Share

44 Doa Terbaik

Begitu lama Atun berdoa, bermunajat untuk mendapatkan rahmat-Nya. Dadanya semakin sesak, dan air matanya luruh tanpa henti. Kedua kakinya lemah tidak dapat bangkit.

"Ya Allah, ada apa denganku?!" ujarnya lirih.

Ia merasakan pening, jiwa dan raganya sudah tidak sanggup bertahan. Tak lama ia terkapar di atas sajadah dan tubuhnya masih dibaluti mukena berwarna putih miliknya.

Suhu dingin yang terasa di telapak kakinya membuat Bagus terbangun, setelah mengusap kedua wajahnya, kedua netranya mencari sosok Atun. Sontak pria itu segera mendekati Atun yang terkapar di atas sajadah. Ia menangkup wajah Atun yang begitu pucat, kedua telapak tangannya begitu dingin. Terdengar suaranya yang terus merintih kesakitan.

"Tun, bangun Tun!" bisiknya, membuat Atun begitu berat untuk membuka kedua matanya.

Bagus menjadi panik, apa yang harus ia lakukan saat ini melihat kondisi Atun yang semakin parah. Wanita itu berusaha bangkit walaupun terlihat lemah.

"Abang!" panggil Atun lirih.

"Katakanlah, apa y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status