Ibu dan Tante sibuk di dapur, semua persiapan pertunangan malam ini dihandle sendiri. Ibu ingin semuanya dipersiapkan tanpa campur tangan pihak lain terkecuali keluarga. Ada Tante Aya dan anggota keluarga yang lain dari pihak Ayah Ageeza.
Ageeza dan Ibunya memilih acara di gelar lesehan, dari ruang tamu hingga ruang TV telah digelar beberapa karpet berukuran lebar untuk acara nanti.*****Sementara di rumah Mas Doddy tidak seheboh dirumah Geeza, yang akan mengantar Mas Doddy lamaran hanya Mamanya, Mas Deddy, Mbak Rina Istri Mas Deddy, kedua anak serta Mertua Mas Deddy.
Keluarga dari pihak Ayah Mas Doddy semuanya tak ada yang dekat, mereka dilarang berhubungan dengan Mas Doddy oleh Bang Diki dan Bang Dian.Seperti halnya acara lamaran kebanyakan, keluarga Mas Doddy datang membawa banyak hantaran. Semua hal yang Ageeza suka tentunya karena semua serba dadakan, persiapan cuma tiga hari Geeza dan Mas Doddy memang tidak menSekarang tak ada lagi Dokter Doddy, Mas Doddy dengan kehidupan dan profesi barunya. Lelaki Tampan itu memilih berkebun bunga bersama Mamanya.Dengan koneksi yang begitu banyak memang mudah mengirimkan bunga-bunga dari kebun kepada kolega-koleganya. Kini hampir setiap hotel dan tempat makan di kota Bandung memesan bunga padanya.Rizki memang sudah Allah atur, meninggalkan profesi Dokternya tidak membuat Mas Doddy miskin sebaliknya karirnya semakin bagus. Perkebunan bunganya semakin luas dan pegawainyapun hampir seratus orang.Ageeza semakin betah berkunjung ke Villa selain udaranya yang sejuk hamparan warna-warni tanaman bunga yang membentang begitu memanjakan matanya.Jam tiga sore laki-laki tampan itu menjemput Ageeza di Rumah Sakit, dia sudah berdiri menyender ke mobil sambil memainkan gawainya.Berkali-kali Mas Doddy mengirim pesan pada Ageeza sengaja gadis itu mengerjainya, dengan tak membalas satupun pesan M
Setelah lumayan lama Ageeza merasa kehidupannya tenang, jauh dari makhluk-makhluk aneh. Kini matanya merasa kembali terganggu, banyak sosok-sosok asing berseliweran di depan matanya. Sungguh membuat Ageeza kembali tersiksa, masih mending mereka yang hanya memperlihatkan dirinya nah kalau yang jail dan mengganggu? Mereka itu membuat konsentrasi kerja Ageeza ambyar."Kalian siapa? tolong pergilah, aku tidak ada urusan dengan kalian!" usir Ageeza."Tolonglah kami, karena hanya kamu yang bisa melihat dan mendengar kami. Bantu agar orang yang sudah membun*h kami mendapat hukuman yang setimpal," ujar seorang bapak berperawakan tegap.Tidak tega dan merasa terpanggil untuk menolong akhirnya Ageeza mau mendengarkan sekumpulan arw4h gentayangan tersebut.Mereka yang beberapa hari ini berseliweran di sekitar Ageeza adalah korban pembant4ian satu keluarga oleh pembantu rumah tangganya. Polisi masih mencari tahu siapa tersangka, dan arwah-arwah itu meminta Ageeza menun
Bangun tidur sudah ada bucket mawar putih di atas tempat tidur Ageeza. Dari bau parfum yang tercium dapat di pastikan Mas Doddy ada di sana. Masih dengan piyama Ageeza segera turun kelantai bawah."Yah, seperti ada bau parfum Mas Doddy, tapi orangnya gak ada?" tanya Ageeza pada ayah."Doddy ada di atas sedang menata pot-pot bunga sam Ibu. Doddy bawa banyak tanaman yang lagi pada viral itu, Ibu sampe girang tuh," jawab ayah."Hmmm ... Mas Doddy bisa aja ambil hatinya Ibu."Ageeza segera menyusul ke lantai paling atas tempat bunga-bunga dan burung-burung koleksi Ayah berada."Senangnya yang di bawain tanaman." Ageeza memeluk Ibu dari belakang."'Iya, dong. Calon mantu Ibu ini memang paling the best, tau saja kesukaan calon mertuanya.""Jangan terlalu dipuji, Bu. Nanti hidung mancung Mas Doddy terbang." Ageeza melepas pelukan di pinggang Ibu lalu mencium tangan Mas Doddy."Gimana ker
Pagi hari setelah sarapan bersama Ageeza pergi ke Rumah Sakit diantar Mas Doddy. Saat mobil yang mengantar Ageeza berhenti tepat di depan lobi, Bang Reza sudah berdiri disana sepertinya sedang menunggu Ageeza.Ageeza turun disusul Mas Doddy yang juga ingin menyapa Bang Reza."'Apa kabar, Bang?" sapa mas Doddy."Baik, Dod. Gimana jalan-jalannya, gue liat di Medsos Geeza, tempat hang-out di Ciwidey keren-keren ternyata.""Seru, Bang. Kapan-kapan kita jalan ke Ciwidey, kita menginap di Villa main api unggun.""Boleh, tuh. Nanti gue jadwalkan.""Siaap, Bang! Gue duluan ya, belum pulang soalnya," pamit Mas Doddy."Oke, hati-hati di jalan," jawab Bang Reza.Ageeza menyalami tangan Mas Doddy sebelum dia pulang setelah itu baru memulai obrolan dengan Bang Reza.___Ternyata dari semalam Bang Reza mencoba menelpon tapi handphone Ageeza tak bisa dihubungi karena kehabisan bate
Hari sudah semakin gelap, berfoto ria sore ini disudahi. Mereka semua kembali menuju ke Villa, ke daerah perkebunan teh.Setibanya di villa dua orang pekerja Mas Doddy yang bertugas menjaga villa menyambut, Mang Burhan dan istrinya bi Marni membantu membawakan barang-barang mereka kedalam."Kayu bakar untuk api unggunnya sudah siap Den Doddy! Ayam sama ikannya juga sudah bibi kasih bumbu tinggal dibakar.""Iya, Mang. Terima kasih sekali."Di Villa ini ada empat buah kamar tapi tidak akan mereka pakai, karena mereka akan menghabiskan malam diluar sambil menikmati api unggun."Luas sekali, sejuk dan asri bikin betah ini mah," celetuk Bang Reza."Iya, Bang cocok buat semedi," canda bang Gaza.Maklum setiap hari aktivitas mereka berenam dihabiskan di pusat kota yang padat dan macet sana-sini. Di villa mereka merasa sangat nyaman, bisa merasakan tenangnya lingkungan sekitar sambil menikmati melodi alam dari su
Dingin menusuk ketulang, kabut pagi ini juga begitu tebal karena gerimis. Jarak pandang jadi terganggu, belum lagi jalan arah Ciwidey yang relaif kecil. Sekitar beberapa kilo dari villa tiga motor yang mereka tumpangi masih beriiringan tapi setelah memasuki daerah yang lumayan berkabut mereka terpisah.Masih di kawasan jalan Kabupaten Bandung, entah masih mengantuk atau karena kabut tebal yang mengurangi jarak pandang. Motor yang Mas Doddy kendarai menabrak pembatas jalan dan terjatuh ke semak-semak yang berada tepat di bawah jalan raya.Saat itu Geeza berteriak sambil memeluk erat tubuh Mas Doddy sebelum mereka tergelincir kesemak-semak cukup dalam sekitar 5 sampai 6 meter dari atas jalan raya."Za ... Ageeza ....," panggil Mas Doddy parau.Mas Doddy terdengar beberapa kali memanggil nama Geeza sebelum akhirnya mereka berdua sama-sama tak sadarkan diri.Medan yang lumayan terjal dan kabut yang sangat tebal hari itu menyulitkan pe
Ageeza berteriak histeris, sampai Ibu dan Bang Gaza harus menenangkannya. Setelah memberi minum Bang Gaza menyeka keringat di pelipis Geeza."Kamu cuma mimpi, Dek. Gak usah khawatir Doddy baik-baik saja, sekarang tidur lagi, ya!"Dengan napas yang masih memburu Ageeza menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan, entah kenapa Ageeza merasa semuanya begitu nyata dan bukan sekedar mimpi.Sayup-sayup suara Ibunya melantunkan Ayat Suci mulai menenangkan perasaan Ageeza,Abang Gaza begitu yang begitu perhatian kembali memasangkan selimut hingga batas dada adiknya lalu ia cium kening Ageeza penuh sayang."Bismillah ... berdoa dulu, jadi nanti gak mimpi buruk lagi!" titah Bang Gaza.Ageeza membalas dengqn anggukan.Lantunan Ayat Suci yang Ibu baca dan elusan tangan Bang Gaza dipucuk kepalanya, mengantarka Ageeza kembali ke alam bawah sadarnya.*******Aggeza sudah bisa pul
Telapak tangan Ageeza mengusap tanah merah itu, ini nyata, dia tidak bermimpi. Kedua Abangnya satu persatu dia pandangi dan spontan keduanya berhambur memeluk Ageeza dari kanan dan kiri."Kamu kuat, Dek. Jangan takut masih ada abang dan bang Reza yang akan menjaga dan menemanimu. Doddy sudah tenang, dia sudah bahagia di syurga," ucap bang Gaza, menenangkan.Ageeza meraba gundukan bunga yang sudah mulai mengering diatas pusara Mas Doddy, sambil sesekali ia usap nisan bertuliskan nama orang yang amat dia sayang itu.Remuk ... seluruh tulang di tubuhnya rasanya hancur. Semua rencana yang telah ia susun bersama Mas Doddy kini hanyalah sebuah angan, tak ada lagi pernikahan impian dan villa masa depan."Doddy tak seutuhnya pergi, Sayang ...," ucap Bang Reza.Ageeza berteriak! Tangisnya pecah, kenapa saat matanya bisa melihat harus ini yang ia lihat? Dia bahkan tak melihat Mas Doddy mengembuskan nafas terakhirnya.Hancur tak bersisa. Rasanya