"Kamu tidak usah ikut aku ke kamar. Sudah waktunya bagiku untuk istirahat," ucap Sarah lalu melambaikan tangannya meninggalkan Luca yang mematung dan menatapnya dengan pandangan tidak percaya.
Namun, sesaat kemudian, Sarah membuka pintu dan Luca merasa terharu, akan tetapi kembali kecewa karena tenryata, Sarah hanya ingin mengambil Deon yang berada dalam gendong Luca dan segera pergi masuk kembali ke kamar lalu menutup pintu, meninggalkan Luca yang terdiam di sana.
"Kurang ajar, ini mansionku dan dia melarangku masuk ke kamarnya," geram Luca.
Dengan kesal dia berdiri. Para pelayan terkejut serentak. Melihat Tuan Besar mereka berjalan mendekati kamar, membuka pintunya lalu masuk ke dalam kamarnya.
"Tunggu! Sarah!"
Sarah menghentikan aksinya untuk membaringkan Deon ke atas ranjang. Wanita itu memandang Luca dengan pertanyaan. "Ya?"
"Kalian semua sudah boleh pergi," ucap Luca membubarkan semua pelayan tersebut.
"Baik, Tuan."
"Bila
Meskipun tidur, pikiran Luca terus berputar dalam rencananya untuk membalas dendam kepada keluarga Gonzales. Dalam kegelapan malam, niat jahatnya semakin menguat, dan hatinya yang penuh dengan dendam semakin mendorongnya untuk melangkah lebih jauh.Luca hanya bisa tertidur beberapa jam. Luca terbangun dari tidurnya dengan mata yang bersinar penuh dengan keinginan kejam. Dia melihat Deon dan Sarah tertidur pulas di atas tempat tidur, tampak tak berdaya di bawah bayangannya yang gelap."Malam ini, keluarga Gonzales akan membayar atas semua penderitaan yang mereka sebabkan padaku."Dengan langkah perlahan, Luca mengambil langkah-langkah menuju ke samping lemari lalu menekan sebuah tombol rahasia.Sebuah pintu tiba-tiba berputar dan sebuah lorong panjang terlihat. Luca segera melangkah masuk lalu menekan tombol penutup pintu dari dalam. Ternyata di sana adalah tempat dia menyimpan rahasia tergelapnya. Dia menarik keluar senjata yang telah dia sembunyikan, mat
Luca meninggalkan rumah kediaman keluarga Gonzales setelah melihat betapa kehancuran dalam rumah tersebut. Semua barang berharga milik pria itu dirampas oleh anak buah Luca."Bawa semua! Kosongkan rumah ini dan hanya bersisa pakaian yang melekat di tubuh mereka. Semua surat berharga menjadi milikku!" perintah Luca dengan semua kemarahan.Gonzales terduduk dengan lesu dan patah semangat. Tidak ada jalan lagi bagi dia karena sudah berani mengacaukan hidup seorang Luca.Nyawa mereka bertiga akan terancam kapan saja. Luca duduk di hadapan mereka dengan pistol di tangannya. Sebuah peluru yang siap diledakkan kapan saja."Bagaimana dengan istrimu?" Gonzales bertanya dengan suara gemetar."Kalian lucu dan bodoh! Apakah aku akan menganggap putrimu yang jorok itu sebagai istriku?"Gonzales melihat ke arah istrinya pada saat Luca mengatakan hal tersebut. Putri yang mereka sayangi dianggap jorok."Luc, mengapa kamu mengatakan dia jorok?" tanya i
"Luca! Ini tidak adil!" teriak Gonzales dengan panik.Namun, Luca sudah melangkah pergi dengan diikuti asisten Gonzales yang menggendong banyak dokumen di tangannya.Gonzales, istri, dan anaknya dibawa ke hutan oleh anak buah Luca. Mereka tidak tahu apa yang menanti mereka di sana, tetapi ketakutan melingkupi hati mereka saat akan berangkat.Di tengah langkah mereka menuju ke mobil, Gonzales menyaksikan bagaimana rumah mewah miliknya benar-benar dikosongkan oleh anak buah Luca.Gonzales berusaha melawan ketakutan yang melanda hati mereka. Mereka berusaha untuk tetap teguh meskipun nasib mereka tampak semakin suram. Namun, keputusasaan mereka hanya membuat situasi semakin genting.Gonzales, dengan tekad yang kuat, mencoba untuk memimpin keluarganya dengan semangat perlawanan. Mereka berusaha untuk menemukan cara untuk melawan, tidak ingin menyerahkan hidup mereka begitu saja kepada kejahatan yang melanda."Kita harus mencoba melarikan diri. K
"Pe-pelakor? Apa maksudmu?" Sarah terlihat sangat gelisah dan panik atas tuduhan dari Belinda."Hidup kami baik-baik saja tanpa keberadaanmu!""Seharusnya kamu yang di luar rumah dan aku di dalam! Lihat! Bagaimana Luca memperlakukanku yang menjadi istri sah setelah kamu hadir?!" Suara Belinda sangat tinggi dan wanita itu berteriak-teriak dalam semua perkataannya.Wajah Sarah semakin panas dan dia merasa pandangannya mulai buram."Pelakor yang hina! Kalau kamu bukan pelakor, maka segera pergi! Tinggalkan Luca, maka kami akan hidup baik-baik saja seperti yang sudah terjadi selama ini!""Sarah terduduk di aspal yang dingin dan menatap kosong ke arah Belinda. Bagaimana dia bisa menempatkan dirinya ke dalam siklus kehidupan yang aneh? Dia sendiri belum mengingat tentang Luca.Pihak keamanan segera membantu Sarah berdiri. "Mari, Nyonya. Saya akan mengantar Anda kembali ke dalam rumah. Tidak ada gunanya melayani orang gila," ucap pria tersebut lalu
Sarah memandang Luca dalam diamnya. Masih merasa tertekan karena dianggap sebagai pelakor oleh Belinda dalam teriakan yang melengking tadi.Luca menarik tangannya namun segera ditepis oleh Sarah."Sarah?" panggil Luca dengan lembut, menyadari keanehan dalam diri Sarah, wanita yang dicintainya itu. Kedua bola mata hitam milik gadis itu berkaca-kaca."Mengapa dia menyebutku sebagai pelakor?" tanya Sarah dalam kebingungannya."Dia itu memiliki sakit kejiwaan. Jangan kamu tanggapi!" Tanpa sengaja, Luca berteriak dengan suara tinggi sehingga Sarah semakin gelisah menatap pria di hadapannya."Maafkan aku, tolong jangan membuat kepalaku semakin pusing dengan pertanyaanmu itu. Kumohon, jangan menanggapi perkataan wanita gila itu atau kita akan terlibat percekcokan seperti yang dia inginkan!"Sarah menatap Luca tanpa berkedip, sesaat, dia merasa curiga dengan pria yang masih menatapnya itu.Luca berusaha meraih tangan Sarahm tetapi sekali lagi
Dalam kota yang diguncang oleh ketegangan dan kekacauan, sebuah ancaman baru mulai muncul dari dalam bayang-bayang yang gelap. Mafia yang telah lama bersembunyi mulai mengejar Luca dengan niat membawa balas dendam atas kejahatan yang telah dilakukannya. Namun, di balik sosok misterius yang memimpin kelompok tersebut, tersembunyi sebuah rahasia yang mengejutkan.Seorang pria misterius duduk di balik meja kayu tua, dikelilingi oleh para pengikutnya yang setia. Wajahnya tertutup bayang-bayang, tetapi aura kekuasaan dan keganasan terpancar dari sosok itu."Waktunya telah tiba untuk menghadapi Luca dan membawanya ke pengadilan jalanan. Kita tidak bisa membiarkan tiran ini terus merajalela di kota."Pria misterius tersebut adalah Matteo, pemimpin kuat dari kelompok mafia yang telah lama merencanakan pembalasan terhadap Luca. Namun, di samping niatnya untuk melawan tirani, ada motif yang lebih dalam yang mendorongnya."Sarah, gadis pengantar itu sekarang sudah d
Di luar dugaan, sebuah mobil hitam berhenti di depan Sarah. Pintu mobil terbuka dan Matteo menyapa dengan senyuman hangat di wajahnya."Masuklah," ucapnya dengan lembut.Sarah yang sedang menggendong Deon kecil, tidak memiliki pilihan lebih banyak lagi. Dengan langkah cepat, dia segera masuk ke dalam mobil.Pintu mobil tertutup dan mobil dilajukan dengan kecepatan stail meninggalkan mansion milik Luca.Sepanjang perjalanan, secara bertahap, Matteo menjelaskan segala sesuatu tentang dirinya kemudian menyudutkan Luca dengan komentar negatif.Dalam keheningan yang tegang, Matteo berhasil menyusupkan keraguan ke dalam pikiran Sarah, meruntuhkan fondasi kepercayaan yang pernah dia bangun untuk suaminya. Dikelilingi oleh ketidakpastian dan kegelisahan, Sarah merasa terjebak di antara dua pilihan yang sulit: tetap setia pada suaminya atau memilih kebenaran yang membingungkan.Sarah bergumam dalam dirinya, "Aku tidak bisa lagi mempercayaimu, Luca. Aku harus menemukan kebenaran sendiri."Dalam
Pikiran Sarah semakin terpuruk, perlahan dia mengingat dengan jelas pria yang menolongnya pada saat dia sedang dalam kondisi sekarat di bawah jurang, tetapi satu hal belum dimengerti olehnya karena pria itu bertanya apakah Deon adalah anaknya."Dia adalah Michael, pria yang menolongmu pada saat Luca dan gerombolannya menyiksamu," ucap Matteo pelan sambil menghentakkan pantatnya di atas kursi.Sarah masih terbawa dalam kebingungan dan menatap Matteo serta pria yang dikenalkan bernama Michael.Sebuah tatapan hangat dari Michael membuat hati Sarah berdesir pelan."Mari kugendong putraku sebentar," ucap pria itu.Sarah memberikan Deon ke dalam pelukan Michael, walau pun dia masih bingung apakah Luca adalah ayah dari Deon atau pria yang saat ini berada di hadapannya.Dalam kejutan yang mengejutkan, terkuaklah hubungan tersembunyi antara Matteo dan Michael, seorang pria yang pernah menyelamatkan Sarah di masa lalu. Kini, di hadapan mereka, terurai benang-benang masa lalu yang terjalin rapat