Share

88 Kurang romantis 2

Kini mulutku belum mampu bicara. Seperti yang ia bilang, di dadanya ada gemuruh ombak, pun aku merasakan hal yang sama. Ini bukan ombak lagi, ini seperti gempa bumi.

Rasanya wajah ini mendidih dan bakalan terlihat merah seperti tomat matang. Kami masih diam di posisi awal.

Feri mendekat. Kami masih di tempat ini. Di tempat yang indah, sejuk dan asri. Makin ia mendekat, jantungku makin berdegup kencang. Ini kacau. Aku tak bisa berlari.

Feri tersenyum. "Em-a-." Aku super gugup. Dari dalam hati pita suara ini ingin berkata kalau aku mau segera pulang. Aku ingin marah dan ajak dia pergi. Tapi kenapa sukar sekali? Lagi, aku tak dapat bicara.

"Kalau aku ingin singgah di hati kamu, gak ada alasan pria lain 'kan, Rel?"

Srttttttt!

Ia makin mendekat. Tubuh ini makin sukar bergerak. Kami saling mengunci

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status