Share

65 - Januari

Ketukan tiga kali di pintu utama membuyarkan sedikitnya 43 skenario sapaan yang sopan tanpa membuat May kabur tunggang-langgang saat melihatku. Belum lagi aku sempat mendaftarkan sapaan khusus untuk pacar Belgianya: haruskah aku mengangguk dengan kalem, atau membungkuk dalam-dalam seperti orang Korea atau Jepang saat memberi salam, atau hanya berkata hi dengan ringkas atau apa kabar atau selamat pagi atau apa pun.

Mungkin, karena tidak adanya balasan dari dalam, orang di luar itu membunyikan lonceng di sebelah pintu, yang membuat Mama terpaksa bangun dan dengan wajah jengkel menendang lututku menggunakan lutut lancip mungilnya. Mama bersungut-sungut dan aku bersyukur Mama termasuk jenis wanita yang jarang memoles lipstick karena kalau dia mengerucutkan bibirnya begitu, orang-orang akan berlomba-lomba menggebuk semut api di tempat yang seharusnya adalah bibirnya.

Mama sendiri yang membukakan pin

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status