Selamat membaca❤️°°“Aku tidak sebodoh itu untuk menghancurkan apartemenku sendiri sampai seperti ini! Yang bahkan, mana mungkin aku berani untuk menyakiti diriku sendiri? Sama sekali tidak ada gunanya, Mas!”Lagi dan lagi, Damara kembali mengatakan kebohongan itu dengan sangat lancar — bahkan hanya dengan satu tarikan nafas dan emosi yang sangat menggebu-gebu, yang mana hal itu sendiri pun berhasil membuat Arka terdiam membisu, tak berani untuk berkutik. Karena fikirnya ;“Apa yang sudah Damara katakan memang sangat masuk di akal. Hanya orang bodoh yang melakukan hal seperti itu, menghancurkan fasilitasnya dan menyakiti dirinya sendiri.”“Asal kamu tahu ya, Mas! Saat ini, bukan hanya fisik aku saja yang terasa sakit akibat tamparan dan pukulan yang sudah istri kamu berikan, tetapi hati aku juga! Bayangkan saja, tadi dia sudah menghabisiku dengan kata-katanya yang begitu menyakiti hati. Kamu tahu apa? Dia bilang kalau aku adalah wanita murahan yang sudah merebut suami orang lain!”Da
Sekamat membaca❤️°°“Bagaimana, Arka? Sekarang sudah jelas, kan? Kamu sudah bisa menyimpulkan sendiri siapa yang sebenarnya sudah tega untuk membohongi kamu.”Seketika saja degupan di jantung Dahayu langsung berpacu dengan begitu cepat, suhu di tubuhnya pun langsung tinggi sehingga membuat wajah dan telinganya memanas. Takut, hanya itu yang bisa ia rasakan. Ingin mengelak? Bagaimana mungkin? Bahkan untuk membela dirinya sendiri saja sudah tidak bisa ia lakukan — jelas, karena foto itu memperlihatkan dirinya dan Rakyan, tadi, saat keduanya sedang mengobrol.“Dahayu, tolong jelaskan padaku apa maksud dari foto ini!” Arka meminta dengan bentakannya sembari menyodorkan ponsel itu — tepat di depan wajah Dahayu“Mas, foto itu tidak memiliki maksud apa-apa. Aku dan Mas Rakyan sama sekali tidak—”“Rakyan? Oh, jadi nama lelaki itu Rakyan?” potong Arka, lalu setelahnya ia kembali menarik tangan Dahayu, “Jadi begini kelakuan kamu di belakang aku? Tega sekali, tidak memiliki hati! Bisa-bisanya ka
Selamat membaca❤️°°“Kamu ingat dengan ucapanku tadi, kan? Kamu harus minta maaf dengan sungguh-sungguh, tidak perlu mengelak. Akui saja kesalahan yang sudah kamu perbuat, paham?”“Mas, harus berapa kali aku katakan? Aku benar-benar tidak melakukan hal itu. Aku tidak segila dan sebodoh itu untuk—”“Mas Arka? Dahayu? Kalian sudah datang?”Arka dan Dahayu — sekiranya itu percakapan yang terjadi di antara keduanya, sebelum pada akhirnya pintu yang ada di depan mereka terbuka — menampilkan wanita cantik yang tentunya sangat tidak asing, membuat Dahayu yang sadar akan hal itu langsung terdiam dan menundukkan kepala — merasa segan untuk menatap, walau nyatanya kekacauan yang ada saat itu bukan terjadi karenanya.“Oh, iya. Siang, Damara. Maaf kalau aku mengganggu waktu kamu,” ucap Arka dengan tegas, lalu ia meraih tangan Sang istri dan menariknya agar mendekat, “Aku sudah membawa Dahayu ke hadapan kamu untuk meminta maaf seperti apa yang sudah kamu pinta sebelumnya. Jadi aku mohon untuk ter
Selamat membaca❤️°°“Yang sebenarnya berubah itu kamu, bukan aku! Sekarang aku tanya, ada dimana sosok Arkatama yang begitu halus dan lembut saat sedang memperlakukan istrinya? Dimana lelaki bernama Arkatama yang selalu bertutur kata dengan sopan saat sedang berbicara dengan istrinya? Dimana—”“Cukup, Dahayu! Hentikan!”Suasana saat itu benar-benar semakin memanas, baik Arka maupun Dahayu — keduanya tak ada yang mau mengalah, yang bahkan tangis Dahayu juga semakin menjadi-jadi.“Astagfirullah, kenapa jadi seperti ini? Sudah-sudah, cukup! Tidak perlu diperpanjang.” Damara berusaha untuk melerai, “Sudah, ya? Aku sudah tak mempermasalahkan hal itu lagi. Aku sudah memaafkan kesalahan Dahayu.”“Kesalahan apa maksudmu, Damara? Apa kesalahan yang sudah aku perbuat padamu? Tega sekali kamu memfitnah aku sampai seperti itu. Dasar wanita gila!” ungkap Dahayu“Siapa yang sebenarnya gila, Dahayu? Kamu itu seharusnya mencontoh Damara, lihat dia!” sambung Arka, “Walau kamu sudah menyakitinya, tetap
Selamat membaca❤️°°“Saya tak tahu apakah Bu Liana sudah meminta izin dengan Mas Arka atau belum, tetapi saya yakin kalau Mas Arka tidak akan mungkin mengizinkan Bu Liana untuk pergi, apa lagi ini sudah malam dan kondisi kesehatan Bu Liana sedang tidak baik-baik saja.”Dahayu yang mendengar pernyataan itu pun tentu merasa sangat terkejut — tak percaya saat tahu kalau Sang mertua akan pergi dengan membawa tas berukuran besar, terlebih lagi waktu saat itu sudah malam dan kondisi kesehatannya juga sedang tidak stabil.“Astagfirullah, yang benar kamu? Mama ingin pergi kemana, katanya? Apa dia menitipkan pesan?” Dahayu bertanya dan langsung dijawab dengan gelengan kepala oleh Hani, “Hm... Ya sudah, kalau begitu lebih baik kita kejar Mama. Kita harus mencegahnya agar tidak pergi sebelum Mas Arka pulang.”“Iya, Mba. Ayo!”Dan, ya. Tanpa mau untuk mengulur waktu lagi, Dahayu dan juga Hani pun langsung melangkahkan kaki mereka dengan cepat untuk menuju ke lantai bawah — ingin mengejar Liana a
Selamat membaca❤️°°“Kenapa Mas Arka bisa sesantai itu, ya? Dia benar-benar tak terlihat khawatir sama sekali.”Ya, Dahayu hanya bisa membatin sembari memperhatikan mobil Sang suami yang sedang mengarah menuju garasi — merasa aneh dengan respon Arka yang terlihat biasa-biasa saja. Memangnya, Mama sedang pergi kemana?“Mba Dahayu, sudah ya? Mba Dahayu tak perlu khawatir lagi dengan keadaan Bu Liana. Seperti apa yang sudah Mas Arka katakan tadi, dia bilang kalau keadaan Mamanya pasti akan baik-baik saja. Itu berarti Mas Arka sudah tahu Bu Liana ingin pergi kemana dan dengan siapa,” tutur HaniNamun, hanya gelengan kepala yang Dahayu berikan untuk merespon ucapan Hani, sebelum akhirnya ia melangkahkan kaki untuk menghampiri Arka yang sedang berada di garasi.“Mas Arka, jadi kamu sudah tahu Mama pergi dengan siapa dan kemana?” tanya Dahayu to the poin saat dirinya sudah berada tepat di belakang Arka, “Kenapa kamu benar-benar terlihat biasa saja? Santai, sama sekali tidak khawatir. Ini it
Selamat membaca❤️°°“Kalau kamu masih memperlakukan Mama seperti itu, lebih baik Mama pergi lagi saja! Mama ini lelah kalau harus terus menerus dihadapkan dengan orang-orang seperti kalian!”Hati Liana mulai memanas — emosinya memuncak, amarah yang ada di dalam dirinya pun sudah tak bisa untuk ditahan lagi. Sungguh, Liana benar-benar merasa tak terima dengan pertanyaan yang sudah Sang anak berikan untuknya, walau nyatanya Arka sendiri menanyakan hal itu karena ia merasa khawatir akan keadaan Sang Mama yang sudah lama tak ia temui.“Kamu sadar tidak kalau kamu itu sudah keterlaluan?” Liana kembali menyambung ucapannya, “Cara bicaramu dengan Mama itu loh, Arka! Apa tidak bisa lebih sopan?” lanjutnya“Ma, Arka hanya bertanya karena Arka merasa khawatir. Apa itu salah?” Arka berbalik tanya, “Sekarang sudah hampir jam setengah 8 malam, Ma. Dan tadi sore Mama bilang kalau—”“Jangan berlebihan!” timpal Liana memotong ucapan Sang anak, “Mama itu hanya terlambat 30 menit dari waktu yang sudah
Selamat membaca❤️°°“Aku sangat mencintai kamu, Dahayu Ishvara. Dan aku akan melakukan hal apa pun, demi untuk kamu.”Senang — itu yang bisa Dahayu rasakan saat ia mendengar suatu kalimat yang begitu hangat dari Sang suami, janjinya — kesanggupan melakukan sesuatu hal dalam usaha untuk mendapati kepercayaan.Dan tentu saja, Dahayu mempercayainya.“Mas, sayangku. Sekali lagi, terima kasih banyak ya.” Dahayu kembali berucap sembari menatap dalam kedua netra Arka yang begitu bulat dengan warna agak kecoklatan. Ah, indah sekali — begitu fikirnya, “Aku pun merasakan hal yang sama, Mas. Sama seperti kamu, aku juga sangat mencintai kamu.” Dahayu menjeda ucapannya — sebentar, sebelum akhirnya ia kembali angkat bicara, “Jadi aku percaya dan yakin kalau wanita bernama Damara itu sudah hilang dari dalam fikiran dan hati kamu. Iya, kan?” lanjutnyaNamun anehnya, Arka hanya terdiam. Apa yang sebenarnya ada di dalam fikirannya saat itu? Karena tiba-tiba ia merasa seperti orang yang kehilangan arah