Share

Bab 17

Bila biasanya tidur adalah sesuatu yang paling mudah dilakukan sekaligus paling Mahira sukai, kali ini sepertinya hal itu tak demikian lagi. Semenjak diculik, perempuan itu jadi sulit tidur. Kalau pun bisa lelap, pastilah di atas jam dua belas malam.

Lebih-lebih, sekarang ia harus rela tidur di satu ranjang yang sama dengan Riga. Walau pria itu cukup terkendali selama ini, tetap saja. Apa itu pantas?

Tengah malam ini, Mahira baru saja kembali dari dapur. Membuat susu dan mengambil biskuit. Mahira pergi ke ruang tamu, duduk di lantai yang menghadap langsung ke arah taman berumput hijau di samping rumah.

Setengah jam berlalu, saat Mahira akan pergi ke kamar, ia melihat Riga keluar dari kamar. Pria itu memegang kunci di tangan. Mahira tebak, si lelaki akan pergi.

Langkah Riga berhenti saat menemukan sosok Mahira di sana. Lelaki itu berkacak pinggang dengan ekspresi malas.

"Padahal, jika kau tidak keras kepala, kau sudah pulas di pelukanku sejak tadi," ucap Riga dengan nada mengejek.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status