Beberapa hari lagi klan Dragon akan berperang melawan klan Vampir, maka dari itu Lucas datang ke dunia manusia. Ia akan mengajak Calista berjalan-jalan, ia ingin menghabiskan waktu bersama Calista sebelum berjuang di medan perang.
"Tumben sekali kau mengajak aku jalan-jalan di sini?" tanya Calista. Lucas memang sering membawa Calista berjalan-jalan di Amovrion dibandingkan di dunia manusia, katanya Calista harus mengenal wilayah kekuasaannya bersama Lucas nanti.
"Tidak apa-apa, hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu. Ini akan menyenangkan." Lucas membawa Calista menaiki mobil yang sudah beberapa bulan ini ia beli, terhitung sejak ia menemukan Calista. Tidak hanya mobil, Lucas juga membeli sebuah rumah.
Lucas mengendarai mobilnya menjauhi kampus, Calista membiarkan Lucas membawanya ke mana saja karena ia juga bosan. Tidak ada yang ia lakukan karena dosennya tidak datang.
Tidak lama kemudian mobil yang Lucas k
Lucas duduk di atas kudanya, ia berada paling depan diantara semua pasukannya disusul dengan Kenzo dan puluhan ribu bangsa naga di belakangnya. Penampilan Lucas seperti biasa, memakai baju dengan jubah merah miliknya. Ia tidak memakai baju zirah sama sekali.Di depannya, dengan jarak lebih dari 300 meter pasukan Vampir juga berdiri. Dipimpin oleh Gabriel dan Aslan. Para Vampir di sana menatap benci Lucas beserta semua pasukannya, berbeda sekali dengan Lucas yang menatap mereka semua dengan pandangan tertarik. Sekarang kedua kubu berada di tanah yang dulunya adalah perbatasan antara Vampir dan Dragon."Aih, mereka semua benar-benar mencari mati rupanya." Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menatap pasukan Vampir yang berjumlah hampir sama dengan pasukannya.Kenzo menyetujui ucapan Lucas, mau bagaimana pun sudah terlihat siapa yang akan menang di sini. King Lucas dengan semua pasukan profesionalnya atau Gabriel dengan pasukan
BrukLucas mundur begitu Gabriel menyerangnya secara tiba-tiba, serangan itu sangat di luar dugaan Lucas. Tiba-tiba saja Gabriel menyerangnya dengan cakarnya yang telah memanjang di tambah dengan bola matanya yang berwarna merah terang. Jangan lupakan taringnya yang telah memanjang seiring dengan panjang cakarnya."Kau sudah mengeluarkan kekuatan milikmu, ternyata." Lucas berdiri tegak lalu melihat jubahnya yang telah robek karena serangan dari Gabriel. "Kau merobek jubah mewah milikku," lanjutnya.Gabriel tidak memperdulikan ucapan Lucas, ia melesat cepat ke arah Lucas dan kembali mencoba mencakar pria itu. Lebih tepatnya mencoba untuk menusuk dada kiri Lucas."Ah, sial. Gerakan mu cepat juga." Lucas melepas jubah merahnya itu, lalu turut berlari cepat ke arah Gabriel, hanya dengan sekali hantaman dengan gagang pedang yang ia pegang, Gabriel mundur beberapa langkah di belakangnya.Gabriel men
Ketika tiba di hutan kabut Amovrion, Calista langsung berlari dari dalam hutan itu. Untung saja ia ingat jalan menuju keluar hutan ini, jadi ia tidak khawatir untuk tersesat. Dengan langkah yang diusahakan secepat mungkin, Calista melewati satu-persatu batang pohon di sana."Sial. Apakah ia baik-baik saja?" gumam Calista, ia terus berlari dengan pikiran yang berkecamuk. "Perasaanku tidak enak."Tidak lama kemudian, Calista berhasil keluar dari hutan. Ia tiba di jalan setapak yang akan membawanya ke rumah-rumah penduduk. Calista memindai sekitarnya, di sini sangat sunyi."Kenapa di sini sangat sepi sekali?" Calista menoleh kiri-kanan, tapi ia tidak menemukan siapapun. Sangat sepi, bahkan Calista tidak menemukan satupun prajurit kerajaan Dragon yang biasanya berpatroli di sekitar sini.Calista terus melangkah seraya menatap satu-persatu rumah-rumah di sini, tapi sama saja rumah yang dilewatinya seperti tidak di huni s
Sama seperti rumah-rumah yang ia lewati tadi, pasar yang kini ada di depannya juga sepi. Tidak ada Vampir atau Dragon sama sekali, hal ini membuat Calista bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang sebenarnya terjadi. Calista memutar kepala agar bisa melihat satu persatu tempat berjualan itu dengan harapan dapat menemukan orang dewasa yang sekiranya dapat memberi tahunya apa yang terjadi.Namun, sepanjang pasar yang ia lalui tidak ada orang satupun. Padahal jika ada salah satu prajurit Lucas di sini, Calista ingin minta diantarkan ke istana Dragon yang letaknya cukup jauh. Jika ke sana Calista harus memakai kuda jika ingin cepat. "Mereka benar-benar menghilang."Calista terus berjalan ke depan tanpa tujuan, ia sekarang ini ingin mencari orang yang dapat memberikannya informasi tentang apa yang terjadi. "Mungkin aku harus terus berjalan." Calista terus berjalan hingga pasar itu terlewati.Calista menatap sekelilingnya. Ia tidak menge
Calista terus berlari dan berlari, mengabaikan vampir-vampir yang meneriakkan namanya. Namun, sepertinya usaha Calista sia-sia karena hanya dalam beberapa menit, ia sudah dikepung oleh vampir-vampir yang mengejarnya itu."Kau membuat kami repot saja." Nial berkata seraya menatap Calista yang balas menatap mereka semua dengan waspada. "Sekarang, kau ikut kami saja." Nial mendekat kepada Calista, tapi Calista mundur seraya mengepalkan tinjunya di depan tubuhnya."Jangan mendekat padaku, brengsek." Calista siap dengan kuda-kudanya, ia akan menyerang siapapun yang mendekatinya. Walau ia tidak yakin apakah serangannya berefek pada vampir-vampir di depannya ini.Nial tertawa. "Mulutmu pedas sekali, bagaimana mungkin seorang Raja Naga seperti Lucas bisa menyukaimu?""Itu tidak penting untukmu," desis Calista. Sebenarnya ia kini lumayan was-was apalagi vampir-vampir itu perlahan mendekatinya.Benar saja, ti
"Lepaskan aku brengsek." Apapun hal yang Calista katakan tidak membuat Aslan mendengarnya, pria itu mendorong kasar bahu Calista agar maju ke depan. Ya, ia akan menunjukkan Calista kepada Lucas."Lucas pasti senang sekali melihatmu ada di sini." Aslan memegang bahu kiri Calista dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk mengalungkan pedang di leher Calista. Hal itu sukses membuat Calista tidak bergerak banyak selain umpatan yang keluar dari mulutnya.Aslan membawa Calista ke lokasi tempat pertarungan Lucas dan Gabriel, di sana Calista melihat Lucas yang tengah bersiap membunuh Gabriel. Mata Calista membulat melihatnya.Lucas berdiri di hadapan Gabriel yang tengah terbaring di tanah, ia mengangkat tinggi-tinggi pedangnya, siap untuk menembus jantung Gabriel. "Ucapkan selamat tinggal untuk dunia ini, Vampir," kata Lucas. Ia pun bersiap menurunkan pedangnya jika saja ia tidak merasakan sesuatu me
Calista hanya bisa menatap nanar kepada tubuh Lucas yang terbaring lemah di atas tanah, tidak ada seorang pun yang mendekat kepada Lucas. Bahkan Antonio dan Merida pun tidak berada di samping anak semata wayangnya itu. Mereka berdua hanya diam dengan pandangan lurus kepada tubuh Lucas."Lucas!" Jeritan Calista memecah keheningan yang beberapa saat yang lalu tercipta, diikuti oleh suara tawa Aslan yang membahana. Merasa menang karena berhasil membunuh Lucas tanpa harus kerepotan. Ah, Aslan beruntung mendapatkan racun mematikan itu dari Alberio, pria yang tergila-gila akan keabadian.Gabriel, berdiri di sana. Ia memandangi Lucas yang telah tewas lalu pandangannya beralih kepada Calista yang menangis histeris, Calista terlihat sangat kacau karena kehilangan Lucas."Hahaha. Akhirnya Raja Naga terkuat yang pernah ada mati. " Aslan tertawa seperti orang gila, ia berhasil membunuh Lucas hanya dengan memanfaatkan seorang gadis. Faktanya Nag
Antonio dan Merida menatap Calista yang baru saja berteriak meminta ini dihentikan, Lucas pun begitu ia spontan menghentikan kegiatannya yang tengah menyuburkan api. Jadi, sekarang Lucas hanya terbang dengan menatap semua Vampir yang terlihat sangat ketakutan itu.Gabriel yang sudah terluka pun tidak dapat berbuat banyak, tangan kirinya telah terkena api dari Lucas. Menyebabkan tangannya itu tidak lagi berfungsi, tangannya terasa mati rasa."Kenapa, Cal?" tanya Merida. Ia memegang bahu Calista dan menemukan wajah sedih gadis itu.Calista menggeleng. "Maksudku, bisakah kalian mengampuninya. Aku hanya merasakan kasihan," kata Calista sendu.Merida menarik nafas. "Kau memiliki hati yang baik, tapi mereka semua adalah penghianat. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya jika kita membiarkannya hidup." Merida memberikan penjelasan. "Nantinya akan banyak kejadian seperti ini, di saat seperti itu kita harus mengutama