Share

Chapter 90 - Mumbang Lareh Kalapo Lareh

Berbicara hal-hal yang bijak tentang takdir memang mudah, dan sering kali begitu enak didengar. Tapi menerima takdir yang tak lagi sesuai dengan keinganan adalah cerita yang berbeda.

Untuk beberapa waktu dalam hidupnya, Mansa berpikir dia ditakdirkan untuk melakukan sesuatu dan keunikannya yang membuatnya berbeda dari orang lain bisa saja ditujukan agar dia melakukan sesuatu yang penting dengan itu.

Beberapa urutan kejadian, masalah serta segala kemalangan yang dia lalui selama ini bertindak sebagai nasib yang seakan mendorongnya untuk melakukan hal-hal yang menurutunya sudah ditakdirkan untuk dirinya. Dia telah memutuskan untuk menerima dan menjalaninya, memahami keunikannya, dan melakukan kebaikan sebisa yang dilakukannya.

Namun sekarang hidup seakan menamparnya seraya mengingatkan, “kau tak bisa berbuat seenaknya dalam hidup ini”, membuatnya sadar akan batasan diri dan garisan takdir yang tak bisa diubahnya.

“Aku hanya berniat untuk

Rytíř

*Terjemahan kasarnya adalah "mumbang jatuh, kelapapun jatuh" Menurut KBBI, mumbang adalah putik kelapa yang sudah sedikit lebih besar, kira-kira sebesar buah jambu biji. Sementara itu untuk "kalapo" bisa berarti buah kelapa yang sudah tua. Dalam bahasa minang, untuk buah kelapa ada dua istilah yaitu "karambi" yang bisa berarti umum untuk buah kelapa, kemudian istilah "kalapo" yang khusus untuk buah kelapa yang sudah tua. Makna dari pepatah di atas adalah untuk menggambarkan tentang takdir kematian. Bahwa siapapun bisa mati tanpa memandang umur, entah itu kecil, muda, maupun tua. Tak satupun bisa luput dari takdir yang satu itu.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status