Share

pernikahan

Bab 2

Di depan kantor catatan sipil Jessika berdiri dengan memegang akta kelahiran.

Salah satu mobil mewah berhenti di depan kantor.

Sean keluar dari mobilnya lalu dia berjalan menghampiri Jessika.

"Mana akta kelahiran kamu?" tanya Sean dan meminta akta kelahiran Jessika.

Dengan ragu-ragu Jessika memberikan akta kelahiran pada Sean.

Sean masuk ke dalam kantor tersebut dan mengurus akta pernikahannya dengan Jessika.

Sekarang dua insan itu sudah sah jadi pasangan suami istri.

"Kamu sudah sah menjadi istriku. Lakukan tugas kamu sebagai istri." Sean berkata dengan suara rendah.

Sean, bawa pulang Jessika ke rumah orang tuanya, dia akan kenalkan gadis itu pada keluarga besarnya.

Sopir memacu mobil menuju kediaman orang tua Sean.

Dalam perjalanan Jessika hanya duduk diam, dia tidak tahu harus apa yang akan dia lakukan nanti saat bertemu keluarga Sean.

Sedangkan Sean, pria itu diam dengan pikirannya. Entahlah apa yang dipikirkan oleh pria 33 tahun itu.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup memakan waktu hampir 45 menit, akhirnya mereka tiba di kediaman keluarga Sean.

Jessika turun dari mobil dan matanya menatap penuh kekaguman saat melihat rumah mewah bak istana.

Sean keluar dari mobil dan menghampiri Jessika. Dengan kedua tangan yang dia masukan ke dalam kantong celana dia berbicara pada gadis yang sudah sah menjadi istrinya itu.

"Jangan mempermalukan aku di depan kedua orang tuaku!" ujar Sean tegas.

Setelah berucap demikian, Sean menarik tangan Jessika untuk digandengnya masuk ke dalam rumah.

Jessika menghela nafas saat tangannya digandeng oleh pria yang baru dia kenal dan ini pertama kalinya tangannya di genggam oleh lawan jenis.

Dua insan itu terlihat serasi. Mereka berjalan masuk ke dalam rumah.

Kedua orang tua Sean terkejut dan menatap sang putra penuh tanda tanya.

"Siapa dia?" tanya wanita tua pada Sean. Wanita paruh baya itu adalah Helena, Ibundanya Sean.

"Istri aku." Sean jawab dengan penuh percaya diri.

"Istri? Sejak kapan kamu menikah? Hmm?" tanya Helena lagi. Dia masih tidak percaya kalau putra sudah memiliki istri.

Sean yang tidak mau berbicara banyak pada Ibunya, dia meminta sang asisten pribadinya untuk menunjukan akta nikah dia dan Jessika, yang mereka dapatkan dari di kantor catatan sipil tadi.

Usai melihat dan membaca akta pernikahan putranya, Helena, berjalan mendekati Jessika.

"Apa kau benar-benar mantu saya?" tanya Helena.

Dengan ragu-ragu Helena menganggukkan kepalanya lalu dia tersenyum kikuk pada wanita tua yang akan dia panggil dengan sebutan Ibu mertua.

Dengan senang hati Helena langsung memeluk Jessika. Wanita paruh baya itu begitu bahagia.

"Selamat datang dan selamat bergabung di keluarga Wirabrata," ucap Helena.

"Kasih Mama cucu, sudah lama Mama ingin menimang cucu dari Sean," kata Helena.

Sean hanya menatap datar pada sang Ibu yang begitu bahagia.

"Tentu saja Mama akan segera gendong cucu," jawab Sean.

Sedangkan Jessika menelan saliva kasar. Karena dia belum siap untuk melahirkan seorang anak di usianya yang masih muda.

"Sean ingin bicara serius," ujar Sean dan melangkah menjauh dari ruang tamu.

Kedua orang tua Sean mengikuti langkah putra mereka menuju ruang keluar.

"Sean ingin saham itu jadi milik Sean," ujar Sean.

"Lahir kan cucu untuk Papa dan Mama, maka semua saham itu akan jadi milik kamu!" seru Anton Wirabrata. Pria paruh baya itu adalah Ayahandanya Sean.

"Papa ingin seorang cucu laki-laki," lanjut Anton.

Mendengar perkataan sang Papa, Sean menghela nafas panjang. Dia merasa seperti dipermainkan oleh kedua orang taunya.

Dengan tatapan nyalang, Sean menatap kedua orang tuanya secara bergantian.

"Baiklah, Sean akan kasih Papa, Mama cucu laki-laki." Sean berucap pasrah.

Sean menarik Jessika ke dalam kamarnya dan membanting tubuh mungil gadis itu ke atas ranjangnya.

"Lepaskan pakaianmu!" seru Sean.

Sean melepaskan semua kancing bajunya dan dan melorot celananya dan sekarang tinggal celana dalam saja.

Sean yang sudah terbiasa berhubungan dengan banyak wanita, bagi dia sudah biasa untuk bertelanjang di depan wanita manapun. Termasuk di depan Jessika.

Jessika masih diam karena dia tidak tahu harus berbuat apa.

Sean ikut berbaring berbaring di atas tempat tidur dan mendekati merangkul tubuh gadis yang ada di sampingnya.

"Lakukan tugasmu sebagai istri!" bisik Sean dengan penuh penekanan.

Tangannya mulai bergerak membuka kancing baju kemeja yang dikenakan oleh Jessika. Kini tubuh atas gadis itu sudah terbuka, tinggal bra hitam yang menutupi kedua bukit kembar yang ranum.

Dia dekatkan wajahnya dengan wajah Jessika. Kini mereka bisa rasakan deru hangat nafas mereka.

Sean menyatukan bibirnya dengan bibir merah muda milik Jessika.

Jessika yang terkejut dan takut, dia menyilang kedua tangannya menutup dadanya. Jessika memejamkan matanya saat bibir Sean sudah menyatu dengan bibirnya.

Sean yang sudah sangat bergairah dia langsung menindih dan menjamah Jessika.

"Tuan, aku-- aku masih suci," ucap Jessika dengan suara bergetar.

"Kesucian kamu sudah aku bayar dengan harga satu miliar!" ketus Sean.

Tidak Sean peduli dengan linangan air mata gadis itu terus saja menindih dan menyerang Jessika dengan melumat bibir seksi Jessika.

Ciumnya itu terus saja bergerak turun menuju kedua bukit kembar yang masih tertutup bra hitam. Dilepasnya pengait bra, lalu dia melemparnya ke sembarang arah.

Kini bibir hangat itu sudah mendarat pada kedua bukit kembar.

Pergerakan yang cukup lincah sehingga hanya dalam hitungan detik, pria itu telah berhasil merenggut kesucian yang dijaga oleh gadis itu selama 21 tahun itu.

Noda dara menempel pada sprei menandakan bahwa gadis itu sudah kehilangan mahkota berharganya.

Suara erangan antara sakit dan nikmat memenuhi ruangan kamar itu.

"Sakit." Jessika meringis kesakitan.

Sean tidak peduli dengan isak tangis dari wanita yang ada dibawahnya. Dia terus saja menggerakkan pinggulnya untuk mendapatkan kepuasan dan tentunya untuk bisa mendapatkan seorang anak yang dia inginkan.

Lima belas menit berlalu, Sean sudah tepar di samping. Dia telah berhasil menanamkan benih cintanya di dalam rahim Jessika.

"Lahir kan seorang putra untuk aku, maka kau akan bebas!" seru Sean.

Bersambung ..

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Windhy Attaya
Gak habis pikir sama Sean tega banget walaupun kmu sudah membayar Jesica tapi anggap saja itu mahar krna kamu menikahinya jgn memperlakukan dia seperti ituu
goodnovel comment avatar
Dina
cerita nya menarik aku suka cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status