Share

Mempermainkan Aku

Saat Tuan Simon hendak memanjat tubuh Jessica yang ada di atas ranjang, wanita itu tiba-tiba saja membuka matanya.

Jessica menatap Tuan Simon dengan mata memicing, memancarkan aura bahaya yang membuat pria berperut buncit itu terkejut dan sedikit bergidik ngeri.

Tuan Simon merasakan getaran di hatinya, dia pun bertanya langsung pada Jessica yang dikabarkan akan tidur selama dua jam. “Kamu … kamu kenapa bangun?”

‘Nyonya Smith tidak mungkin membohongi aku, kan?’ Tuan Simon mengerutkan kening dengan tidak senang dan menggertakkan giginya. ‘Awas saja jika dia berani mempermainkan aku!’

Melihat ekspresi di wajah Tuan Simon, Jessica tersenyum lebar disertai dengan tatapan berbinar. “Jika aku tidak bangun, maka aku akan kehilangan kesempatan untuk melihat pertunjukan yang bagus.”

Detik berikutnya, ekspresi tegas menyelimuti wajah Jessica yang menatap tajam pada Tuan Simon. “Aku harus bangun untuk menghentikan aksi bejatmu!”

“Kamu—”

Belum Tuan Simon menyelesaikan kata-katanya, Jessica sudah melambaikan tangannya untuk mengeluarkan serbuk putih yang mengudara dan menembus ke indera penciuman pria berperut buncit itu.

Detik berikutnya, Tuan Simon tiba-tiba merasa tubuhnya melemas hingga dirinya terjatuh ke lantai tanpa daya, dia sama sekali tidak bisa menggerakkan satu pun anggota tubuhnya dan hanya bisa pasrah menyaksikan Jessica mengikat kedua tangan juga kakinya dengan tali.

“Nona … Nona Cantik, apa … permainan apa yang ingin kamu mainkan? Kenapa … kenapa kamu tidak melepaskan aku agar kita bisa bermain bersama-sama?”

Senyuman Jessica memang terlihat polos dan naif, tetapi Tuan Simon justru merasakan adanya bahaya yang tengah mengintai hingga dia tidak bisa menahan rasa takut yang membuat hatinya semakin bergetar.

“Tuan Simon, lihatlah apa ini.” Jessica mengeluarkan dua tulang yang masih berdaging dengan senyum merekah seperti bunga yang baru mekar.

Melihat itu, Tuan Simon dapat merasakan alarm bahaya yang membuat hatinya bergetar lebih kuat dari sebelumnya. “Apa … apa yang ingin kamu lakukan dengan tulang-tulang itu?”

“Tuan Simon, apa Bibi Veron tidak memberitahumu bahwa Keluarga Smith memiliki anjing ganas yang menyukai tulang berdaging seperti ini?” Jessica membelalakkan matanya, terlihat terkejut atas ketidaktahuan Tuan Simon.

Sebenarnya, anjing ganas itu tidak sepenuhnya bisa dibilang sebagai anjing peliharaan Keluarga Smith. Itu adalah anjing milik Jessica yang tidak dibawa pergi ke pinggiran kota dan tidak juga diberi makan dengan teratur oleh orang-orang di Kediaman Smith.

Anjing yang tidak pernah diberi makan daging, tentu saja akan mengganas begitu melihatnya, bukan?

“Apa … apa yang ingin kamu lakukan?” Tuan Simon sudah menyukai Jessica, sebelum wanita itu menikah dengan Aland Albert.

Namun, dia terpaksa mengubur niatnya untuk mempermainkan Jessica hanya karena wanita itu menikah dengan salah satu tuan muda dari keluarga terkemuka di Jincheng City.

Tidak disangka, Veronika malah datang untuk membuat kesepakatan dengan menawarkan tubuh Jessica yang sangat menggiurkan.

Tentu saja, Tuan Simon dengan senang hati menyetujui kesepakatan dari Veronika dan berpikir Jessica adalah wanita yang sangat mudah ditaklukkan.

Ternyata … Jessica yang hidup di pinggiran kota tidak sesederhana yang dia pikirkan.

Tanpa mengatakan apa pun, Jessica memasukkan dua tulang di tangannya ke dalam celana Tuan Simon.

“Hei, hentikan! Apa yang kamu rencanakan?!”

“Tuan Simon, permainannya akan segera dimulai.” Jessica masih saja tersenyum, dia sama sekali tidak menghiraukan teriakan Tuan Simon dan malah berdiri di hadapan pria itu dengan tenang. “Sebentar lagi, anjing keluarga kami akan datang. Kamu harus berhati-hati dan lindungilah masa depanmu, jangan sampai dirusak olehnya.”

“Tidak! Jessica … Nona Cantik, tolong jangan lakukan ini! Jangan sakiti aku! Ini bukan lelucon! Tolong lepaskan aku!” Tuan Simon sudah berkeringat dingin, tubuhnya juga sudah bergetar hebat.

Jika punya kekuatan, dia pasti sudah berlutut di depan Jessica.

Sayangnya, wanita yang tidak memiliki belas kasih itu membiarkan pintu kamar terbuka hingga anjing ganas yang telah mencium aroma daging langsung masuk ke dalam.

"Marco, selamat menikmati makanan lezatmu." Jessica dengan penuh kasih mengelus kepala Marco, lalu pergi tanpa menoleh ke belakang.

"Tidak ... Jessica, kamu tidak boleh meninggalkan aku sendirian dengan anjing sialan ini! Jika kamu melepaskan aku, aku akan menuruti semua—aahhh!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status