Share

Sampai Saatnya Tiba

“Mari, Nona, Tuan Muda,” ucap si pelayan dengan sikap tubuh yang terlalu sopan. “Mari, ini kamar Anda berdua.”

“Terima kasih,” Huang langsung memasuki kamar yang terlihat cukup tertata dengan rapi serta bersih itu.

Feng menghela napas dalam-dalam. Beginilah wanita, pikirnya. Ada saja alasan untuk memarahi lelaki. Padahal aku tidak sengaja!

Dia berpaling pada si pelayan. “Hei, A Feng.”

“Iya, Tuan Muda?”

“Bisakah engkau menyediakan air untuk kami membasuh muka?”

“Tentu saja, Tuan Muda,” jawab A Feng. “Ada lagi yang hendak Anda pesan, mungkin? Kami punya arak wangi terbaik di sini, Tuan Muda.”

“Begitu, ya?” Feng tersenyum. “Baiklah, sediakan juga buat kami barang seteko.”

“Baiklah!”

“Hei, ini uangmu,” Feng menyerahkan sejumlah koin berlubang pada sang pelayan.

Sang pelayan tersenyum lebar ketika menerima jumlah uang yang melebihi harga seteko arak wangi yang ia tawarkan barusan.

“Tuan Muda?”

Feng menepuk bahu si pelayan. “Sudah, kau simpan saja selebihnya.”

“Terima kasih,” si pelayan mem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status