Ziyan yang mengambil dompet dokumen segera menyimpannya ke laci kecil di dalam mobilnya. Ilona terdiam dia merasa kalau Ziyan memang sedang menyembunyikan sesuatu. "Ups, maaf ya Yan, aku lancang!" ujar Ilona langsung mengangkat tangannya.Ziyan tersenyum simpul, dia juga tak enak sudah berteriak pada Ilona dengan nada yang agak keras karena benar-benar tak mau ketahuan. Suasana di mobil kembali hening, hanya suara kunyahan kentang dan air minum yang disedot melalui pipa sedotan plastik minuman kemasan. "Iya lebih baik makan aja lah, ngapain juga tadi aku kepo!" batin Ilona menyalahkan diri sendiri. Ziyan melihat Ilona yang tak bersuara, dia merasa bingung, tapi akhirnya memutuskan untuk mengajak bicara. "Ilona, setelah event amal ini kegiatanmu apa?" tanya Ziyan basa-basi. "Balik lagi kaya biasa, marketing ke mall, ke showroom optimasi website, ya gitu deh!" jawab Ilona. "Bosen ga sih?" tanya Ziyan. "Ya bosen juga sih, tapi aku emang
Ziyan menatap Ilona dengan wajah memerah, kali ini dia benar-benar malu. Tapi melihat wajah Ilona Ziyan tertawa. "Hahaha, kita pura-pura pacaran gitu? Ya ampun Ilona ada-ada aja kamu!" jawab Ziyan. Wajah Ilona merah, dia merasa malu karena permintaannya itu ditanggapi dengan tawa. "Ya udah lah kalau ga mau, aku minta tolong Pak Jason aja lah!" ujarnya membuat pilihan ke dua. "Jangan! Sama aku aja! Aku mau, aku bisa jadi pacarmu yang paling ganteng!" jawab Ziyan tersenyum. "Diih PDnya!" cibir Ilona yang tampak menyembunyikan rasa malunya juga. Ziyan tersenyum, entah kenapa dia terlihat sangat senang meskipun ini hanya pura-pura. Mobil sport milik Daniel akhirnya sampai di depan apartemen Ilona."Kamu kabari aja ya kalau Ibumu ke Jakarta! Jangan khawatir aku pemain drama yang handal!" ujar Ziyan sambil melambai. "Ya, ati-ati di jalan ya Ziyan! Makasih dianter!" jawab Ilona juga melambai. Ziyan pulang dan Ilona masuk ke apartemennya. Gad
Daniel yang di telepon oleh Eldrian langsung memesan tiket penerbangan ke Korea, pria itu tanpa basa-basi langsung menurut pada bosnya yang hampir mengalami pelecehan di sana. Siang hari setelah sekitar 7 jam perjalanan di udara Daniel langsung sampai ke hotel yang Eldrian pesan. Pria itu langsung menemui Eldrian di kamarnya. Ting Tong! Bel pintu kamar berbunyi, Eldrian membuka pintu dan melihat Daniel di depan pintu. "Uwiihhh! Bodyguard gue datang! Masuk Niel!" tawar Eldrian. "Dasar lo cowok apaan di deketin cewek ngadu!" celetuk Daniel dengan tatapan sinis. "Diih, masalahnya besok aku harus ketemu dia lagi! Kamu aja lah yang atasi semuanya! Aku merinding lihat Hae Yoen! Dia agresif banget, kaya mau makan orang!" jelas Eldrian. "Emmm, masak sih! Kalau Ilona gimana? Misal yang tadi malam itu Ilona gimana? Lu telepon gue ga?" tanya Daniel meledek. "Ga mungkin Ilona kaya gitu! Ilona itu cewek baik-baik, manis, pinter! Ga mungkin kaya gitu!"
Selesai bertugas di Korea Eldrian segera pulang ke Indonesia, dia sampai di siang hari dan sorenya langsung naik motor ke kantor cabang. Dia ingin bertemu Ilona, karena sudah dua minggu dia tak melihat wajah gadis itu secara langsung. Eldrian duduk di lobi kantor cabang tanpa mengabari Ilona yang ternyata sedang ada event di mall hari itu. Gadis itu langsung pulang tanpa perlu kembali ke kantor, alhasil sampai jam pulang Eldrian tak melihat ada Ilona di sana. Seorang pria paruh baya datang menghampiri dan langsung menyalaminya. “Pak Eldrian! Main ke kantor cabang sendirian?” tanya pria yang ternyata salah satu co manager devisi pemasaran kantor pusat yang survei ke kantor cabang. “Ah iya Pak! Tolong jangan berlebihan ya Pak! Saya di sini ga datang sebagai CEO, biar ga ada yang sadar kalau saya ada di sini!” jelasnya. “Iya tapi biarpun pakai baju santai Pak Eldrian tetap ganteng Pak! Ada apa Pak? Dalam rangka audit Pak?” tanya Pak Danu penasaran. “Bukan
Ilona membawa beberapa makanan ke meja makan, dia melihat Ziyan sedang tersenyum menyentuh tanaman sukulen pemberiannya."Masih subur Yan! Makasih ya!" celetuk Ilona."Kamu suka tanaman ini? Besok aku belikan lagi!" jawab Ziyan."Udah ga usah, tempatnya ga ada! Ntar malah ga rapi kalau kebanyakan," jawab Ilona."Oh iya udah sempit ya! Aku carikan raknya aja sekalian," celetuk Ziyan."Rak?""Iya, aku juga habis beli rak untuk tanaman di kamarku! Lucu, bentar kayanya aku simpan gambarnya," jawab Ziyan mengotak atik galery di ponselnya.Ilona mendekat gadis itu penasaran, rak seperti apa yang Ziyan bicarakan."Nah ini! Bagus kan!" ujar Ziyan menujukkan sebuah furniture mahal keluaran toko furniture terkenal.Ilona mengangguk, dia tau betul kalau furniture sejenis itu harganya mahal. Tapi dia heran mengapa Ziyan ingin memberlikan rak mahal untuknya.Ibu Rina datang
Sore hari yang cerah, langit begitu biru dan tidak terlihat mendung sedikitpun ada di sana. Matahari sore yang hangat menyinari Eldrian yang pulang dengan mengendarai motor matic sambil tersenyum-senyum.Pria itu tampak sangat senang, setelah hari ini bertemu dengan Ibu Rina orang tua tunggal Ilona. Wanita paruh baya itu terlihat ramah dan begitu mendukung hubungan Ilona dengannya. Eldrian tampat tak terlaly peduli dengan status pacar palsu, pria tampan itu melakukan semuanya dengan perasaan yang tulus.Eldrian masih saja tersenyum kecil di sepanjang perjalanan pulang. Dia tiba di rumah dan langsung memarkir motornya di halaman. Tanpa memeberi salam, Eldrian tampak berjalan santai langsung naik ke kamarnya.“Ehem...Kayanya lagi seneng nih?” ujar seorang gadis dengan suara yang tidak asing.“Andriana? Wow..! Kapan datang? Sendirian?” tanya Eldrian menyapa gadis yang ternyata adik kandungnya yang selama ini sekolah di Jepang.
Suasana kantor pusat mulai ramai, hari itu putri owner Nona Andriana Jelita Dewangga sedang ada di Indonesia. Pameran kali ini khusus untuk dibuat untuknya dalam rangka memperkenalkan robot hasil risetnya di Jepang. Semua robot sudah di setting sedemikian rupa, kru Andriana yang mayoritas orang jepang juga ada di sana. Eldrian datang bersama Daniel menyapa gadis yang dari tadi mengotak-atik sistem otomatis di softwarenya. “Gimana? Udah siap nih?” tanya Eldrian. “Udah dong!” jawab Andriana menoleh. Gadis itu langsung melihat Daniel, dan langsung tersenyum menyapa. “Bang Daniel apa kabar? Lama ya ga ketemu! Makin ganteng aja nih!” puji Andriana. “Iyalah ganteng, kamu juga makin cakep!” timpal Daniel. “Heh..heh! Kalian jangan bermain di belakangku ya!” ujar Eldrian dengan mata menyalang. “Diiih apaan sih? Bang, Kak Eldrian tuh masih jomblo ga sih Bang?”
Dari kejauhan Jason tampak mengamati Ziyan yang sedang berbincang dengan Ilona. Mereka terlihat sangat akrab, hanya saja Ilona tidak tahu kalau Ziyan adalah Eldrian CEOnya. Pria itu benar-benar menyamar. Memakai baju yang sangat biasa, memakai topi untuk menyamarkan rambutnya. Memang tak banyak yang tau tentang identitas CEO Eldrian termasuk karyawannya sendiri di kantor pusat."Eh, Ilona kamu nanti pulang bareng Pak Jason?" tanya Ziyan. "Iya, aku ga bawa mobil soalnya, tadi Pak Jason ngajakin bareng jadi ya sekalian!" jelasnya. "Pulangnya mau bareng aku ga? Tapi kamu tunggu sebentar ya sampai aku anterin Pak Daniel pulang! Sebentar kok!" ujarnya."Duh, ga usah ngrepotin lah!" jawab Ilona."Ga papa, nanti kita sekalian cari rak yang aku bilang kemarin buat di apartemenmu! Mamamu masih ada di sana kan?" tanya Ziyan."Iya, mama masih ada!" "Nah kan, ya udah ayo sekalian beliin mamamu makanan!" ajaknya lagi. Ilona berpikir, di