Li Jianli membuka pintu toko dan mereka memasuki ruangan dengan dekorasi yang didominasi dengan warna hijau muda. Ruangan itu tidak begitu luas. Ada beberapa meja dan rak yang tertata rapi. Meja dan rak ini akan digunakan Li Jianli sebagai tempat memamerkan bunga-bunganya. Sebuah meja kasir terlihat di dekat pintu. Beberapa lampion berwarna merah dan payung-payung kertas berwarna hijau tergantung di langit-langit.“Ikuti aku,” ajak Li Jianli seraya berjalan menuju halaman tengah.Huang Dou, Ming An, dan Xiao Jiao mengikuti Li Jianli menuju halaman tengah. Sedangkan Guan Lin memilih merapikan meja kasir.Ketika mereka tiba di halaman tengah, mereka sangat terkejut. Halaman tengah itu jauh lebih luas daripada ruangan toko, dengan banyak bangku berukuran panjang.“Nona, mengapa ada banyak bangku di sini?” tanya Ming An tidak bisa menutupi rasa penasarannya.“Kita akan membiarkan tanaman-tanaman itu mendapatkan sinar matahari di sini. Setelah cukup, kita bisa membawa mereka di sana untuk
“Li'er, dimana kamu mau meletakkan ini semua?” tanya Xue Dafu seraya menunjuk isi barang di dalam gerobak sapinya. Untuk membawa pot-pot tanaman dari Desa Xueda, Li Jianli harus menyewa gerobak sapi milik Xue Dafu dan sebuah gerobak sapi dari Kota Teratai.“Huang Dou, Ming An, Tolong letakkan semua ini di halaman tengah,” kata Li Jianli memberi perintah.“Baik, Nona,” jawab Huang Dou dan Ming An secara bersamaan. Mereka bergegas membantu Xue Dafu memindahkan pot-pot ke halaman tengah satu persatu.“Nona, bagaimana dengan tanaman-tanaman ini?” tanya pengendara gerobak sapi lain.“Tolong letakkan di ruang toko,” jawab Li Jianli. Dia lalu menoleh dan melihat ke arah Xue Nuan, “Kakak, bisakah kamu memberitahu Paman Tang dimana dia harus meletakkannya?”“Ya, aku akan melakukannya,” jawab Xue Nuan seraya bergegas memimpin jalan.“Biarkan aku membantu,” kata Hao Yu berlari menghampiri gerobak milik paman Tang.“Nona, apa yang harus aku lakukan?” tanya Xiao Jiao. Dia sudah menunggu perintah
Ketika semua orang mendengar nama bunga itu, mereka menjadi heboh. Apalagi bunga ini memiliki makna yang dalam, beberapa nona dan tuan muda mulai berpikir untuk membelinya.Tuan muda bermata segitiga segera berteriak, “aku menginginkan bunga ini! Berapa harganya?”Li Jianli tersenyum, lalu mengangkat 10 jarinya.“Sepuluh tael perak?” tanya pemuda itu terkejut. Dia tidak menyangka sebuah pot bunga yang langka akan dihargai dengan sangat murah.Li Jianli menggeleng pelan, “tidak. Harganya seratus tael perak.”“Seratus tael perak?” seseorang mengulang perkataan Li Jianli dengan terkejut. “Itu hanya satu buah pot tanaman. Mengapa harganya begitu mahal?”Bibi yang menggunakan riasan tebal segera menoleh dengan wajah marah, “satu buah pot tanaman langka hanya seharga seratus tael perak, kamu berani mengatakan itu mahal? Apakah kamu tidak tahu berapa harga tanaman langka di Ibu Kota? Kamu bisa mati karena terkejut!”Kakek tua di sebelah pemuda bermata segitiga mengangguk, “ya. Aku baru saja
“Apakah semua orang sudah pergi?” Tiba-tiba, terdengar suara seorang wanita dari arah halaman belakang.Huang Dou, Ming An, dan Xiao Jiao menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan. Mereka melihat seorang wanita paruh baya, menggunakan satu set pakaian berwarna hijau dan merah cerah, begitu mencolok mata. Wajahnya tampak polos tanpa riasan.Tunggu … sepertinya mereka pernah melihat baju ini sebelumnya?“Ibu, kamu belum mengganti pakaianmu.” Xue Nuan tiba-tiba saja muncul dari belakang Jing Yue dan menariknya pergi.Xiao Jiao, “....”Ming An, “....”Huang Dou, “....”Bukankah itu Bibi Jue? Mengapa dia memakai pakaian bibi beriasan tebal tadi?Sepuluh menit kemudian, Jing Yue kembali ke halaman tengah bersama Xue Nuan. Dia sudah mengganti pakaiannya menjadi hanfu sederhana berwarna biru tua. Bertepatan dengan itu, Li Jianli juga berjalan masuk ke halaman tengah.Jing Yue mendekati Li Jianli seraya menepuk-nepuk dadanya sendiri, “Li'er, kamu benar-benar hampir membuatku mati karena ke
Di dalam toko kue, Xue Nuan menyibukkan diri dengan memilih beberapa jenis kue kering. Sedangkan Hao Yu mengikutinya dengan patuh. Setelah dia selesai membeli empat kotak kue kering, Xue Nuan berjalan menuju kasir dan hendak membayarnya.Hao Yu ingin membayarnya dan bergegas mengeluarkan kantong uangnya. Dialah yang mengajak Xue Nuan untuk membeli kue, mengapa dia malah ingin membayarnya sendiri?Xue Nuan menolak, bersikeras untuk membuatnya sendiri. Namun Hao Yu terus saja memaksa.Penjaga toko kue adalah seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahunan. Alisnya mengernyit ketika melihat pemandangan di depannya. Dia pikir pasangan muda di depannya ini adalah pengantin baru, dan masih bersikap malu serta sungkan satu sama lain. Namun dia merasa sedikit kasihan kepada Hao Yu, lalu berkata, “Nyonya, Suamimu ingin membayarnya. Tidak perlu menjadi begitu malu dan keras kepala.”Xue Nuan tercengang, bibirnya bahkan sedikit terbuka. Dia buru-buru berkata, “Bibi, dia bukan ….”Kata-katanya
“Aku tahu kamu seorang janda, dan aku menyukai Baobao. Aku sama sekali tidak keberatan dengannya. Lalu apa masalahnya?” tanya Hao Yu bingung seraya mengerutkan alisnya.Xue Nuan menarik nafas dalam sekali lagi, lalu berkata, “Tuan Hao, kamu tidak mengerti. Kamu mungkin setuju, tapi keluargamu pasti tidak akan setuju! Bagaimana kamu bisa membawa seorang janda dan anak orang lain untuk pergi menemui orang tua dan keluargamu? Mereka pasti tidak akan menyukaiku.”Wajah Hao Yu seketika berubah cerah. Dia bertanya dengan penuh semangat, “Nona Nuan, apakah ini masalahnya? Kalau begitu kamu tidak perlu khawatir! Aku seperti Guan Lin, seorang yatim piatu! Tidak ada penatua di keluargaku. Hanya diriku sendiri.”Xue Nuan membeku. Seorang yatim piatu? Dia pernah mendengar dari Li Jianli kalau Guan Lin adalah seorang yatim piatu. Tapi dia tidak menduga jika Hao Yu juga seorang yatim piatu. Xue Nuan mengerutkan alis, berpikir di dalam hatinya, “apakah Hao Yu bisa menjadi teman Guan Lin yang bersik
“Katakan pada Ibu, apakah ini mengenai Hao Yu?” tanya Jing Yue.Xue Nuan mengangguk, “Ibu mengetahuinya.” Setelah itu, Xue Nuan menceritakan semua yang dikatakan oleh Hao Yu kepadanya saat mereka sedang di kedai teh.Jing Yue tidak menyela, dia hanya mendengarkan semua cerita Xue Nuan dengan sabar, membiarkannya menyelesaikan ceritanya sebelum akhirnya dia bertanya, “dia menyukaimu, dan mau menerima Baobao. Dia juga bersedia menurunkan egonya dan tinggal bersama kita. Lalu, dimana masalahnya?”Xue Nuan menunduk, menahan air matanya agar tidak jatuh, “aku … aku tidak ingin mengkhianati Gong.”Jing Yue menghembuskan nafas panjang ketika mendengar nama putranya disebut oleh Xue Nuan. Dia menoleh, menatap keluar melalui jendela. Melihat langit gelap yang berbintang. Hatinya terasa sakit, teringat masa-masa sulit ketika anaknya sekarat.Xue Nuan tahu perkataannya telah membuat Jing Yue mengingat kesulitan Xue Gong. Dia mengeratkan genggaman tangannya lalu berbisik, “Ibu, maafkan aku.”Jing
Gerobak sapi berjalan perlahan menuju Kota Teratai. Li Jianli menghela nafas panjang. Sepertinya dia harus membeli seekor kuda dan kereta lagi untuk keperluan di toko. Akan merepotkan kalau hal seperti ini terjadi lagi dan para pelayan harus menyewa gerobak sapi untuk menjemputnya.Li Jianli segera mengungkapkan apa yang ada di dalam pikirannya kepada Guan Lin, “Lin, sepertinya kita perlu membeli kereta dan kuda lainnya untuk keperluan toko.”Guan Lin mengangguk, “aku juga berpikir seperti itu.” Meskipun mereka sudah memiliki seekor kuda dan kereta, mereka tidak bisa meninggalkannya di toko karena harus digunakan untuk keperluan lainnya juga. Setelah satu jam perjalanan, kereta kuda berhenti di depan Toko Zhao Hong. Li Jianli menuruni gerobak sapi dengan Baihu yang masih ada di dalam gendongannya. Bola bulu putih itu membuka mata dan melihat sekitarnya, masih merasa sedikit mengantuk.Guan Lin buru-buru mengambil Baihu dan menggendongnya, “biarkan aku yang menggendongnya, dia terlal