Kami tiba di Seoul dan aku langsung sibuk dengan pekerjaanku. Sebentar lagi jadwal release album Lea, aku sudah bilang kepadanya… aku mungkin hanya akan memproduseri Lea, aku sudah memberikan banyak ide dan lagu untuk sang big boss, terserah ia mau memberikannya kepada siapa.Pada awalnya aku hanya memproduseri dan melakukan urusan promosi untuk konser dan road tour.. tapi pada kenyataannya urusan debut dan materi yang akan ditampilkan aku juga yang mengurus, walau tak sepenuhnya. Aku membantu sebisaku, dan akhirnya sang pengantin baru perempuan itu duduk cemberut di atas kasur apartemenku. Ia beberapa kali merengek ingin ikut ke kantor dengan harapan bertemu GD, dan syukurnya ia sampai sekarang belum berhasil. Kemarin aku mengajaknya perdana ke kantor, aku harus dengan sangat buru-buru menyelesaikan pekerjaanku karena aku tahu Fay menungguku di bawah. Aku bilang kalau ia hanya sepupuku… dan aku sudah memintanya tak mengakui re pernikahan kami. Ia setuju dengan meng
"Rasa ini membunuhku!" Adakan lagu judul seperti itu? Ya itu tepat apa yang terjadi padaku saat ini!"But... wait... wait, aku kan ga pernah cinta sama Ben! Aki-aki sok ganteng yang dijododhin papi untukku? Iya... Ngapain banget aku sakit hati? Hello...? Aku selalu dikerubungi cowok kece... Ga akan abis cowok ngantri kalau aku buka lowongan pacar!" Monologku di depan cermin.Kusempurnakan riasanku, aku akan kembali ke ruangan karaoke itu dan jadi diriku sendiri. Get Wild!"Sorry... aku baru dari toilet!" Ucapku sok asik dan sok cool memasuki ruangan itu.Sepertinya saat ini giliran Tuan Su Min yang bernyanyi, karena ia memegang buku panduan untuk memilih lagu."Ya ampun... kita bahkan ga tau kalau kamu ga ada di sini!" Jawab Lea ketawa cekikikan, jemari kukunya berwarna shocking pink bertengger mesra di bahu Ben."Bodo Amat!" Ucapku tak bersuara, "Aku mau duet doong!" Kuhampiri Tuan Su Mi
Aku dan Ben berada di mobil dalam perjalanan pulang. Ben diam tak berkomentar dengan kejadian tadi, akupun juga diam berusaha tak terpengaruh. Kukeluarkan ponsel dan mencari kontak Evan, sahabatku yang berparas mirip sedikit dengan Clark Kent."Evan.." Ketikku.Satu menit berselang, kulihat nomor Evan aktif dan sedang mengetik balasan."Yo girl... sssuuuuppppp?!" Membaca jawabannya aku tersenyum sendiri, ah... manusia ajaib ini berhasil membuatku lupa dengan ketragisan hidupku. Aku kesal, aku marah.. aku ingin menyudahi saja pernikahan sialan ini. Beruntung ia belum melakukan apapun denganku. Kalau memang ia tak mau menjamahku... dan masih mau berpacaran dengan idol itu.. ngapain dia mau dinikahin sama aku?"Evan, I need your help! Aku butuh pengacara untuk mengurus perceraianku, cari yang paling bagus! Aku ada di Seoul, segera!!" Ketikku cepat membalas."Whattttt! Kau harus menjelaskannya padaku Babe! Ok wait
Fay berdiam diri dan mengurung dirinya di kamar. Selama ini aku memilih tidur di ruang kerjaku. Leherku sakit dan kepalaku rasanya mau meledak. Akupun bingung dengan istriku, ia marah karena Lea mengaku sedang dekat denganku. Lalu ia meminta cerai, apa ia cemburu? Yang jelas aku tak akan menyetujui keinginannya itu.Aku tak akan menceraikannya... aku tak mau ibuku kecewa dan menangis lagi... ditambah aku sudah merasakan getaran aneh saat melihat wajahnya, senyumnya.Aku tadi sudah mengatakannya kepadanya.. bahwa aku menolak pengajuan cerai dari pengacara sahabatnya yang berada di Australia. Apa yang bisa kulakukan untuk mengatasi masalah ini? Sedangkan sebentar lagi aku akan mulai sibuk mengurus persiapan road show Lea. Urusan ini harus diselesaikan. Apakah... hmm aku berpikir sebuah penyelesaian yang seharusnya sudah kulakukan sejak awal menikahinya. Aku ini memang terkadang sangat bodoh! Bodo
Aku bangun pagi dan membersihkan diri. Kulihat Fay masih tertidur. Aku bangkit dan membersihkan diriku. Sesudahnya aku membangunkan Fay.Aku menggoyang bahunya. Ia tak bangun juga."Fay..." Aku memanggilnya dengan suara yang agak kencang.Aku masih menggoyang bahunya. Ia bergerak dengan memincingkan wajahnya. Ia terlihat kesakitan."Apa?" Jawabnya dengan suara serak."Bangun! Subuh!" Ucapku memperhatikan lehernya yang memiliki beberapa noda memerah, hasil karyaku semalam. Aku membangunkannya lagi tengah malam.. dan mengulangi kegiatan intim kami. Ia tak menolak dan hanya diam, ada sebuah air mata yang menetes lagi setelahnya. Aku hanya diam dan memandangi posturnya yang polos dan sekali lagi memuaskanku."Ehh..." Balasnya dengan suara serak."Ayo aku tunggu, solat berjamaah!" Ucapku.Fay berusaha bangun, dahinya
Aku bekerja seperti biasa, rapat sudah selesai kuhadiri. Ada beberapa pertanyaan mengenai daerah mana saja yang akan dilalui road-show Lea, karena kami membutuhkan daerah yang strategis yang bisa memudahkan para penggemar untuk datang. Untuk saat ini kami hanya memutuskan mengadakan di lima tempat...tempat-tempat dengan banyak fan-base Lea dan girlgroupnya yang dulu, diantaranya; Seoul, Tokyo, Beijing, Busan dan Daegu.Aku juga menyampaikan mengenai ada sebuah brand yang menginginkan Lea sebagai brand ambassador, sebuah produk sabun mandi dan perawatan tubuh. Eksekusi road show kurang lebih akan dimulai bulan depan, aku sudah memiliki channel para klien yang mau mensponsori road show ini, dan selama persiapan road show, Lea akn menghadiri beberapa reality show mentereng di negeri gingseng ini.Mr. Yang tak membahas mengenai love-line yang ia bahas denganku tadi. Aku juga tak mau memikirkannya lebih lanjut...semo
Malamnya sekitar jam tujuh Fay akhirnya sadar, wajahnya tak terlalu pucat walau bibirnya sangat kering. Saat ia membuka amata, aku langsung menyodorkan air untuk ia minum. Walau dengan wajah penuh tanya...ia meminumnya."Kau baik-baik saja?" Tanyaku akhirnya."Aku mau cerai!" Ucapnya dengan tegas."Fay ...""Aku mau cerai pokonya!" Ulangnya lebih tegas. Ia baru bangun dan kalimat pertama yang ia ucapkan adalah permintaan cerai?"Kenapa? Sudahlah...aku pulihkan dulu tubuhmu...nanti kita bicarakan lagi." Balasku akhirnya. Mungkin Fay belum terlalu sadar.. aku harus menjadi orang yang lebih sabar.Ia mendengus kesal dan memalingkan wajahnya membelakangiku. Entah apa yang kubuat salah dengannya.Perawat datang membawakan makan malam, yang dengan susah payah akhirnya ia habiskan. Sepertinya Fay menelan dengan kesulitan. Aku tahu rasanya makanan rumah sakit...dan ia te
Fay sudah bisa pulang dan ia bilang bisa sendiri di rumah. Justru ia yang memintaku untuk pergi kerja. Aku sekarang berada di Incheon di sebuah gedung tinggi dan membicarakan usulan sponsorship untuk road show Lea.“Tuan Jae…Selamat pagi.” Sapaku kepada pimpinan tertinggi perusahaan ini, yang juga kebetulan adalah salah satu sahabat lamaku waktu kuliah. Perusahaanya adalah salah satu perusahaan terbesar dairy goods, perusahaan yang memproduksi semua olahan susu dan keju. Brand susu miliknya adalah brand susu kemasan nomor satu se Korea Selatan. Seorang pebisnis sukses yang masih ingat dengan sahabat lamanya sewaktu kuliah.“Ben..kau masih sangat kaku. Bagaimana dengan kehidupanmu..aku tak menyangka bos property sepertimu akan jadi seorang produser artis di Seoul.” Ucapnya memukul bahuku pelan.“Ha…ini passionku. Bisnis propertiku diurus oleh anak buahku…hanya pada saat tertent