BAB 66 –Keesokan paginya…Emily terbangun lebih dulu dari suaminya, Arion. Ia melihat sinar matahari yang mengintip di balik jendela kamar pengantin mereka. Ia merasa bahagia dan bersyukur. Ini adalah hari pertama mereka sebagai suami istri, setelah semalam mereka mengucapkan janji suci di depan altar dan menghabiskan malam yang penuh cinta.Ia menoleh ke samping dan menatap wajah Arion yang begitu tampan. Ia tidak bisa menahan senyumnya. Arion memiliki paras yang sempurna, dengan rambut cokelat yang sedikit berantakan, hidung mancung, bibir merah, dan mata hazel biru yang menawan. Ia juga memiliki tubuh yang atletis dan berotot, yang membuat Emily merasa aman di pelukannya. “Tampan…” gumamnya penuh senyuman lembut.Tak menyangka jika pria yang ia cintai sejak kecil saat ini menjadi suaminya.Emily mendekatkan wajahnya ke wajah Arion dan mencium pipinya lembut. Arion membuka mata dan tersenyum. Ia mengecup kembali pipi Emily dan memeluknya erat."Selamat pagi, sayang. Kenapa meski ba
Dan saat Arion membantu Emily berdiri, “Yon kamu di sini??” suara wanita mengejutkan Arion dan Emily. Sontak Arion dan Emily menoleh ke asal suara tersebut, terlihat wanita cantikdengan rambut lurus dan begitu indah, semua orang mengenal wanita cantik ini."Arion, sayang! Kamu di sini juga?" seru Jenna, salah satu aktris cantik yang dikenal Arion dari masa lalunya. Dengan senyum manisnya, Jenna mendekati Arion dan tanpa ragu langsung mengecup pipi kiri dan kanan Arion. Arion sendiri tidak dapat mengelak apa yang dilakukan Jenna, karena begitu tiba-tiba.Sedangkan Emily terkejut melihat tingkah Jenna, artis papan atas yang begitu akrab dengan Arion. Ia cukup tahu siapa saja mantan kekasih Arion, tapi Jenna? Dia tidak pernah melihat Arion sekalipun jalan dengan Jenna. Jadi apa ada apa sebenarnya?“Yon! Aku merindukanmu…” Jenna segera membuka kedua tangannya dan hendak memeluk Arion, namun dengan cepat Arion menahan wanita itu."Jaga sopan santunmu, Jen. Dan perkenalkan istriku, Emily.
Beberapa saat kemudian. Mereka tiba di rumah sakit dengan plang besar yang bertuliskan "Rumah Sakit Friedberg".Supir berhenti tepat di depan pintu utama Rumah Sakit. Kemudian ia turun membuka pintu untuk Arion dan Emily.Arion membantu Emily keluar dari mobil, pria tampan berhazel biru itu menggandeng tangan sang istri dan membawanya ke dalam rumah sakit. Ia melihat resepsionis yang sedang sibuk melayani pasien. Kemudian ia mendekati resepsionis dan menyapa dengan sopan."Selamat pagi, saya Arion Harold. Saya ingin bertemu dengan dokter yang bisa memeriksa istri saya. Istri saya sedang hamil muda lima minggu."Resepsionis menoleh dan tersenyum. Ia melihat Arion dan Emily yang terlihat sangat mesra. Ia berkata dengan ramah."Selamat pagi, pak Arion. Selamat atas kehamilan istri Anda. Saya akan mencarikan dokter yang tersedia untuk Anda. Apakah Anda sudah membuat janji sebelumnya?"Arion menggeleng. Karena memang jadwal ke Rumah Sakit hari ini terlalu tiba-tiba. Ia berkata dengan jujur
Reynard terbangun, matanya terbuka perlahan-lahan ketika sinar mentari pagi mulai menyapa lembut. Ia terkejut mendapati Eleanor ada di tempat tidurnya, bahkan berada di dalam pelukannya. Reynard memijit keningnya, mencoba mengingat-ingat kejadian semalam. Pesta pernikahan sahabatnya, Arion dan Emily, terbayang samar di benaknya. Tapi kenapa Eleanor ada di sini? Reynard merasa kepalanya terasa berat, sepertinya ia terlalu mabuk semalam.Saat itu, Reynard menatap wajah cantik Eleanor yang masih tertidur. Kulit putih dan mulus, beserta rambut hitamnya yang pekat terlihat begitu indah. Reynard tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum melihat kecantikan Eleanor yang begitu memesona. Ia bergumam dalam hati, "Apa memang dia secantik ini?"Reynard akhirnya sadar, dia mulai mengumpulkan puzzle ingatan kejadian semalam. Dia minum-minum bersama Felix dan tiba-tiba Eleanor datang memarahinya karena minum berlebihan. Reynard mengingat bagaimana Eleanor menatapnya dengan tajam, ekspresi wajahnya
Bab 69 –Napas Eleanor terengah-engah, dadanya bergerak naik turun. Ia baru saja merasakan sesuatu yang luar biasa dalam hidupnya. Ini adalah pengalaman pertama ia merasakan sesuatu yang begitu mendebarkan.Reynard menatap wajah sayu Eleanor, memberikan ciuman penuh damba.Nafas Eleanor memburu dan terlihat begitu seksi. "Apa aku boleh meneruskannya?" Eleanor mengangguk dan berkata pelan, "Lakukan pelan-pelan, ini pertama untukku..." Reynard tersenyum, dia yang merupakan seorang player dapat merasa sesuatu yang berbeda dengan reaksi tubuh Eleanor, tapi ia tidak menduga jika ini adalah pengalaman pertama wanita cantik ini.Ia kembali mendaratkan ciuman di kening Eleanor, “Aku akan melakukannya dengan pelan dan hati-hati, agar kamu tidak terlalu merasakan sakit.”Eleanor tersenyum dan mengangguk, mereka kembali berciuman penuh cinta, Eleanor melingkarkan kedua tangannya di leher Reynard, lalu pria itu memberi jarak.Dengan posisi berlutut, ia kembali memberikan cairan ke inti tubuh E
BAB 70 –Begitu tiba di Hotel, waktu sudah menunjukkan pukul 11 pagi, Arion dengan hati-hati membawa Emily masuk ke dalam kamar Hotel mereka.Siang ini, keluarga besar akan mengadakan makan siang di Restaurant Hotel sebelum mereka kembali hari ini ke German.Begitu masuk ke dalam kamar, “Mau langsung mandi sayang?” tanya Arion lembut.Emily menjawab dengan anggukan pelan.“Tunggu di sini, hmm? Biar aku siapkan air hangat untuk berendam.” Ucap Arion dan membawa Emily duduk di atas ranjang, membantu Emily untuk bersandar dengan nyaman di headboard.Kemudian pria itu memberikan kecupan ringan di kening Emily, lalu berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat.Tidak berselang lama, Arion kembali dan berjalan ken akas. Ia mengikat rambut Emily ke atas, kemudian Arion membantu Emily membuka pakaiannya. Begitu pun juga dirinya.“Ayo mandi.” Arion mengangkat tubuh Emily ala bridal dan mengecup puncak kepala istrinya itu penuh cinta.“Sayang, aku bisa jalan sendiri.”Arion t
“Sayang… Aku malu di lihat seperti ini.” Gumam Emily menyembunyikan wajahnya di dada bidang Arion. Pasalnya dia di gendong ala bridal oleh Arion sampai ke Restaurant. Membuat siapa saja ayng mereka lewati tersenyum melihat mereka.“Kenapa malu, hmm?”“Sayang…” manja Emily yang tidak ingin mengangkat wajahnya yang sudah merah bak kepiting rebus.Arion terkekeh geli, apalagi istrinya itu saat ini tidak sadar jika mereka sudah masuk ke dalam Restaurant. Di mana kedua orang tua mereka melihat hal ini dan tertawa kecil melihat Emily yang malu-malu seperti itu.“Ayo angkat wajah kamu, sayang. Biar bisa lihat sekitar.”“Tidak mau, aku malu, Yon…” bisik Emily yang masih menyembunyikan wajahnya di dada Arion.“Pengantin baru lengket terusss nih… Hehehe…” suara centil yang menggoda Emily dan Arion.Deg! Emily membelalakkan matanya lalu mengangkat wajahnya untuk melihat asal suara itu, “Iriss….?” Gumamnya dengan wajah semerah tomat.Bukan hanya Iris yang ada di depannya, semua keluarga saat ini
Felix menatap manik indah Cecilia yang berwarna abu-abu itu. “Felix lepaskan—” Ucapan Cecilia tertahan dengan ciuman yang di daratkan oleh Felix, wanita cantik yang lebih tua dua tahun dari Felix itu tertegun. Matanya membelalak dengan indah mendapati perlakuan tiba-tiba seperti ini oleh Felix. Felix memberikan kecupan, ya… Hanya sekedar kecupan, bukan ciuman ataupun lumatan. Pria tampan itu hanya menempelkan bibirnya ke bibir Cecilia. Ia melakukan hal itu agar wanita di depannya itu tidak mengatakan hal yang paling tidak masuk akal oleh Cecilia. Manik mata mereka saling bertautan, jantung keduanya berdegup begitu cepat, Felix memberikan jarak namun masih sangat dekat, bahkan nafas mereka saling menyapa di wajah mereka, “Ma… Maaf.” Cecilia berusaha mengatur ekspresi wajahnya dan menepis tangan Felix, “Aku anggap ini tidak pernah terjadi, Felix.” Felix mengepalkan tangannya dan membuka handel pintu, ia dapat mendengar apa yang dikatakan Cecilia, “Aku selalu menganggap kamu sama s