"Sky aku akan ke tempat David dan akan pulang sebelum makan siang!" teriak Lizie dari lantai bawah, sementara Sky ada di lantai dua.
Meski tidak ada jawaban tapi Lizie tahu Sky mendengarnya. Pagi hari seperti ini kegiatan Sky masih berada di ruang gym dan sedang tidak bisa diganggu. Lizie sedang sangat bersemangat untuk kembali belajar membuat makanan untuk Sky dan rencananya dia akan membuat makan siang untuk mereka. Kemarin David sudah berjanji akan mengajarinya hari ini.
Lizie kembali menyeret sepedanya dari garasi dan bersemangat untuk pergi ke Gin Beach. David sudah menunggunya karena kemarin dia sudah memberi tahu akan ke sana pagi-pagi. Dua hari yang lalau David kembali mengajari Lizie memanggang daging dan menyuruh Lizie mencobanya sendiri karena itu hari ini dia sudah cukup percaya diri jika ia bisa memamerkan keahlian
'Persetan dengan mereka semua!' pikir Celine ketika membanting pintu restoran David dan berjalan menyebrangi halaman parkir dengan langkah menghentak karena sepertinya bukan hanya Sky yang sedang ingin menembak kepala seseorang. Celine juga sedang sangat murka dan merasa semua usahanya akan sia-sia selama Alizia Moris masih hidup. Celine sudah rela hamil demi Sky yang ternyata sama sekali tidak mau perduli dengan kehamilannya. Pada akhirnya tetap Celine sendiri yang harus menanggung beratnya kehamilan, menikmati pinggang yang kaku, merasakan hebatnya mual, dan masih harus mengejan untuk mengeluarkan kepala bayi. Sedangkan Sky tetap akan bebas seperti burung jantan yang bisa hinggap di mana saja, bahkan menikmati hidup bersama seorang gadis muda. Lelaki brengsek memang akan tetap brengsek. Sekalipun Janin di perut Celine benar-benar darah daging Sky, Celine yakin pria itu juga tetap tida
Lizie masih duduk di samping ranjang David yang baru siuman dan masih belum ingin ke mana-mana. David baru melewati operasi panjang yang hampir ikut merenggut nyawanya setelah cukup banyak kehilangan darah dan nyaris terlambat untuk ditangani. Walaupun kali ini Lizie sudah lega tapi ketakutannya beberapa jam yang lalu masih belum bisa dia lupakan begitu saja. "Maafkan aku." Lizie kembali mencium punggung tangan David yang dari tadi telah berada dalam genggamannya. Sky juga menyaksikan hal itu dan tidak tahu lagi seperti apa perasaanya, bagaimanapun David telah menyelamatkan nyawa Lizie dan Sky tidak bisa menutup mata dengan ketulusan pemuda itu walaupun rasanya tetap tidak benar di hati Sky. Sky pilih keluar dari ruangan tersebut dan duduk di samping Celine yang juga masih syok luar
Menjelang akhir musim panas semakin banyak wisatawan dari New York yang berlibur di pantai-pantai sekitar Hamptons. Semua pantai umum sedang ramai pengunjung, hari yang cerah dan sempurna untuk menikmati pantai. Sky baru kembali dari berlari ketika melihat David datang hanya dengan membawa sepeda. "Di mana mobilmu?" tanya Sky. "Kami hanya ingin bersepeda." Lizie juga terlihat baru keluar dari pintu garasi untuk ikut membawa sepedanya kemudian menghampiri David serta Sky yang masih berada di depan pintu gerbang. "Kami akan ke pantai," kata gadis itu ketikan mendekati Sky dan mencium pipinya sebentar. "Bay, Sky." Lizie melambai sambil sudah mengayun sepedanya di belakang David. Selepas Lizie dan David pergi, Sky baru sadar kenapa dirinya selama ini tidak pernah terpikir ide seperti itu. Telalu banyak kesenangan yang bisa ditawarkan pada gadis muda untuk menghabiskan liburan, tapi sky malah cuma mengurung dan mencumbunya dia tas ranjang.
"David!" panggil Celine sambil berjalan cepat menghampiri saudaranya.David dan Lizie sedang makan di depan pertokoan, mereka baru kembali dari pantai dan sekalian makan siang."Jangan berjalan terlalu cepat, lihat perutmu!" teguran David."Aku mencarimu ke mana-mana." Celine masih tidak terlalu menghiraukan."Kami dari pantai."Celine ikut menoleh pada Lizie sebentar, walaupun tidak menyapa dan Lizie pun juga demikian."Apa kau bisa menemaniku ke dokter?" tanya Celine pada kakak laki-lakinya. "Sore ini!""Ya, nanti kuantar."Bias
Selain mengunjungi makan Gerald, Sky juga membawa Lizie terbang ke Dalas untuk mengunjungi makam ibunya. Sky akan memenuhi semua janjinya kepada Lizie. Waktu perwalian Sky akan berakhir beberapa bulan lagi sampai nanti ulang tahun Lizie yang ke delapan belas di musim semi. Musim panas akan segera berlalu dan mereka pun harus kembali ke New York karena Lizie juga mesti kembali mengikuti program belajarnya. Sky berusaha mengisi sisa libur akhir musim panas mereka tahun ini untuk menjadi hari-hari yang lebih menyenangkan. Namun nampaknya keinginan Sky tidak sejalan dengan kemauan Lizie. Belakangan ini Lizie justru terlihat semakin sibuk bersama David kadang hampir seharian dia berada di restoran bersama David. Sky tahu Lizie suka membuat makanan dan sangat menikmati kebersamaanya di dapur bersama David. Jelas Sky tidak akan bisa bersaing mengenai hal itu , Sky payah. Selai itu Lizie
David buru-buru kembali ke dalam bar untuk memeriksa kamera CCTV di pintu masuk halaman parkir barnya. Semua orang di bar ikut kaget dengan kehebohannya yang berlebihan ketika menyeruak masuk dan berteriak jika Lizie hilang. "Bagaimana seorang gadis bisa hilang dari halaman bar!" celetuk salah seorang bartendernya. "Semuanya bisa saja terjadi jika gadis itu bernilai 80% dari kekayaan seorang Gerald Dawson!" tegas David yang sudah tidak sabar agar mereka ikut bergerak. "Oh sial, jadi selama ini kau membawa gadis muda semahal itu untuk berkeliaran!" yang lain ikut menimpali tapi segera ikut panik seperti kumpulan lebah yang tiba-tiba diusik. "Hanya ada satu mobil yang keluar beberapa menit yang lalu," kata salah seorang pekerjanya s
"Aku tidak takut padamu, Sky. Sama sekali tidak takut! " Sebenarnya Sky ingin serius, tapi dengan cara Lizie menggodanya sepertinya usahanya akan segera gagal. Sky melepas kacamatanya kemudian ikut naik ke atas ranjang dan menangkap pinggang Lizie yang pura-pura sedikit berinsut menghindar padahal Lizie juga mau Sky menangkapnya. "Di mana ini? " tanya Lizie setelah Sky menaungi tubuhnya dan menjerat tangan Lizie ke atas kepala. "Kita akan menghabiskan sisa libur kita di sini." "Tempat macam apa ini dingin sekali?" Lizie berinsut melilitkan kakinya ke pinggang Sky. "Nikmati saja." "Aku masih mau berada di pantai."
Seperti yang Sky katakan kemari, dia langsung membawa Lizie pulang kembali ke New York. Lizie juga diijinkan untuk menghubungi David. David memang sudah curiga jika Sky yang membawa Lizie karena setelah David mencari Sky ke tempat tinggalnya di South Hampton, David mendapati rumah tersebut sudah kosong . Tapi David baru benar-benar lega setelah Lizie menghubunginya. "Terimakasih, Sky." Lizie kembali meyerahkan kembali ponsel Sky yang baru dia pakai untuk menghubungi David. "David akan mengunjungiku awal minggu depan untuk mengembalikan ponselku kuharap kau mengijinkan." "Apa kau benar-benar menyukainya?" tanya Sky tiba-tiba ketika Lizie baru ikut bergabung duduk di sofa. L