Share

Bab 64 # Tetangga Baru

Keesokan harinya, Lara terbangun dengan perasaan yang lebih tenang. Suara kicau burung di luar membuat harinya menjadi ringan. Aroma kopi menyambut indera penciuman Lara. Sepertinya, rutinitas Mahya masih sama seperti biasa.

“Kopi?” tawar Mahya kepada Lara yang baru saja membuka mata.

“Oke,” sahut Lara sambil tersenyum kepada sahabatnya.

Mahya ikut tertawa kemudian kembali ke dapur untuk menyeduhkan Lara secangkir kopi seperti miliknya.

Perhatian dari Mahya cukup membuat Lara merasa disayangi. Ia teringat akan Melati. Entah apa kabarnya anak itu kini.

“Mahya, menurutmu, aku harus pulang ke rumah?” tanya Lara polos. Ia bahkan tidak memikirkan segala resiko yang mungkin diterima jika nekat melakukan hal seperti itu.

“TIDAK!” tolak Mahya tegas. “Menurutmu, mengapa seseorang membiarkan istrinya terikat meski baru saja melahirkan anak? Kau sudah mati, Lara. Kau harus mengingat hal itu!” pungkas Mahya. Lara hanya menelan ludah. Perkataan Mahya sama sekali tidak salah.

“Lalu, aku harus
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status