Ziyan melihat Ilona, tampaknya gadis itu agak terkejut dengan pertanyaan yang disampaikan Ziyan.
“Kok kamu tanya gitu?”
“Ya bisa jadi dia suka kamu Ilona! Dia kan sering banget nganter kamu pulang pergi? Mungkin dia ada rasa sama kamu?”
“Emm... Entah ya aku ga terlalu yakin!” jawabnya.
“Tapi, kalau misal Pak Jason suka kamu gimana?” tanya Ziyan memancing sekali lagi.
“Emm... Entah juga ya! Aku anggap dia bosku sih!”
“Tapi menurutmu dia cowok yang gimana?”
“Baik, sabar, penyayang, tanggung jawab, aku lihat dia juga telaten sama anak-anak! Kasihan istrinya udah meninggal! Ya semoga cepat dapat gantinya!” jawab Ilona santai.
Ziyan melirik Ilona, dia kesal karena Ilona memuji Jason tanpa celah dengan wajah tanpa rasa bersalah.
“Ya udah kamu pacarin aja! Kenapa harus pura-pura pacaran sama aku?” jawab Ziyan ketus.
Ilona mena
Ziyan menghentikan makannya, dia mengambil uang yang disodorkan Ilona dengan perlahan. “Okay, kamu yang traktir! Jangan marah!” ujar Ziyan. Ilona masih terlihat melotot, tapi wajah kesalnya malah membuat Ziyan menahan tawa karena Ilona tampak sangat imut. “Ih, kenapa sih kok marah? Iya kamu yang traktir. Nih duitnya kuambil! Lagian kamu aneh dibayarin malah ga mau!” ujar Ziyan melanjutkan kembali makannya. “Memang gajimu berapa? Kamu sudah belikan barang furniture mahal itu sudah setengah gajiku Ziyan!”ujar Ilona. “Hah, setengah gaji!” Ziyan tampak melonggo dia terlihat baru sadar bahwa gaya hidup dan status yang dia perankan ternyata tidak cocok. “Kayanya kamu terlalu lama bergaul dengan Pak Daniel ya? Kamu boros sekali Ziyan!” ujar Ilona mulai menutupi kecurigaannya. “Ah iya, mungkin,” jawab Ziyan mulai tampak berhati-hati. “Seharian di kantor pusat aku ga kelihatan Pak Eldrian ya? Apa kamu tau dia kemana? Kenapa sela
Ilona melihat Ziyan sambil tersenyum, dia mengambil segelas air dan menciprati muka Ziyan dengan air dari tangannya. “Oiiii..Bangun Oii! Sadar!” ujar Ilona. Ziyan langsung membuka matanya lagi, dia melihat sekeliling dia melihat Ilona dan dia ada di apartemen gadis itu di jam 10 malam. “Kok aku di sini?” ujarnya. “Yah, dia lupa! Kamu ketiduran? Mamaku udah pulang dari tadi, malah kamu molor di sini!” jelas Ilona. Ziyan mengucek matanya, dia segera berdiri. Mengambil jaket dan tas selepangnya. “Mau pulang?” tanya Ilona. Pria itu mendekat, melihat Ilona dari jarak yang sangat dekat. “Emang boleh nginep?” tanyanya nakal. Crat...! Ilona menciprati wajah Ziyan dengan sekali lagi. “Masih ngimpi ya? Udah bangun! Sana pulang udah malam!” usir Ilona. “Heeem, pacarku galak banget! Mentang-mentang mamanya pulang abang di buang!” celetuk Ziyan. “Iya kita putus sekarang!” ujar Ilona lagi. “Ih kejamnya! Padahal aku tadi udah mulai deg-degan lo!” jawab Ziyan tersenyum nakal. “Aku juga d
Teriakan kaget terdengar dari seorang pria paruh baya yang tinggal di sebuah komplek mewah di Jepang itu. Malam itu juga Pak Dewangga dan Ibu Dewangga memesan tiket untuk pulang ke Indonesia. Dia tidak mau rumor tentang anaknya semakin menjadi-jadi. Sementara di kantor pagi itu, Eldrian masih saja santai. Dia dan Daniel yang memang sibuk bahkan tidak mendengar kabar burung tentang mereka.“Eldrian! Hari ini gua ijin pulang awal ya, aku ada janji nih! Kan kemarin aku udah kerja lembur!” pinta Daniel.“Wow, ada apa nih kok ijin? Jarang-jarang Lu pengen ambil off?” tanya Eldrian heran.“Aku mau ketemu sama orang tuanya cewek gua!” jelasnya.“Bentar-bentar? Cewek? Orang tua?” tanya Eldrian heran.“Iya, ntar deh kalau udah fix gua kenalin sama calonku! Ini masih mau ketemu ortunya, doain lancar ya!” jelas Daniel.“Uwaah, gercep juga nih orang! Gua kenal ga sama cewekmu?” tanya Eldrian.“Nggak!” tegasnya.“Busyet! Kok bisa lu kenal cewek tapi gua ga tau? Bukannya kita barengan terus?” tanya
Eldrian melonggo melihat reaksi ayahnya yang benar-benar tidak bisa ditebak. Dia bahkan disuruh mengajak Ilona datang ke rumahnya dan bertemu dengan ayahnya besok jika dia benar-benar serius.“Gimana Kak? Bisa aja Ilona besok?” tanya Andriana.“Ahh...Aduh! Gimana caranya gua ngomong? Dia kenalnya gua Ziyan, bukan Eldrian, dia ga tau kalau gua bosnya dia! Iya kalau dia mau ngerti, kalau dia malah marah? Kalau dia ngejauhin gua? Berteman aja belum tentu bisa, apalagi ngajak ketemu Ayah! Mau pakai alasan apa coba gua?” keluh Eldrian terlihat kebingungan.“Heem, Kakak kebanyakan bohong sih! Jadi rempong sendirikan!” jawab Andriana yang malah pergi tanpa memberi solusi.“Iiiih dasar!” ucap Eldrian kesal dan langsung masuk ke kamarnya.Ibunya yang sedari tadi ikut mendengar pembicaraan tersenyum, dia membuntuti Eldrian dan ikut masuk ke kamarnya.“Ibu?” ucap Eldrian yang heran karena ibunya mengikutinya.“Iya Nak, ibu dengar semua tadi! Siapa namanya Ilona? Dia seperti apa?” tanya wanita ya
Sosok pria yang muncul dari belakang Ilona, dikenali sebagai Eldrian oleh teman satu shiftnya. Tapi benar seperti yang dikatakan Jason. Ziyan dan Eldrian adalah orang yang sama. Ilona kaget melihat Ziyan yang selama ini dikenalnya sebagai OB, supir, bahkan karyawan serabutan kali ini benar-benar berubah menjadi sosok nomor satu di perusahaan tempatnya bekerja.“Ilona, bisa ikut aku sebentar! Aku mau bicara!” ucap Eldrian langsung menggandeng tangan Ilona yang terlihat kebingungan.Gea yang dari tadi berbincang dengan Ilona sampai kehabisan kata-kata. Yang pasti Ziyan teman yang baru saja diceritakan oleh Ilona ternyata benar-benar Eldrian, CEO di kantornya.“Sebentar! Ziyan kamu siapa?” tanya Ilona sambil mengikuti langkah kaki Eldrian yang cepat.Jason sekretarisnya langsung mengarahkan keduanya ke sebuah ruangan dan itu memang ruangan CEO yang jelas-jelas bertuliskan nama Eldrian di papan nama di meja.“Silahkan duduk!” ucapnya.“Wow! Untung aku ga punya penyakit jantung ya!” celetu
Mendengar perkataan Ilona sepanjang perjalanan Eldrian diam. Dia merasa sedih karena Ilona bahkan terlihat sama sekali tidak tertarik menjalin hubungan sesungguhnya dengannya. Dia menyetir dengan wajah cemberut seperti tidak semangat dengan apa yang akan dia lakukan hari itu.“Kenapa mukamu gitu amat?” tanya Ilona yang mulai sadar kalau lawan bicaranya terlihat berbeda.“Emang kenapa kalau pacaran sama gua bisa jadi masalah?” tanya Eldrian menanggapi pernyataan Ilona sebelumnya.“Haha, gua bercanda! Jangan diambil hati! Aku cuma mikir kaya di sinetron gitu aja sih Ian! Orang kaya biasanya lebih suka memilihkan jodoh yang selevel sama mereka. Kalau tahu anaknya pacaran sama orang biasa, kebanyakan sih ga setuju! Trus sekarang aku pura-pura jadi siapa? Pasti nanti ayahmu tanya, aku kerjanya apa, anaknya siapa? Lulusan apa?” ujar Ilona menebak apa yang akan dia hadapi saat nanti bertemu dengan Pak Dewangga.“Bilang aja apa adanya, Ilona staf marketing! Kerja di kantor cabang, ga usah dib
Ilona yang menyetujui rencana Eldrian untuk berpura-pura menjadi pacar Eldrian, mulai merasa kalau akan ada masalah yang cukup serius menimpanya. Keringat dinginnya mulai keluar ketika mata tegas Pak Dewangga melihatnya, dari atas sampai ke bawah."Silahkan duduk!" ucapnya pada Ilona."Terima kasih," sahutnya.Eldrian tersenyum, nampak dia sama sekali tidak merasa grogi. "Kenapa lambat sekali!" protes Pak Dewangga."Biasa Yah, macet! Ini bukan Jepang, ini Jakarta!" jelasnya."Alasan saja! Ayah sudah pesan menu seafood, apa ada alergi?" tanya Pak Dewangga bertanya ke arah Ilona."Oh nggak Pak! Saya suka Seafood," jelas Ilona."Bagus!"Ilona melirik ke arah Eldrian, sementara Eldian menatap Ilona tanpa ragu dengan senyuman yang sangat manis."Jadi kalian pacaran?" tanya pria paruh baya itu."Ya begitulah! Cantikkan pacarku!" ujar Eldrian spontan memuji Ilona.Wajah Ilona merah, dia tak menyangka Eldrian sama sekali tidak grogi di depan ayahnya."Apa pekerjaanmu Nona?" tanya Pak Dewangg
Makan malam Eldrian dan Ilona malah berakhir dengan rencana pernikahan untuk mereka. Dalam perjalanan pulang Ilona langsung protes pada Eldrian. "Ian! Apa kamu mulai gila? Orang tuamu berencana menikahkan kita!" protes Ilona. "Ya aku tahu, tapi sudahlah jangan kau anggap itu serius," "Begitu? Baiklah, aku tak akan peduli lagi dan langsung menolak saat ada tawaran pernikahan. "Hemm, ya lakukan apa yang kamu mau," jawab Eldrian kesannya seperti bermain-main. Sebenarnya pria itu merasa malu, dia tak menyangka kalau orang tuanya malah berbicara seperti itu pada Ilona. "Ya, pria kaya memang selalu bermain dengan pernikahan," gerutu Ilona. "Tidak seperti itu, aku bahkan belum pernah menikah," "Ya, tapi kau sudah berencana mengacaukannya! Jangan libatkan aku lagi!" "Ya, ya. Aku akan mengarang alasan yang mengatakan kalau kita sudah putus," jawab Eldrian. "Ya, kita putus malam ini! Hahaha," ucap Ilona tertawa seperti tidak ada beban. Eldrian sangat yakin wanita di sebela