Share

Chapter 45

Air mata mengalir di pipiku saat aku mencuci piring setelah makan malam. Bosku dan Bianca makan di ruang makan bersama sementara aku makan di dapur sendirian.

Otakku mengatakan kepadaku kalau aku sangat bodoh, tapi hatiku tidak peduli sama sekali. Aku sangat mencintai bosku dan aku akan melakukan apapun untuk bisa bersama dengannya bahkan jika aku harus menderita karena mencintainya.

Aku menyeka air mataku saat Bianca berjalan masuk ke dalam dapur. Dia mencibir padaku saat dia berdiri di dekatku. “Kamu benar-benar tidak tahu malu ya? Vincent tidak menginginkanmu lagi. Kenapa kau tidak pergi saja dari sini dan menjauh darinya!”

Aku pura-pura tidak mendengar apa yang dia katakan dan terus mencuci piring. “Apakah kamu tuli! Aku sedang berbicara denganmu!” dia berteriak sambil meraih lenganku.

“Jangan sentuh aku!” kataku sambil mencoba melepaskan tanganku darinya. Aku kaget saat tanganku tidak sengaja mengenai pipinya.

“Dasar jalang! Beraninya kamu m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status