Share

putusan

"pikirkan lagi mas, bukan cuma mas Deni yang kehilangan. Setidaknya mas harus ingat bu dhe, beliau pasti sangat sedih setelah kehilangan anak cucunya apalagi keadaan fisik bu dhe yang sakit" Rifki berusaha membujuk

"kita bicara dirumah pakdhe mu saja mas" pinta Hendi

Mereka menuju rumah pak Narto, pandangan Deni lurus dengan tatapan kosong. Pasti dikepalanya kini banyak sekali pertimbangan antara rasa kehilangan, empati pada mertuanya serta egonya yang saling berebut untuk mendominasi pikirannya.

Mereka sampai, terdengar sayup tawa kecil dari dalam rumah sederhana itu. Ternyata Mei dan Nayra beserta pak Narto tengah bercengkerama di ruang tamu.

"Assalamu'alaikum" ucap ketiga laki-laki bersamaan

"Wa'alaikum sallam" jawab lainnya

"kamu, tamu kok dibiarin diteras seharian?" celetuk pak Narto

Wajahnya masih masam, mungkin masih ada kekesalan terselip didadanya pada Deni.

Deni hanya membalas dengan senyum ragu. Mereka kini duduk pada satu ruangan yang sama dengan banyak pikiran yang berbed
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status