Share

Sungai Capung

Di sinilah sekarang aku berada. Pukul setengah dua siang.

Angin semilir menggerak-gerakkan pucuk dedaunan. Sesekali ikan-ikan menghirup oksigen, menampakkan kepalanya sejenak. Langit di atas sana cerah merona, berhiaskan bintik-bintik awan putih dengan berbagai bentuk. Aku duduk di kursi putih ukuran satu setengah meter, berbahan besi, di bawah salah satu pohon. Satu dua capung beterbangan bergerak mendekat. Mungkin karena begitu banyaknya capung-capung yang menghuni daerah ini, daerah ini dinamakan dengan sebutan Sungai Capung. Sebenarnya ini bukan sungai, tapi lebih mirip dengan waduk yang panjang dan lebarnya tidak terkira. Saking panjangnya maka orang-orang lebih suka menyebutnya dengan sungai.

Di sinilah sekarang aku berada. Pukul setengah dua siang. Sesekali capung datang menghampiri, ingin menabrak kepala, tapi beberapa saat kemudian terbang menjauh.

“Kamu tahu, Nisa? Ini adalah hari yang sangat membuatku berdebar-debar,” katanya.

Aku h

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status