“Orang gila,” gerutu Cheryl yang kini wajahnya bersemu merah dengan jantung berdetak kencang. ‘Lama-lama aku bisa kena serangan jantung kalau begini caranya.’ batin Cheryl. Dengan cepat Cheryl menarik diri dari Abercio dan ia segera beranjak dari duduknya, sepertinya akan lebih baik jika ia menjauh dari lelaki itu. Benar-benar berbahaya bagi kesehatan jantungnya yang memang sejak awal sudah tidak dapat bekerja dengan benar kalau bertemu dengan Abercio. “Kenapa?” Abercio bingung melihat Cheryl yang beranjak dari duduknya. “Aku mau bereskan ini dulu, kalau kamu tidak ada urusan lagi silahkan pulang.” ucap Cheryl cepat-cepat mengambil cangkir yang ada di meja ruang tamu untuk ia cuci. “Hey, bahkan kopinya saja belum habis kamu sudah membereskannya?” ucap Abercio yang kini sudah posisi duduk di sofa. “Ini sudah larut malam, pulanglah istirahat.” ucap Cheryl yang berjalan menuju dapur. “Ck, sepertinya hobby baru kamu sekarang selalu mengusirku ya.” Abercio berdecak kesal karena selal
“Kenapa diam saja? Dari tadi aku ngomong di anggurin.” Abercio sedikit berteriak karena sepertinya Cheryl tidak mendengar ucapannya.“Lagi di jalan, Nggak dengar juga kamu ngomong apaan.” jawab Cheryl ketus, posisinya yang sedang menyetir di depan tentu saja tidak bisa mendengar dengan jelas, ditambah angin yang sangat kencang membuat pendengarannya sedikit terganggu.Mereka kini dalam perjalanan menuju ke kantor Danurendra Group terlebih dahulu mengantarkan si Tuan muda nyebelin yang sejak pagi membuat Cheryl selalu kesal.Sebenarnya Cheryl samar-samar masih bisa mendengar apa yang diucapkan Abercio, tapi karena masih kesal ia memilih pura-pura tidak mendengar dan mengabaikannya.Abercio terlihat kesal, ia tahu jika Cheryl sebenarnya bisa mendengar apa yang ia katakan sejak tadi. Karena dulu waktu mereka menggunakan sepeda motor seperti ini juga di desa mereka bisa berkomunikasi dengan sangat lancar, lantas kenapa sekarang Cheryl bilang kalau dia tidak mendengar apa yang di katakanny
“Seorang pengusaha muda terciduk sedang makan malam dengan model papan atas tanah air, pengusaha muda yang belakangan di ketahui berisial AD ini kepergok membooking sebuah restoran mewah hanya demi dinner dengan model tersebut.” sebuah artikel terpampang di berbagai berita yang sedang hot di media sosial, media cetak maupun elektronik.Bahkan ada juga yang secara terang-terangan menyertakan foto walau fotonya tidak begitu jelas. Banyak kalangan yang mempertanyakan siapa pengusaha dan model yang sedang menjadi tranding topik itu? Walau sebagian orang sudah bisa menebak siapa pengusaha tersebut.“Dok, dok, lihat ini.” suster Gita berjalan mendekat kearah Cheryl untuk menunjukkan sesuatu di layar ponselnya.“Apa sus?” tanya Cheryl menoleh sekilas lalu melanjutkan kembali fokus pada komputer yang ada didepannya. Cheryl sibuk menyelesaikan laporan hariannya.“Ini nih dok coba lihat, kok sekilas mirip sama tuan muda ya.” suster Gita memperlihatkan artikel berita yang memang sedang menjadi t
“Tuan muda, apakah anda sudah siap?” tanya Ryan setelah mengetuk pintu terlebih dahulu, ia kini sudah berada di depan pintu kamar hotel yang ditempati Abercio.Tidak ada jawaban dari dalam kamar, bahkan suara pergerakan pun tidak ada, hanya suasana hening. “Apa tuan muda belum bangun?” Ryan sedikit ragu, ia menempelkan telinganya di pintu kamar.Sedangkan didalam kamar hotel itu terlihat Abercio sedikit gelisah sambil menatap layar ponselnya, “Dia tidak mengangkat teleponku, lagi? Damn it.” nada kesal bercampur cemas keluar dari mulut Abercio.Entah kenapa sejak seminggu belakangan ini pikirannya tidak tenang, ditambah lagi orang yang membuatnya gelisah tidak mengangkat panggilan teleponnya.Kembali terdengar ketukan pintu, “Tuan muda, apakah anda sudah bangun?” suara seseorang dari luar membuat Abercio menoleh kearah pintu dengan tatapan tajam seakan bisa menembus daun pintu yang masih tertutup rapat itu.Abercio berdecak kesal lalu dia berjalan mendekati pintu, dengan kasar ia membu
"Tante?" gumam Cheryl pelan saat melihat ada Nita sedang berdiri di depan pintu apartemennya, wanita paruh baya itu seperti sedang mengetuk-ngetuk pintu.Cheryl yang baru saja keluar dari lift sedikit terkejut akan kehadiran wanita paruh baya yang dapat dipastikan jika itu adalah Mama tirinya. Di jam hampir tengah malam begini? Mau apa dia datang ke apartemennya? Pikir Cheryl."Tante ngapain disini?" tanya Cheryl yang sudah sampai didepan apartemennya."Pulang juga kamu." sinisnya pada Cheryl, melihat Cheryl dengan tatapan tidak suka.Cheryl memutar bola matanya malas, "Ada perlu apa Tante ke sini? Aku baru pulang kerja, capek, sebaiknya kalau tidak ada yang penting Tante pulang saja." ujar Cheryl tanpa berniat membuka pintu apartemen dan mempersilahkan wanita paruh baya itu masuk. Perasaan Cheryl tidak enak jika wanita paruh baya itu sampai datang sendiri ke apartemennya."Oo, begini ternyata hasil didikan Burhan selama hampir 3 tahun, tidak tahu sopan santun sama yang lebih tua." sa
"Hei,hei, apa-apaan ini, kenapa kita harus tidur terpisah? Bukankah sudah seharusnya kamu tidur satu kamar denganku, hah?" kesal Abercio saat Cheryl mendorong tubuhnya keluar dari kamar tamu yang akan Cheryl tempati malam ini."Siapa tadi yang bilang akan pelan-pelan menjalani hubungan ini? Kenapa sekarang protes, udah sana cepetan tidur bukankah besok pagi-pagi sekali penerbangan kamu ke Jogja?" Cheryl masih berusaha menutup pintu kamar yang mendapat dorongan dari arah berlawanan."Tapi bukan berarti dengan tidur terpisah seperti ini juga, sayang. Come on, kita sudah SAH lho menjadi pasangan suami istri, kalau tidur saja masih terpisah begini kesannya kamu belum bisa menerimaku, bukan?" protes Abercio, setelah tadi mereka bicara dari hati ke hati mereka sudah sepakat akan menjalani semua secara perlahan.Itu berarti kalau Cheryl sudah selangkah lebih berani untuk menjalani kehidupan pernikahan mereka, mungkin kali ini terkesan jika Cheryl egois dengan menerima kehadiran Abercio dalam
Abercio langsung menarik tubuh Cheryl dan memeluknya erat sambil tertawa bahagia, “Aku sangat bahagia, istriku untuk pertama kalinya memanggilku Mas.” ucap Abercio di sela tawa bahagianya.Cheryl terpaku diam tidak tahu harus bersikap bagaimana, ia malu-malu membalas pelukan Abercio. Walaupun mereka dulu pernah tinggal serumah waktu di desa, tapi entah kenapa perasaan asing ini membuat Cheryl berbunga-bunga.“Y-ya karena sudah seharusnya begitu kan, secara mas kan lebih tua dariku. Mana seumuran sama om Arjun lagi.” ujar Cheryl.“Apa kamu yakin hanya itu alasannya? Bukan karena statusku sebagai suami kamu?” goda Abercio melonggarkan pelukannya dan kepalanya sedikit menjauh agar bisa melihat wajah Cheryl yang sudah memerah di kedua pipinya.“Y-ya I-itu salah satunya juga.” jawab Cheryl malu-malu.Abercio tertawa puas bercampur bahagia mendengar jawaban Cheryl, “Kenapa kamu begitu menggemaskan sih, Hem?” Abercio kembali mengeratkan pelukannya sampai Cheryl kesulitan bernapas.Cheryl mene
“Eh, eh, kalian sudah dengar gosip itu belum?” salah seorang wanita berseragam suster memulai percakapan di meja kantin bersama temannya.“Maksud kamu gosip tentang dokter itu kan? Aku sudah membaca artikelnya langsung. Dan tadi pagi aku juga sudah melihat foto-foto itu di group WA rumah sakit. Benar-benar tidak disangka.” salah satu dari mereka menimpali.“Nah itu, aku benar-benar tidak menyangka, padahal gosipnya lho sama model kok bisa ciumannya malah sama si dokter.”“Kira-kira dokter pakai pelet apa ya? Kok sampai tuan muda mau gitu sama dia.”“Tidak heran sih, kalian ingat nggak yang waktu itu tuan muda terluka? Dia hanya mau di obati dokter itu ketimbang sama kita-kita ini, dari sini aja tuh sudah SUS banget nggak sih?”“Iya juga ya, kenapa aku tidak kepikiran sampai kesana.”“Dan belum lagi akhir-akhir ini tuh dokter pakai mobil baru yang beuh, kalau kalian tahu harga dari mobil itu pasti kalian bisa kejang-kejang.”“Nah, nah, itu lihat, itukan mobil barunya? Pantas saja harga