"Jangan pernah berani ancam-mengancam gue lagi, Gery. Dua bulan lagi utang elo akan lunas dan elo akan bebas dari jeratan Frans." Gerald berucap dengan tegas. Melarang Gery menemui Jason karena semua urusannya akan segera selesai oleh Kayla setelah perempuan itu dapat uang yang diminta Gery. "Kelamaan, Gerald. Elo mau, perempuan tercinta elo itu harus jadi mangsa Frans, karena elo gak bisa bayar utangnya?" ancamnya lagi. Gerald memijat keningnya. "Apa yang elo inginkan, Gery? Temui gue dulu. Kita bicarakan ini baik-baik." "Baik-baik kata elo? Gerald! Elo udah ambil Sandra dengan cara yang licik, Gerald. Dan elo mau selesaikan ini dengan cara baik-baik? Nggak akan pernah!" Gery tidak akan pernah mau menyelesaikan ini dengan cara baik-baik. "Video ini nggak akan gue sebar dulu sebelum negosiasi dengan bokap elo." Gery menutup panggilan tersebut setelah memberi tahu bila dirinya tidak akan menyebarluaskan video yang dia dapatkan dan kini menjadi senjata
“Kak?” Sandra sudah pulang ke rumah. Ia melihat Kinara dan Nicko tengah duduk di depan teras menunggunya pulang. “Kinara. Nicko.” Sandra menghampiri kedua pasangan itu. “Sudah lama, di sini? Tahu dari Mommy, kalau aku di sini?” Kinara menganggukkan kepalanya. “Kak Gerald ke mana, Kak? Kenapa nomornya nggak aktif? Di kampus juga nggak ada kata Joseph.” Sandra menggeleng dengan pelan. “Aku tidak tahu pastinya dia ke mana, Kinara. Tapi, kalau dari ucapan Pak Kuncoro, papa kamu akan membawa Gerald.” “Nggak, nggak, nggak. Enak aja main bawa-bawa.” Kinara menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak setuju dengan keputusan Jason yang akan membawa Gerald pergi jauh. Sandra mengusapi lengan Kinara dengan lembut. “Kita masuk dulu, yuk! Jangan ngobrol di sini.” Sandra mempersilakan Kinara dan Nicko masuk ke dalam rumahnya. “Sandra. Gerald nggak akan mau menuruti perintah papanya.” Nicko tak yakin kalau Gerald akan pergi meninggalkan Sandr
“Jason! Kamu masih belum ingin menurunkan ego kamu? Masih mau membiarkan Gerald berjuang sendirian melawan Gery? Jangan mentang-mentang dia sudah buat kamu kecewa, dengan seenaknya kamu menghukum dia seperti itu!”Di pagi hari, Jason sudah diberi sarapan ocehan Kayla yang sudah dua minggu ini selalu berdebat karena Jason yang masih membiarkan Gerald berjuang seorang diri mengambil Sandra dari Gery.Jason menghela napas kasar seraya menatap Kayla yang tengah memasang wajah marahnya kepadanya.“Aku akan membantunya, kalau memang itu anak kandung Gerald. Tapi, bukan berarti mereka bisa menikah!” ucapnya santai.Kayla memutar bola matanya. “Oke! Kalau itu mau kamu!” ucapnya kemudian pergi keluar. Dengan langkah lebarnya, ia pergi meninggalkan Jason.“Kayla!” pekik Jason kemudian menjambak rambutnya. Lalu berlari mengejar Kayla yang sudah keluar dari rumah itu.“Kayla, kamu mau ke mana?”
“Mau lihat, jenis kelamin anaknya?” tanya Ramos yang tengah memeriksa kondisi janin Sandra melalui USG.“Emang udah kelihatan, Uncle?” tanya Gerald kemudian.“Sudah. Tuh! Sudah kelihatan karena usianya sudah masuk hampir lima bulan. Delapan belas minggu.” Ramos menunjunkkan kursor ke arah monitor janin yang terlihat dengan jelas.“Terus, jenis kelaminnya apa?” tanya Gerald kembali.Ramos mengulas senyumnya. “Laki-laki. Kondisinya sangat baik, walaupun tumbuh kembangnya tambahnya hanya sedikit. Minum susu ibu hamilnya jangan sehari sekali, yaa. Dua sampai tiga kali kalau bisa.”Gerald menghela napas kasar seraya menatap Sandra yang tengah menganggukkan kepalanya.“Baik, Dok.” Sandra menoleh kepada Gerald yang tengah menatapnya. “Tapi kan, janinnya sehat. Makanya jangan pergi lagi, kalau ingin bayinya sehat!” sengalnya kemudian.Gerald menyunggingkan senyum seraya menggaruk alisnya. “Iya, aku yang salah. Karena udah menghilang tanpa sebab.”Ramos menepuk bahu lelaki itu. “Sudah selesai?
Bugh!Satu hantaman keras melayang pada pipi Gery. Mata itu lantas menatap dengan sangar kepada Gery yang tengah berdiri menahan sakitnya hantaman keras oleh Frans.“Jadi, selama ini elo sembunyiin skandal istri elo sendiri dengan bocah tengil itu? Kenapa, Gery? Sengaja, supaya elo bisa punya alasan untuk menceraikan dia?” pekik Frans kepada Gery.Pria itu akhirnya mengetahui Sandra yang tengah mengandung oleh Gerald. Diberi tahu oleh salah satu anak buah Frans yang tidak sengaja melihat CCTV di ponsel Gery.“Frans. Lepaskan Sandra. Yang punya urusan itu orang tuanya. Gerald akan membayar semuanya. Jangan ambil Sandra lagi. Gue mohon. Gue udah mengabdi ke elo agar jangan ambil Sandra. Dan sekarang dia udah punya pendamping yang keluarganya memiliki segalanya.” Gery memohon kepada Frans agar jangan mengambil Sandra untuk menebus utang orang tuanya.“Di mana, si bocah gila itu? Kenapa berani banget hamilin istri orang!”“Frans. Sebenarnya elo suka apa gimana? Kenapa selalu mengincar San
Two hours before tragedy ....“Katakan, di mana elo sekarang?” pekik Gerald yang tengah menghubungi Gery. Sudah hampir setengah jam lamanya ia menunggu Gery tiba. Namun, lelaki itu tak kunjung muncul dan tidak tahu alasannya apa.“Gerald ... udah gue katakan gue nggak tahu mereka ada di man—““Ya telepon dong! Elo kan, punya nomor mereka. Baik mati di tangan elo atau Frans, bukankah kalian menginginkan itu?”Gery menghela napasnya. “Gue nggak pernah minta elo mati, Gerald,” ucapnya pelan.“Ya. Gue tahu itu. Sekarang telepon mereka. Katakan ada di mana, gue akan ke sana!” titah Gerald kepada Gery agar menghubungi anak buah Frans yang sedang mencari keberadaannya.Gery menutup panggilan tersebut karena akan menghubungi anak buah Frans yang kini sudah ada di mana.“Masih nyari Gerald?” tanya Gery dengan lemas.“Mobil sport warna hitam, kan? Dia udah ada di sini. Tepat di depan markas anak buahnya Jason. Kayaknya dia udah tahu kalau kita lagi nyari dia.”Gery menutup panggilan tersebut. K
Acara kremasi Gery sudah selesai dilaksanakan. Sandra dan Kayla kembali ke rumah setelah membawa guci berisi abu Gery dan akan dia simpan di rumah di mana ia tempati. Memeluk guci tersebut dengan tatapan kosongnya.‘Selamat jalan, Mas. Maafkan aku yang tidak pernah mencintai kamu sepenuh hatiku. Aku akan selalu mengingat semua kebaikan kamu, melupakan semua keburukan kamu. Tenang di sana. Aku janji, akan bahagia di sini,’ ucapnya dalam hati kemudian mengusap air mata yang kembali berlinang di pipinya.“Mommy ke rumah sakit lagi, yaa. Kamu ke sana saja setelah menyimpan gucinya,” ucap Kayla setelah sampai di parkiran.Sandra mengangguk. “Iya, Mom. Terima kasih sudah mau menemani aku mengurus pemakaman Gery.”Kayla memeluk Sandra dan mengusapi punggung perempuan itu dengan lembut. “Be strong, Sandra. Gerald akan menjadi suami yang baik untukmu. Sebagai pengganti Gery yang sudah mengikhlaskan kamu dengan dia.”Sandra mengangguk pelan. “Iya, Mommy. Semoga apa yang diharapkan Gery bisa ter
Jason memilih untuk menghampiri Kayla yang katanya pulang ke rumah. Khawatir perempuan itu pergi dari rumah dan tidak akan kembali lagi padanya. Dengan kecepatan penuh, lelaki itu mengendarai mobil seperti jalan itu miliknya. Dia akan mencegah Kayla yang akan memilih pergi darinya.Brak!!Jason melangkah dengan lebar menghampiri Kayla setelah tiba di rumah.“Kayla ... apa yang kamu lakukan?” Mata itu membola kala melihat Kayla memegang sebilah pisau tajam.“Aku tidak pernah meminta kamu untuk membedakan anak aku dengan anaknya Miranda! Bahkan aku selalu berusaha jadi ibu yang baik untuk mereka. Tapi, apa yang kamu lakukan pada mereka? Membuat mereka salah paham dan akhirnya membenciku juga!” pekik Kayla sembari menitikan air matanya.“Maafkan aku, Kayla. Tolong, jangan buat aku seperti ini. Aku akan melakukan apa saja untuk kalian,” ucapnya lirih.“Melakukan apa saja untuk kami demi aku atau memang karena kamu menyayangi Gerald dan Kinara? Mereka jadi korban keegoisan kamu, Jason. Leb