raja? Raja terdahulu.”“Ha?” gumam Amanda tampak bingung. ‘Selama ini aku memang penasar