Deg! Lea yang tadinya menunduk kini mendongakkan wajahnya, menatap wajah tampan kekasihnya itu dan menggigit bibir bawahnya, bingung harus berkata apa. Pantas saja rumah terlihat sepi, ternyata kedua orang tuanya tengah memadu kasih di ruang keluarga. Dan sialnya, ia mendengar hal tersebut dengan sang kekasih. “Rey…” gumamnya yang kini menyandarkan keningnya di dada Reynard yang tengah bersandar di pintu kamar. “No problem, sayang.” Hanya itu yang bisa terlontar dari mulut Reynard sembari mengusap punggung Lea. Ia tahu jika kekasihnya itu saat ini sangat canggung. “Huft, aku bersyukur tidak membuka pintu…” gumam Eleanor dalam hati. “Sepertinya ini pertama kali aku masuk ke dalam kamarmu,” ucap Reynard memecah keheningan. Eleanor mendongakkan kepalanya, “Ya?” tanyanya dengan wajah kebingungan lalu menoleh kekiri dan kekanan, “Oh my!” gumamnya dengan ekspresi terperangah, saking paniknya dia tidak sadar sudah membawa Reynard masuk ke dalam kamarnya. Dan saat ini posisi mereka terl
Senyuman lebar tercetak di wajah tampan Felix, “I love you Sayang! I love you so much! Dan aku akan melakukannya dengan lembut untukmu…” Cecilia mengangguk dan tersenyum, Felix menciumi bibirnya dengan lembut dan liar, tangan Felix memainkan payudaranya. Kemudian Felix turun merambat, menyesap setiap inci kulit Cecilia yang begitu lembut dan kenyal. Jejak merah tercetak di beberapa titik yang begitu erotis. Lenguhan manja, desahan seksi terus saja lolos dari bibir Cecilia. Hingga Felix kembali menjilati dan bermain di klitoris Cecilia, “Oh my Fel! Ah!” wanita cantik itu menggeliat tak kuasa menahan desiran aneh di sekujur tubuhnya, bagian kewanitaannya terasa gatal dan ingin meledak di bawah sana. “Fel! Aku!” Jeritan tertahan Cecilia sembari mengangkat pinggulnya naik ke atas, kedua tangannya mencengkram kuat lengan Felix hingga ia melengking keras mendapatkan puncak kenikmatan tak terkira, “Felix!!! Ah! Eung!” Tubuh Cecilia gemetar dengan hebat, gelombang geli menghantam setiap
“Aku akan membeli obat salep pereda nyeri untukmu, hmm?” seru Felix yang langsung bangun dari duduknya. Cecilia menahan tangan Felix, mencegat prianya untuk beranjak, “Ada apa sayang?” “Gak perlu, Fel.” “Tapi…” Cecilia menggeleng pelan, membuat Felix tersenyum, ia paham jika saat ini kekasihnya itu tidak ingin ditinggal sendirian. Ia kembali berada di sisi Cecilia, berbaring dan memasukkan Cecilia masuk ke dalam pelukannya. “Maaf sudah membuatmu sakit.” Bisiknya mesra. “Aku juga menginginkannya, Fel. Jangan merasa bersalah seperti ini. Lagi pula…” Cecilia berhenti berbicara dan menutup rapat bibir atas dan bawahnya. “Lagi pula apa sayang?” Cecilia menggeleng pelan kepalanya, “Hmm, gak ada.” Felix mengurai pelukannya dan menatap wajah bersemu merah wanitanya itu, “Enak?” tanyanya menggoda sang kekasih. Blush… “Fel….” Felix terkekeh pelan dan kembali memeluk mesra Cecilia, mengecup puncak kepala Cecilia yang di balas oleh Cecilia tak kalah eratnya. Menyandarkan wajahnya di da
Berbeda pula dengan pasangan yang saat ini tengah memadu kasih dengan begitu liar, bahkan mereka lupa jika saat ini, ada kedua orang tua Eleanor, Max dan Hana di lantai bawah. Reynard menghujam Eleanor dengan cepat dan dalam, menyentuh bagian terdalam rahim Eleanor, “Ah! Rey… Ah!” desah Eleanor yang saat ini berada di gendongan Reynard. Tubuhnya melayang dan kedua kakinya melingkar dengan kuat di pinggul Reynard yang terus melesakkan kejantanannya begitu kuat, di posisi seperti ini Eleanor dibuat mengerang dalam kenikmatan, “Oh Rey! Ini sangat dalam sayang!” “Kamu suka?” Eleanor mengangguk cepat dan meraih wajah Reynard, melumat bibir Reynard sembari mengurai rambut lembut Reynard. Reynard sendiri melilit lidah Eleanor, menghentakkan pinggulnya kian cepat dan kuat, tubuh basah mereka saling menempel, memberi kesan licin yang menggairahkan. “Oh Rey! Rey! Aku tidak tahan lagi Rey!” “Keluarkan sayang!” seru Rey mempercepat hujamannya hingga Eleanor kembali menukikkan tubuhnya ke be
Reynard seketika terdiam hingga ia kembali ke alam nyata, ia benar-benar lupa jika saat ini masih berada di dalam kamar kekasihnya.Tok tok tok“Lea…?” Hana kembali mengetuk pintu kamar Eleanor.Ia tersenyum dan menarik napas pelan. Dengan sigap ia memakai pakaiannya dengan tenang lalu menuju walk in closet milik Eleanor, ia membuka satu per satu lemari dan mencari gaun terusan, “Sorry sayang, aku terpaksa!”Setelah mendapatkan yang ia cari, ia segera memakaikan Eleanor pakaian dengan hati-hati. “Beib…?” Eleanor membuka matanya perlahan.“Ah kamu bangun Beib? Sorry, aku hanya ingin memakaikanmu pakaian.”Eleanor tersenyum dan menggeleng pelan, ia melingkarkan kedua tangannya di leher Reynard, “Tidak apa-apa Rey, thank you. Tapi lebih baik aku mandi dulu baru sekalian pakaian,” jawabnya manja.Reynard tersenyum dan mendekatkan telinganya, “nanti saja mandinya, karena…”“Jangan bilang kamu mau la—”“Ada Aunty Hana di depan kamar kamu, beib.”Eleanor yang masih menutup matanya, belum sad
Hana menyusul masuk ke dalam kamar dan menghampiri sang suami yang saat ini tengah duduk di sofa, tempat di mana tadi ia sedang bersama sang istri tengah bercumbu. Panggilan Eleanor membuat keduanya menghentikan kegiatan panas mereka, “Sayang, sebenarnya apa yang terjadi? Apa ada yang tidak aku ketahui?” suara Hana yang begitu lembut bertanya kepada sang suami. Max menoleh dan menarik lembut tangan istrinya, dengan lengannya yang kuat begitu mudah mengangkat tubuh Hana duduk di pangkuannya. “Hah… Eleanor dan Reynard berpacaran.” Ujar Max dengan suara baritonnya. “Wow, sejak kapan? Kenapa aku sama sekali tidak tahu?” jawab Hana dengan wajah penuh senyuman. Max mengerutkan keningnya melihat reaksi yang diberikan istrinya, “Apa kamu tidak keberatan atau ragu dengan hubungan mereka sayang?” Kini bergantian Hana yang bingung dan menatap sang suami, penuh tanda tanya, “Kenapa harus keberatan dan ragu dengan hubungan mereka berdua? Bukannya itu bagus? Akhirnya perasaan putri kita berbal
Pria C terus bermain di liang kewanitaan Hana hingga dirinya mencapai klimaks dan menumpahkan di atas punggung Hana. "Ahhh...shit !! Miliknya nya sungguh luar biasa !!" maki Pria C tersebut yang kini sudah terduduk di sofa untuk beristirahat. Dan di saat bersamaan rambut Hana di tarik dan kepala di gerakkan dengan kasar. Pria A bergerak cepat dan menekan miliknya hingga ke dalam tenggorakan Hana membuat dirinya terus mengeluarkan air mata merasakan perih luar biasa. Belum juga dirinya harus menahan perih tersebut. Kini di bagian bawah tubuhnya kembali di di hantam dengan kasar oleh pria lain. "Aggkk Agkk Akhh.." suara Hana tercekat karena kini tenggorokannya di penuhi oleh cairan lengket si Pria A yang sudah menumpahkan cairannya ke dalam tenggorokan Hana. "Uekk Uhhkk..Akkkh.." Hana yang hendak muntah karena rasa asing itu kembali harus menelan sperma milik pria si A karena mulut nya di bekap. "Telan milikku !!" Hana lagi-lagi menangis. Dan dengan susah payah harus menelan cai
"Bangun dan biarkan mereka yang selesaikan yang disini !!" titah Austin dan melirik sesaat ke arah wanita yang tengah menangis."Ba—baik Tuan..." jawab Max dan segera berdiri dan melirik ke arah Hana.Hana juga menatap lurus ke arah pria yang sudah menyelamatkannya.Namun, Max berjalan mengikuti langkah Austin."Ah..apakah aku tidak dapat bertemu lagi dengan anda Tuan..?" batin Hana."Hahhh !! Fin ! Bantu wanita itu !! Sepertinya Max tidak kuat untuk menggendongnya...!" seru Austin.Sedangkan anak buah Max memukul lima belas pria, hingga semua bawahan si Pria A tidak berdaya tergeletak di lantai.Max membelalakkan matanya, tidak percaya dengan apa yang dia dengar."Baik Tuan !!!" jawab Fin dengan cepat lalu mengambil selimut yang ada di atas buffet dan hendak melangkah namun Max segera menatapnya dengan tatapan ingin mencabik-cabiknya."Aku masih bisa Tuan...!" sela Max dan meraih selimut yang di pegang Fin."Ta—tapi Tuan Max, anda saat ini terluka pa—" Fin tidak melanjutkan ucapannya