Pagi ini Arsen libur ke kantor dia sengaja diam di rumah. Karena, dia ingin hari weekend dia habiskan bersama keluarga kecilnya. Dia meminta Suster untuk menyiapkan Baby twins. Karena, hari ini dia akan mengajak istri dan anaknya berlibur ke Villa yang berada di puncak.“Sayang ayo ganti pakaiannya kita akan menghabiskan hari weekend di Villa Puncak,” ucapnya pada Kinan.“Iya sayang. Sebentar aku ganti pakaian dulu ya,” sahut Kinan pada suaminya.Kinan menuju ke dalam kamar dan dia segera mengganti pakaian. Selesai mengganti pakaian dia langsung keluar dari kamar. Sementara Arsen sudah menunggunya. Baby twins dan Suster Ela pun sudah siap. “Apakah semuanya sudah siap Sus?” Tanya Kinan.“Sudah bu,” jawab Suster.“Baiklah jika semuanya sudah siap, sekarang saatnya kita berangkat,” ujar Arsen.Mereka segera pergi menuju keluar rumah. Namun, di depan rumah sudah ada bu Susi berdiri menunggu Kinan.“Ibu! Sedang apa ibu berdiri disini?” Tanya Kinan.“Memangnya Ibu nggak boleh datang kesini
“Oh jadi bu Susi mau menjadikan Putra saya sebagai mesin ATM iya? Ayo jawab jangan diam aja.” “Jeng Bella!” Ucap Bu Susi dengan kagetnya. “Iya ini saya besan bu Susi!” Ucap Bella yang menatap bu Susi dengan jengkel. “Jeng Bella! Ya ampun ternyata kamu berbesanan sama jeng Susi?” Tanya teman bu Susi. “Iya Jeng, tadinya saya nggak tau kalau Kinan memiliki ibu sambung yang nggak tau malu! Dulu aja anak sambungnya selalu di hina dan di siksa eh sekarang giliran anak sambungnya menikah sama anak saya eh malah maunya minta uang terus! Situ nggak punya malu ya!” Ejek Bella pada bu Susi. “Ibu kalau ngomong dijaga ya! Saya bisa menuntut ibu dengan pencemaran nama baik saya!” Ancam bu Susi. “Wow serem juga ya bu Susi mau melaporkan saya pada pihak yang berwajib! Ih serem. Tapi saya nggak takut tuh walaupun, ibu ancam saya,” ucap Bella pada Bu Susi. Bu Susi kesal dan tidak lama dia pergi meninggalkan toko tas tersebut. Sedangkan, Bella puas sudah membuat bu Susi jadi malu. Bella han
Pagi pun menyapa sang Surya menyinari villa Arsen. Mereka berdua tidur dengan nyenyaknya setelah bercinta semalaman. Hingga sinar matahari masuk ke dalam kamar mereka. Kinan terbangun saat wajahnya terkena sinar matahari yang masuk lewat jendela kamar.“Hoam, ternyata sudah pagi. Ya ampun sudah jam 7 pagi!” Teriak Kinan yang kaget dirinya bangun kesiangan.“Ada apa sih yang kok teriak begitu?” Tanya Arsen yang menatap istrinya.“Kita kesiangan bang! Lihatlah sudah jam 7 pagi. Katanya pagi ini kita mau jogging? Malah ini bangunnya siang,” ucap Kinan pada suaminya.“Masih pagi sayang, baru jam 7 pagi kan. Lebih baik besok saja baru jogging. Pagi ini kita jogging di kamar saja,” ucap Kinan yang meledek istrinya.“Ih abang! Aku nggak mau jogging di kamar sama abang!” Kinan kesal suaminya meledek dirinya.“Ha ha ha kamu ini sangat lucu sekali yang,” ucapnya pada Kinan.Arsen memeluk Kinan dengan erat. Sedangkan Kinan yang di peluk pun memberontak nggak mau dipeluk oleh suaminya. Tidak lama
“Apakah benar apa yang dikatakan oleh Pak Idris! Tolong jawab Pak Tomi, saya mau penjelasan dari anda!” Ucapnya pada Pak Tomi. “S-saya,” ucapannya terputus.“Saya apa! Coba jelaskan pada saya!” Ucap Arsen dengan nada tinggi.“I-itu Pak, saya memotong gaji mereka biar di kemudian hari mereka bisa disiplin lagi,” ucapnya pada Arsen.“Disiplin? Apakah selama ini para petani teh nggak disiplin Pak Tomi?” Tanya Arsen pada Mandornya.“Ada beberapa dari mereka yang nggak disiplin Pak,” jawabnya pada Arsen.“Memangnya mereka telat berapa menit?” Tanya Arsen.“Telat 5 menit Pak,” ujarnya.“Telat 5 menit dan kamu potong gaji mereka 100 ribu! Dimana perasaan kamu Pak Tomi! Saya dengar juga kamu menggaji mereka kurang dari gaji UMR. Lalu uang yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulan untuk gaji para petani kira-kira larinya kemana dana itu Pak Tomi?” Tanya Arsen dengan tegas.“Jika dalam besok hari Pak Tomi tidak bisa mengembalikan upah para petani, maka dengan terpaksa saya akan mengeluark
"Apa Caniago! Kau anak Ryan Caniago!” Tanya Bu Rina. Arsen keceplosan ngomong kalau nama belakangnya ada nama keluarga. Dia bingung harus menjawab apa saat bu Rina bertanya padanya.“Iya ma, dia Arsen Caniago anak dari Pak Ryan Caniago,” ucap Andre.“Dimana Papamu sekarang berada?” Tanya Bu Rina pada Arsen.“Papa ada di Jakarta bu,” ucap Arsen.“Iya ma, Papa ada di Jakarta. Ada apa mama tanya Papa Ryan?” Tanya Kinan pada Mamanya.“Mama ingin bertemu dengan Pak Ryan dan Bu Bella,” ucapnya pada Kinan.“Sayang, abangmu bilang kalau kalian sudah memiliki anak kembar? Apakah benar kalian sudah memiliki anak?” Tanya Bu Rina.“Iya ma, aku sama bang Arsen sudah memiliki anak kembar,” Kinan menjelaskan pada Mamanya.“Wah selamat sayang! Berarti Mama sudah memiliki cucu dan kamu sudah menjadi uncle si kembar Andre,” ucap Rina pada anaknya Andre.“He he he iya ma, aku sekarang sudah menjadi uncle untuk si kembar,” ujar Andre.Mereka berempat berbincang. Kinan senang melihat Mamanya sudah sehat
“Pak Tomi!” Panggil Arsen. Pak Tomi yang dipanggil pun menoleh ke arah Arsen yang berdiri di belakangnya. “Selamat pagi Pak Arsen,” ucapnya pada Arsen. “Iya selamat pagi Pak. Silahkan duduk,” Arsen mempersilahkan tamunya untuk duduk. “Terima kasih Pak,” jawabnya yang langsung duduk di sofa. “Ada perlu apa Bapak datang kesini?” Tanya Arsen. “Saya mau mengembalikan uang para petani Pak,” Pak Tomi memberikan amplop hitam kepada Arsen. “Sebaiknya Bapak kembalikan langsung pada para petani, bukan pada saya,” ujar Arsen yang menolak amplop tersebut. “Apakah masih ada yang mau Bapak sampaikan pada saya?” Tanya Arsen pada Pak Tomi. “Tidak ada Pak, kalau begitu saya permisi pamit pulang,”Pak Tomi berpamitan pada Arsen. Dia pergi meninggalkan Villa. Sedangkan,Arsen masuk kembali ke dalam Villa dan langsung menuju pada Kinan yang saat ini berada di dalam kamar. “Sudah lama menunggu ya yang?” Tanya Arsen pada Kinan. “Nggak apa-apa bang. Lagi pula kan tamu wajib kita temui j
“Kira-kira siapa yang akan menggantikan posisi Pak Tomi selanjutnya?” Tanya Arsen.“Kami memilih Pak Rusli saja Pak,” ucap mereka serempak.“Hah? A -aku,” jawab Pak Rusli dengan gugup.“Iya Pak, Bapak saja yang menjadi mandor baru di perkebunan ini,” ujar Arsen pada Pak Rusli.“Tapi saya nggak pantas Pak menjadi mandor di perkebunan teh milik Bapak,” ucapnya pada Arsen.“Kata siapa Pak Rusli nggak pantas? Bapak pantas kok jadi mandor di perkebunan teh ini,” Arsen menjelaskan pada Pak Rusli.Pak Rusli pun resmi diangkat menjadi mandor baru di perkebunan teh. Setelah pemilihan mandor baru, Arsen segera pamit pulang. Karena, besok pagi dia dan keluarga akan pulang kembali ke Jakarta.“Baiklah Bapak dan Ibu, saya secara pribadi mengucapkan terima kasih dan saya meminta maaf jika ada salah kata yang menyinggung perasaan Bapak dan ibu. Besok pagi saya dan keluarga akan kembali ke Jakarta,” ucapnya pada para petani.“Hati-hati di jalan Pak. Kami mendoakan semoga Bapak dan Keluarga selalu dal
Mobil yang ditumpangi Arsen dan keluarganya tiba di depan gerbang rumah. Dari kejauhan terlihat bu Susi dan Oliv sedang berdebat dengan Pak Satpam. Kinan Arsen melihat ibu mertua dan saudara iparnya sedang memarahi Pak Satpam.“Saya mau ketemu sama Arsen dan Kinan!” Teriak bu Susi yang berada di luar pagar.“Sudah saya katakan Pak Arsen dan bu Kinan sedang tidak ada di rumah,” jawab Pak Udin.“Kamu jangan bohongi saya ya! Awas saja akan saya adukan kamu sama anak dan menantuku!” Ucapnya dengan ketus.Mobil semakin mendekat dan tidak lama Pak Ahmad membunyikan klakson. Pak Udin langsung mengusir bu Susi dan Oliv dari depan pintu pagar. Bu Susi dan Oliv bergeser ke samping pagar. Setelah mobil masuk Pak Udin menutup kembali pintu gerbang namun, bu Susi dan Oliv berteriak memanggil nama Kinan.“Kinan, Kinan ini ibu dan adikmu datang ingin menemuimu!” Teriak bu Susi dan Oliv.“Jangan berteriak disini cepat pergi dari sini!” Ucap Pak Udin dengan nada tinggi.Kinan dan Arsen saling pandang.