"Sialan! Berani sekali dia memperlakukan aku seperti itu. Memangnya dia pikir siapa? Wanita miskin yang aku pungut dari keluarga tak berguna!"Raka melampiaskan semua amarahnya pada gelas yang sedang dia pegang, melemparnya habis-habisan sampai pecah tak berbentuk. Mendengar keributan itu, Andri yang baru saja datang langsung menatap heran. Apa yang terjadi dengan kakaknya? apa dia dan Mona bertengkar? itu sangatlah bagus."Ada apa?"Andri datang dengan kemeja lusuhnya, bahkan leher yang penuh dengan kiss mark itu. Dia sengaja memperlihatkan semuanya pada sang kakak, dengan harapan Raka curiga hubungan nya dengan sang kakak ipar. Namun sepertinya Raka tidak melihat bekas bibir istrinya itu di leher Andri, dan sibuk mengacak-acak meja."Kau ini kesurupan apa? Tidak biasanya seperti itu."Kini lelaki itu berjalan mendekati kakaknya, dia menepuk pundak Raka beberapa kali lalu tersenyum lebar sekali. Mungkin Andri bisa tahu, apa yang sudah terjadi dengan suami istri itu. Raka tidak akan p
"Sayang, apa kau yakin akan melakukan ini?"Andri menatap Mona yang sedang berdiri di hadapannya. Wanita itu menjatuhkan handuk yang sempat melilit di tubuhnya, memamerkan aset berharga yang dia miliki. Raka mungkin sudah pergi meninggalkan rumah, tanpa memikirkan apa yang terjadi jika adik dan istrinya berada di rumah. Dia hanya fokus pada perusahaan, mungkin lebih tepatnya sekertaris di perusahaan tersebut. Namun di sisi lain, Raka juga tidak ingin jika sampai Mona berprilaku buruk di belakang keluarganya."Kenapa kau diam saja sayang? Lelaki itu sudah pergi, jadi ayo kita bersenang-senang sampai kau merasa puas."Senyuman nakal itu tidak menandakan kebahagiaan, Andri tahu itu. Mona mungkin hanya sedang merasa kesal, karena perselingkuhan yang dilakukan oleh sang suami. Tapi ini bukan masalah besar, karena Andri memang menginginkan keretakan di dalam rumah tangga kakaknya."Kau tidak tulus mengajakku bercinta. Kau pasti hanya sedang terpengaruh oleh emosimu, kan? Sayang, sudah aku
"Kau tahu sayang? Kakak meminta aku untuk memata-matai mu. Dia sepertinya curiga, jika kau tengah dekat dengan lelaki lain."Wajah lelaki itu terlihat penuh dengan kebahagiaan. Mungkin karena dia senang, jika sang kakak mulai curiga jika Mona bermain dengan laki-laki lain. Padahal semua ini adalah rencananya sendiri, untuk membuat Raka berpisah dengan wanita yang dia cintai. Mona adalah wanita yang sangat dia cintai, bahkan Andri puja-puja di dalam hidupnya. Jangan sampai dia lepas, bahkan berbaikan dengan suaminya. Kehancuran adalah tujuan utama Andri, untuk bisa sampai pada apa yang sangat dia inginkan."Raka memintamu untuk memata-matai ku? Hahaha yang benar?"Wajah wanita itu terlihat cukup aneh. Dia tidak terlalu percaya jika sang suami akan berbuat seperti itu. Selama ini Raka adalah lelaki yang begitu cuek, dia bahkan jarang sekali memperhatikan istrinya. Namun dalam situasi seperti ini, Raka benar-benar memperhatikan Mona. Dia tidak senang jika istrinya bermain dengan lelaki
"Kau yakin dia pergi bersama seorang lelaki?!"Wajah lelaki tampan itu terlihat sangat kesal, kedua tangannya bahkan mengepal begitu kuat. Andri sepertinya sudah berhasil memancing amarah sang kakak, untuk semakin benci kepada istrinya sendiri."Tentu saja. Lagi pula untuk apa aku berbohong?" Andri mencoba untuk tetap bersikap serius, seolah dia benar-benar menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Lelaki itu bercerita kepada kakaknya, jika Mona pergi bersama lelaki lain. Padahal orang yang Andri maksud adalah dirinya sendiri."Aku benar-benar tidak menyangka, bagaimana mungkin Mona tega melakukan semua ini padaku?" tanya Raka kepada adiknya.Andri tertawa kecil, "Ya ampun dasar lelaki, apa Kakak tidak sadar dengan semua kesalahan yang sudah Kakak lakukan pada Mona? Kakak ini sudah berselingkuh dengan Angel."Raka memang tidak pernah bisa menyadari kesalahannya sendiri, dia merasa benar dengan semua tindakan yang dilakukannya selama ini. Namun sang adik tidak akan membiarkan semua itu
"Ibu dengar kau main mata dengan sekertaris mu itu Raka."Suara wanita paruh baya itu membuat perasaan Raka tak karuan, dia begitu takut dengan kemarahan sang ibu yang begitu tegas. Entah dari mana wanita itu tahu tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh anak sulungnya, sungguh menyebalkan."Dari mana Ibu tahu tentang hal itu?"Raka mulai berbalik melontarkan pertanyaan itu pada ibunya, dia mungkin tidak bisa menutupi perasaan tak tenang yang sedang dirasakannya saat itu.Wanita paruh baya itu menatapnya dengan tajam, tidak perduli jika yang ada dihadapannya itu adalah sang anak. Lelaki yang dia bebankan sebuah tanggung jawab itu, sudah membuatnya kecewa. Namun diluar ekspektasi jika anak yang sempat sang ibu ragukan itu, malah membuatnya bangga. Andri mulai menjalanakan satu persatu rencana yang sudah dia susun secara matang, untuk menghancurkan sang kakak. Ini mungkin pembalasan atas apa yang sudah dia lakukan kepada wanita yang dicintainya."Begitu banyak gosip yang terdengar, ka
Mona mungkin sudah tahu kemana jalan ucapan dari Andri, namun dia berusaha untuk bersandiwara. Walaupun sebenarnya dia sudah sangat gemas dengan situasi ini, tidak tahan untuk segera membongkar kebusukan suaminya. Dia yang menyebabkan hidupnya hancur, terbelenggu dalam kehidupan rumah tangga yang semu. Tak ada kata kebahagiaan, karena yang ada adalah derita. Jika saja boleh memilih, Mona mungkin akan menikahi adik iparnya. Lelaki yang kini, lebih mengerti dirinya dari siapapun."Apa yang kau sembunyikan dariku Raka?" tanya Mona pada lelaki itu.Raka tertawa kecil, "Apa yang kau bicarakan? Tidak ada hal yang aku sembunyikan disini.""Jangan bersandiwara lagi Kak, wanita itu harus mengetahui apa yang kau lakukan."Andri mulai memancing perdebatan, dia ingin hubungan pasangan suami istri itu benar-benar hancur. Mona tidak akan terikat lagi dengan kakaknya, dan dia bisa dengan bebas memiliki wanita itu.Egois? ini bukan saatnya membicarakan tentang hal itu. Kebahagiaan Mona adalah hal pal
"Mona, tinggalkan saja kakakku ini. Dia bukan lelaki yang bisa membuatmu bahagia.""Bicara apa kau brengsek!"Raka semakin terpancing emosinya, dia mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa ditebak oleh Mona. Dia begitu kasar, dengan gestur tubuh yang mendukung. Andri hanya menatapnya dengan senyuman tipis, dia akan membuat lelaki itu mengeluarkan sifat aslinya. karena dengan begitu, sang istri akan semakin muak padanya."Kenapa? kakak tidak suka aku mengatakan itu?" pancing Andri kepada Kakaknya."Kau ingin mencari muka? tidak kusangka sifatmu itu benar-benar licik," ucap Raka dengan smirk khas di wajahnya. "Iya, aku memang licik. Seperti yang kau lihat sekarang ini."Mona tidak mengerti tentang apa yang mereka bicarakan, keduanya seperti sedang memperebutkan sesuatu. Posisi, mungkin Andri berusaha untuk mengambil hak yang dimiliki Raka sekarang. Kedua pertikaian lelaki itu semakin memanas, bahkan kini Raka tak segan untuk mendorong adiknya. Mona memang cukup senang jika sampai Andri
"Tidak bisa katanya? Kau pikir bisa lepas dariku begitu saja Mona? Jangan harap."Andri terlihat sangat kesal dengan lengan yang mengepal kuat, dia bahkan melampiaskan semua amarahnya pada dedaunan yang berjejer di jalanan. Setelah mengantar wanita itu pulang, Andri tidak berniat sedikitpun untuk mampir. Dia sudah sangat marah, kesal, dan takut mengontrol emosinya. Kata-kata yang keluar dari mulut Mona membuat hatinya sakit dan kecewa. Wanita itu seakan menolak ajakannya untuk menikah, bahkan melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius lagi. Padahal Andri sudah hampir berhasil, membuat rumah tangga kakaknya hancur. Dia tidak perduli tentang apa yang terjadi, jika Mona menjadi janda, maka kesempatan memilikinya lebih besar lagi."Lihat saja, bagaimana aku menghancurkan rumah tanggamu sialan!"Lelaki itu masuk ke dalam kamarnya, lalu berbaring di atas ranjang yang empuk. Sejak tadi suara ketukan pintu terus menggangu, namun Andri membiarkannya. Itu adalah sang kakak yang mu