Rahang Jack mengeras saat menoleh ke suara pembuat onar. ‘Sial!’ celetuknya dalam hati kesal.Jack melengos sesaat. Bukan makian David yang membuatnya kesal, melainkan keberadaan orang-orang itu yang bisa mengancam momen indah malam ini. ‘Kenapa mereka harus datang sekarang?’Sumpah demi apa pun, Jack sudah kebal dengan makian model apa saja. Dia sudah terbiasa sejak sebelum tahu jati dirinya yang sesungguhnya. Namun, malam ini dia mengundang Audrey untuk menemaninya. Apa Audrey berdandan cantik dan anggun hanya untuk mendengar orang-orang itu menghina dirinya?Jack tidak mengerti mengapa dia harus bertemu dengan orang-orang menyebalkan itu lagi. Dalam formasi lengkap pula! Menyusahkan saja!“Jack, kita bisa lari jika kamu ingin.” Audrey mencoba memberi solusi setelah melihat perubahan mimik wajah Jack yang menjadi begitu kesulitan.Akan tetapi, Jack menggeleng. Kenapa dia harus membuat Audrey bersusah payah lari dengan hak tinggi dan gaun indahnya?“Kita hadapi saja. Apa pun yang aka
“Kamu tidak percaya?!” David naiik pitam melihat Jack demikian. “Dengar ya, satu goresan kecil yang kamu timbulkan di mobil ini, bisa menghabiskan banyak uang untuk membenahinya di bengkel. Itu sebabnya, jangan sembarangan meletakkan punggung baumu di mobil yang bukan milikmu! Bahkan meski bekerja hingga sisa umurmu habis pun, kamu tidak akan bisa membeli sebuah spion dari mobil ini.”“Wow!” Jack memegang kepalanya. Dalam hatinya dia melanjutkan, ‘Kamu akan pingsan jika tahu mobil ini milikku!’David mendekat pada Jack. Dia mencengkeram kerah baju lelaki itu sebelum berbisik, “Meskipun kamu dekat dengan Tuan Matthew, jangan mengira kamu bisa melakukan apa pun. Dengar, Tuan Matthew hanyalah bawahan dari Tuan Muda Roodenburg. Tunggu sampai aku bertemu dengan Tuan Muda. Aku bersumpah akan membuatmu memohon di kakiku karena tempo hari berani mempermalukan dan mengerjaiku. Congek sampah!”David mendorong Jack masih dengan mata melotot. Lalu, dia mengacungkan telunjuknya, “Awas kamu! Jangan
Kegiatan amal di Greenroad Villa diadakan tepatnya di dalam auditorium yang super megah. Sebuah panggung besar berada di paling depan, tampak memukau dengan desain yang begitu elegan. Dominasi warna emas semakin meningkatkan kesan mewah. Terlebih, kursi-kursi empuk premium berwarna merah, berderet rapi secara bertingkat-tingkat.Semua tamu undangan terpesona dengan keindahan auditorium di Greenroad Villa! Itu merupakan salah satu auditorium terbaik yang ada di negara ini.David, Sophie, dan teman-temannya duduk berdampingan di deret kursi yang sama. Tempat itu berada cukup jauh dari panggung. Jack tersenyum sebelum menunjuk satu titik, "Sebelah sana!" Dengan bantuan penjaga, tidak sulit bagi Jack untuk menemukan rombongan David, Sophie, dan teman-temannya dari sekian banyak tamu undangan yang hadir dalam acara tersebut.Audrey mengangguk. Dia dan Jack berjalan cepat untuk datang pada rombongan para pembuat onar itu."Hei! Kamu tidak boleh duduk di sini! Cepat pergi dan duduk di temp
Melihat kesempatan untuk mempermalukan Jack, Sophie tidak mau menyia-nyiakannya begitu saja. Selama menjadi pacar lelaki itu dulu, belum pernah sekalipun dia melihat Jack memainkan piano.Ini bukan alat musik murahan!Jangankan membeli sebuah piano, Jack bahkan tidak memiliki cukup uang untuk mengikuti kelas musik piano. Jadi, apa dia sedang bermimpi hingga bicara melantur?'Yang bisa dia lakukan selama ini hanya mengantar pizza. Tidak mungkin dia bisa memainkan piano. Cih! Mau bergaya dan membuat pacarnya terkesan? Kamu melakukan kesalahan besar dengan berbual di dekatku!'Sophie 1000 persen yakin Jack berbohong!Oleh sebab itu, setelah tepuk tangan berhenti sebagai tanda akhir dari penampilan pianis kecil, wanita itu bersiap untuk mengangkat tangannya kalau-kalau pembawa acara mempersilakan tamu undangan untuk unjuk bakat bermusik.Dan benar!Prediksi Sophie tidak meleset!Pembawa acara melakukan hal yang sama persis dengan yang dia pikirkan.Maka, dengan cepat Sophie bertindak. Tid
Para tamu undangan mulai berbisik-bisik karena Jack tidak kunjung memainkan piano. Hal itu membuat Audrey semakin tidak tenang. Wanita itu menggit bibirnya sendiri. Ingin rasanya dia berdiri dan turut ke depan untuk sekadar menepuk pundak Jack dan mengajaknya turun, mengatakan agar tidak perlu memaksakan diri.Tidak hanya Audrey, seorang Matthew pun sampai terlihat gugup. Dia tidak berhenti melihat Jack, juga ingin datang padanya. Namun, jelas itu mustahil dilakukan karena dia masih harus menjaga identitas Jack.'Tian Muda.' Hanya itu yang bisa Matthew katakan. Itu pun tanpa suara.Ting!Akhirnya Jack menekan satu tuts."Hahaha, hanya itu yang dia bisa. Seekor kucing bahkan bisa menghasilkan lebih banyak bunyi jika berjalan di atas tuts piano. Aku sangat yakin, selanjutnya pasti lebih lucu!" David mengejek lagi dan mendapat senyum senang dari Sophie dan teman-temannya.Mereka memiliki keinginan yang sama, mempermalukan Jack! Melihat Jack ditertawakan pasti akan menjadi pemandangan pal
"Benar. Aku bekerja di King Pizza. Apa kamu pernah ke sana?""Orang-orang bilang di sana makanan dan minumannya enak, tapi aku belum pernah ke sana.""Datanglah bersama anakmu. Kami selalu memberikan yang terbaik. Bukankah begitu Tuan Steve Shatner?" Jack merasa perlu memberikan sedikit hadiah pada Steve karena telah mengerjakan tugasnya dengan baik, menendang James dari King Pizza dengan sangat menyenangkan, dan membuat Claire menjadi manajer yang bahagia.Steve Shatner yang duduk di antara tamu undangan lainnya langsung berdiri. Dia membungkuk sangat rendah dan berkata haru, "Terima kasih, terima kasih."Steve jelas tidak menduga jika Tuan Muda Roodenburg masih begitu baik padanya setelah apa yang terjadi. Dia merasa sangat senang karena kedainya dipromosikan di depan para tamu undangan. Itu hadiah besar yang pasti akan berdampak besar pada usahanya."Hahaha, Tuan Steve sepertinya kurirmu menjalankan promosi dengan sangat baik." Ucapan pembawa acara membuat orang-orang tertawa. "Aku
David melonggarkan dasinya. Permintaan para wanita itu benar-benar membuat napasnya sesak.Bagaimana dia bisa memenuhi permintaan itu jika dia saja tidak tahu seperti apa wajah Tuan Muda Roodenburg?"David?" David tersenyum paksa atas panggilan Lady yang mendesaknya. Dia mengusap belakang kepalanya sekadar untuk mengurangi kecemasan."David, tolong jangan membuat kami menunggu. Ayo jawab, kamu bisa membawa kami bertemu dan berkenalan dengan Tuan Muda Roodenburg 'kan?" Grace semakin tidak sabar. Dia merasa sangat lapar, tetapi tetap berdiri di sana demi mendengar jawaban bagus dari David."Begini, sebenarnya, a-aku sangat ingin melakukannya.""Bagus! Kamu memang selalu bisa diandalkan. Sophie beruntung memilikimu, David. Kalau begitu tunggu apa lagi? Ayo kita berangkat sekarang!" Lady dan yang lainnya sudah mau melangkah lagi, tetapi David yang membatu segera berkata, "Maaf Nona-nona, aku tidak bisa."Kening para wanita itu berkerut seketika. Mereka menatap David lagi dengan wajah ke
Acara makan malam bersama di Greenroad Villa telah selesai. Para tamu undangan kembali ke auditorium untuk mengikuti acara berikutnya. David dan Sophie kembali dengan penuh kebanggaan. Mereka tidak berhenti menebar senyum pada tamu undangan lainnya. Sepanjang jeda makan tadi, mereka mendapat banyak pujian. Bahkan saat sudah kembali ke auditorium, beberapa pujian hangat juga masih mereka terima.Ada banyak orang yang kagum pada kesuksesan dan kekompakan mereka dalam membangun karier. Keduanya menjadi manajer muda yang cemerlang. Tidak hanya itu, David dan Sophie juga mendapat undangan dari salah seorang pengusaha untuk makan malam bersama. Undangan itu sekadar untuk memperakrab hubungan. Selain itu, diharapkan juga bisa menginspirasi anak dari pengusaha tersebut agar bisa gigih meraih karier yang bagus di samping intens menjalin hubungan percintaan.Banyak kolega mereka yang berpikir bisa belajar mencapai karier yang bagus di usia muda pada keduanya. Mereka belum tahu saja, jika sepa