Share

Yang Sebenarnya

Matanya mengerjap-ngerjap, hampir tiga jam pemuda itu tidak sadarkan diri. Rembulan tampak mengulurkan sinar kekuningannya dari celah-celah daun beringin. Hewan malam bernyanyi, terdengar menggema ke segala arah.

“Uhuk... uhuk...” Pemuda itu terbatuk.

Dia teringat bahwa beberapa waktu lalu ada yang menyerangnya. Anak panah. Pemuda itu ingat bahwa anak panah terakhir tepat mengenai perutnya. Tangannya meraba-raba perut yang terkena anak panah. Aneh, tidak ada bekas luka. Namun, rasa nyeri masih sedikit terasa.

“Akhirnya kau bangun juga, Anak muda!” Terdengar suara berat dari pohon beringin besar itu. Sosoknya keluar beberapa saat selanjutnya. “Kau sudah terlalu lama mengotori tempat suciku.”

Mata pemuda itu menyelidik. Siapa gerangan pemilik suara berat itu?

“Siapa namamu? Dan apa tujuan burukmu?” orang itu kembali berkata. Suaranya berat dan dalam.

“Setinggi apa derajatmu sehingga kau berani bertanya nama dan tujuanku?” tanya pemuda itu. Matanya menyelidik, berusaha bangun dari posisi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status