Share

bab 13

Aku dan bapak sempat saling pandang, namun tak lama bapak menaikkan kedua bahunya, menandakan biar aku yang mengambil keputusan.

"Gimana kamu saja sil, bapak ngantuk mau tidur dulu, Tian Wak masuk ya!" bapak pamit begitu saja tanpa bertanya Ada apa dengan Septian, sepertinya bapak sudah tahu perkara kenapa Septian diusir dari rumah.

"Sil, ayolah please, kita kan sodara ya ya ya!" Septian terus memohon kepadaku, Bahkan dia tak segan untuk mengeluarkan air matanya.

Ckkk, lagi butuh aja ngaku sodara, kemarin-kemarin dia yang paling lantang menghina aku dan menghina keluargaku.

"Kayaknya nggak bisa deh Tian, kamu kan sering bilang bahwa rumahku jelek dan juga sempit dibanding rumahmu, jadi maaf aku tidak bisa menampung kamu, kenapa kamu numpang saja di rumahnya Susi?" jelas aku menolak keinginan Septian, dia salah satu orang yang paling lantang jika masalah menghina keluargaku, lagian biasanya juga kalau ada apa-apa dia minta tolongnya pada Susi.

"Ihhh Sisil, kamu jadi orang kok pedendam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status