"Jangan pernah menyentuh calon tunanganku."
Satu kalimat yang Rendy ucapkan sukses membuat semua orang terkejut dan kemudian saling berbisik satu sama lain. Tidak bisa dipungkiri, nama Rendy memang sudah banyak dikenal orang sebagai pewaris tunggal kerajaan bisnis ayahnya. Begitupun Mikaela, ia pun tidak percaya apa yang baru saja Rendy katakan. Calon tunangannya? Ia menatap Rendy dengan banyak pertanyaan dibenaknya.
Raut kebingungan juga terlihat sangat jelas diwajah Daffa.
"Aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti calon tunanganku." tambah Rendy lagi, kemudian menggenggam tangan Mikaela erat dan membawanya berlalu dari hadapan Darren.
"Kak, tunggu." Mikaela mencoba menghentikan Rendy dan kembali menghampiri Caroline yang juga ta
Selama diperjalanan hingga sekarang mereka sudah sampai di hotel tempat mereka menginap, Mikaela masih terheran-heran, kenapa hari ini Darren sama sekali tidak mengusiknya, dalam artian pria itu hanya diam saja dan tidak memarahi Mikaela seperti biasa.Biasanya dalam sehari paling sedikitnya tiga kali Darren akan membentak dan menyuruh-nyuruh Mikaela. Tapi hari ini pria itu begitu tenang. Di pesawat pun Mikaela perhatikan Darren hanya terus melihat ke arah jendela, dan tidak mengajaknya berbicara sama sekali. Bukan berarti Mikaela berharap Darren akan mengajaknya berbicara, bukan. Bahkan ia tidak pernah memimpikan untuk liburan berdua saja dengan Darren.Demi Tuhan, ia memimpikannya semalam!Betapa bodohnya Mikaela, setelah apa yang Darren lakukan padanya, ia tetap tidak bisa membenci
Pagi ini Darren benar-benar membuat Mikaela shock, baru saja ia selesai berganti pakaian dan akan menelpon bi Salma, pria itu tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya dan dengan serta merta menyeret Mikaela untuk pergi menemaninya sarapan.Mikaela harus menanyakan pada resepsionis nanti, bagaimana Darren mendapatkan akses masuk ke dalam kamarnya. Hari ini, harus.Ternyata Darren mengajaknya sarapan bersama dengan sang pemilik hotel, Matt, salah satu teman lawas Darren yang ternyata adalah orang yang mengundang Darren ke Maldives, ia ingin menjalin kerjasama dengan Darren. Mikaela tahu karena kemarin ia baru saja bertemu dengan Matt, untuk meeting kerja.Penampilan Matt benar-benar menipu mata, dengan penampilannya yang sederhana dan terkesan culun itu, ia dapat mengelabui Mi
"Kau benar-benar tidak berubah ya, tetap ceroboh seperti dulu." bisik Darren merapatkan tubuhnya pada Mikaela.Mikaela mundur selangkah dan mencoba melepaskan tangan Darren dari pinggangnya. Darren menurut.Ia melepaskan Mikaela, dan membuang pandangannya ke arah lain."Apa yang kau lakukan?" tanyanya sekali lagi."Tirainya tersangkut, aku hanya mencoba untuk memperbaikinya." jawab Mikaela masih dengan suasana gugup. Ia mencoba menurun-nurunkan celana pendeknya sebisa mungkin agar Darren tidak terus memandanginya.Pria itu melihat apa yang Mikaela lakukan tanpa berkomentar, Mikaela yakin wajahnya terlihat sangat bodoh sekarang karena melakukan hal yang bodoh yang justru menarik perha
"Terimakasih karena sudah mau bekerjasama denganku Darren. Sekarang urusan kita disini sudah selesai, aku akan datang ke Singapura untuk menjalankan proyek baru kita. Sekarang kau boleh bersenang-senang, aku mengundangmu dan sekretarismu berlibur ke villa pribadiku, tinggal lah disana sesuka hati kalian, itu hadiah dariku."Itu kata-kata yang Matt ucapkan semalam ketika ia memanggil Darren untuk pergi ke ruangannya. Setelah itu Mikaela tidak melihat Matt lagi. Darren mengatakan ia pergi bersenang-senang bersama kekasihnya. Dan sekarang disinilah mereka, di mobil yang dikendarai Darren menuju villa mewah Matt.Kenapa Mikaela mengatakan mewah, karena ia sudah melihatnya di internet. Villa itu sangat luar biasa, sayang sekali jaraknya cukup jauh dari perkotaan, jadi mereka harus menempuh waktu selama empat jam lebih perjalanan untuk sampai
Kebosanan melanda Mikaela.Tadi pagi gadis itu terbangun dan mendapat pesan dari salah satu pelayan jika Darren pergi ke kota karena ada urusan yang mendadak bersama Matt, dan tidak tahu kapan akan kembali.Tinggalah Mikaela sendiri di villa bersama dengan para penghuni villa.Mikaela menguap setelah menyelesaikan makannya, hari ini ia terus saja makan dan tidur, tidak banyak aktivitas yang dapat ia lakukan.Sudah tiga hari lamanya Mikaela dan Darren berada di Villa cantik itu. Rencananya mereka akan menginap sampai dua hari kedepan, dan akan langsung kembali ke Singapura.Mikaela tidak dapat menghubungi bi Salma, Rendy ataupun Tiwi karena Darren belum Menganti ponselnya yang terjatu
"Ada apa pak Darren? Kenapa anda terburu-buru sekali, anda baru saja sampai dan butuh beristirahat."Terlihat detektif sewaan Darren berjalan mengekorinya dengan cepat karena Darren terlihat sangat buru-buru menuju lift untuk pergi ke ruangannya di kantor."Setelah apa yang terjadi, kau pikir aku bisa bersantai sekarang?" Darren tidak menghentikan langkahnya, masih terus berjalan dengan makin cepat."Saya sudah menghubungi pengacara anda dan juga ayah anda, pak Brata. tentang perusahaan pak Sandjaya, anda tidak perlu khawatir lagi. Sahamnya masih stabil."Darren melirik sekilas orang kepercayaannya itu.Pria itu menunduk. Memang sejak kembali dari Maldives Darren terlihat memiliki mo
Ting tong ting tong.Mikaela menekan bel apertemennya berulang-ulang, ia memainkan koper besar yang sedari tadi ia pegang, mengukir-ukir lantai dengan sepatu ketsnya, menunggu Salma membukakan pintu.Tak lama pintu terbuka, wanita yang sudah mempunyai banyak kerutan di wajah itu tersenyum, mengikis sedikit kesedihan Mikaela melihat wajah teduh Salma, satu-satunya keluarga yang ia miliki.Kemudian Mikaela memeluknya erat. Begitu pula Salma."Bi, aku rindu." ungkapnya lelah."Aku juga merindukanmu, kau tidak memberi kabar padaku. Aku pikir kau sudah melupakanku." canda Salma mengelus kepala Mikaela sayang."Mana mungkin bi, kau adalah
Mikaela sedang melamun di kamarnya ketika ponsel baru miliknya berdering hebat. Tiwi dan Siska baru saja pulang dari apertemennya, malam ini Siska akan menginap di tempat Tiwi. Gadis itu segera menyambar ponsel dan melihat siapa si penelpon, berharap itu dari Rendy, yang sudah hampir lima hari ini menghilang ntah kemana. Walaupun tidak mungkin karena Rendy tidak mengetahui nomer barunya, Mikaela tetap berharap itu adalah sesuatu tentang Rendy.Ternyata Daffa yang menelpon, segera saja Mikaela mengangkat panggilan itu, mungkin Daffa sudah mengetahui keberadaan Rendy."Hallo kak." sapa Mikaela cepat."Kau sudah ingin tidur?" suara diseberang bertanya tak kalah tanpa menjawab sapaan Mikaela."Ya, mungkin sebentar lagi. Ada apa k