Share

XLIII

Gadis itu belum sempat menutup matanya, hingga ia bisa melihat dengan jelas anak panah itu siap menghujam dirinya. ‘Apakah ini akhir hidupku?’

Illarion memecah dua anak panah itu tepat di depan netra amethyst Amanda. 

Trak!

Anak panah yang terbelah menjadi dua jatuh begitu saja di atas tanah. Bersamaan dengan hilangnya penerangan di taman itu, keadaan hening seketika. Illarion mematikan pencahayaan dengan cara memotong sumbu-sumbu obor di sekitar mereka dengan sekali sabetan pedang. 

Amanda menahan napas, kepalanya yang bersandar tepat di dada bidang Illarion bisa mendengar detak jantung milik pria itu. ‘Begitu tenang, apa ia biasa menghadapi situasi seperti ini?’ Kontras dengan jantung milik Amanda, seolah organnya yang satu itu ingin melompat keluar dari

missingty

Dukung penulis dengan VOTE dan bintang 5 ya ⭐⭐⭐⭐⭐

| 4
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Kasmariah Kadir
bgmn nasib illarion dan Amanda?...
goodnovel comment avatar
Ari
hmmm kasian nasib dya manusia yg tidak jelas harus tangguh dengan daya sendiri
goodnovel comment avatar
Diana Budiono
sedih liat pangeran terluka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status