Share

Bab 80. Kehilangan Nafsu

Seperti pagi sebelumnya. Sekarang pun Lolita menolak sarapan bersama Roy. Dia lebih memilih tiduran di kamarnya.

"Baiklah. Kalau kau lapar, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu di lemari pendingin. Kau tinggal menghangatkannya saja," tukas Roy setelah mendapati penolakan Lolita saat dia mengajaknya sarapan.

Roy hanya menyambar satu roti tawar gandum untuk mengganjal perutnya. Dan dia segera bergegas pergi ke perusahaan. Dia tidak mau sampai terlambat. Meski, atasannya adalah sahabatnya sendiri, dia harus tetap bersikap profesional.

Ketika suara Roy lenyap setelah suara pintu yang tertutup terdengar. Lolita mendongak dari kamarnya. Dia kehilangan nafsu makannya, bahkan air pun sepertinya enggan untuk dia telan.

Wajah Lolita menjadi lebih tirus, dan lingkaran hitam tercetak samar di sekitar matanya karena tidak bisa tidur, dan selalu memikirkan Edgar.

Sedang apa dia sekarang? Sedang bersama siapa? Dan apakah dia juga merasakan rindu yang sama dengan yang Lolita rasakan ini?

Pundak Lolit
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status