Share

Jangan marah ya Om? Dan cepatlah pulang.

Setelah dari showroom, Amel berpikir mereka akan kembali ke Apartemen. Tetapi Bram justru membawanya ke tempat lain, pria tampan itu memarkirkan mobilnya tepat di sebuah bangunan tinggi.

"Kita untuk apa ke sini Om," tanya Amel.

"Untuk membeli alat bangunan," jawab Bram dengan asal.

Amel mengerutkan kening, "Tapi ini kan, toko ponsel Om."

"Nah...itu kamu tahu. Terus kenapa tadi bertanya?"

Amel diam, ia mengikuti langkah Bram masuk ke dalam toko. Sebenarnya Amel ingin bertanya, tetapi Bram sudah terkenal dahulu bicara.

"Jangan tanya lagi untuk siapa, ini sudah pasti untukku. Kamu pahami?" tegas Bram.

"Iya Om."

Amel hanya duduk manis di samping Bram, ia diam sambil melihat Bram memilih ponsel.

"Ok, saya ambil yang ini saja," Bram memilih ponsel yang harganya 22 juta rupiah, dengan warna gold.

"Ya Tuhan, beruntung sekali wanita yang menjadi istri sah Om Bram," bisik dalam hati Amel.

Dia berpikir ponsel itu pasti untuk Tania, kalau untuk Bram! Pria tampan itu tidak mungkin memilih warna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Safrida Yunus
ceritanya bagus banget
goodnovel comment avatar
siti alawiyah
ada kemajuan nih om Bram mulai perhatian sama Amel...dan sikapnya gak dingin lagi
goodnovel comment avatar
Tetesan air
siap kakak.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status