Share

Dia Mencegat di Ambang Pintu

"Atau memang mereka nggak ada hubungan, Mon. Kamunya aja yang lagi sensitif kali. Lagian Mama tahu betul, Bryan nggak mungkin melakukan hal keji dan murahan itu. Dia sama kayak Papanya setia. Jadi kamu nggak usah bersuudzon lagi sama anak Mama yang satu itu, ya." Mama menghentikan aktivitasnya dan menoleh padaku. Anak tak bermoral begitu di bela mati-matian. Percuma.

"Hehehe, iya kali ya Ma. Aku mungkin yang sensitif kali ya." tambahku lagi.

"Papa setia ya, Ma?" tanyaku, padahal mengejek.

"Oh tentu, Mama dan Papa itu hampir tiga puluh tiga tahun menikah tak pernah sekalipun Papa itu selingkuh." Belanya.

"Oh iyakah, Ma. Hebat ya, Ma." pujiku rasanya mau muntah mendengarnya. Bertolak belakang dengan foto-foto mesranya dengan Rara.

"Aku ke minimarket dulu, Ma." pamitku. Lebih baik ngecek minimarket ketimbang banyak berbincang dengan nenek tua ini.

"Iya,"

***

Keesokan harinya...

Pagi ini aku sudah rapi tanpa berkutat di dapur memasak sarapan ataupun bikin lauk-pauk untuk makan siang. Hari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status