Share

Kematian Gilang

Bab 133

Kematian Gilang

"Ini pasti mimpi, Sayang, aku hanya mimpi, kan?" Daniel mencengkram bahu Cinta lalu memeluknya dengan erat. Cinta menenangkan Daniel yang terus mengutuk dirinya sendiri karena tidak peka terhadap bahasa Gilang saat pertemuan mereka di Jakarta dua Minggu yang lalu.

Cinta segera menelpon Andi dan memintanya untuk segera memesan tiket pesawat untuk penerbangan subuh.

Cinta mencium kening Daniel dan menenangkan suaminya itu. "Kita berangkat ke Jakarta nanti subuh. Aku mau memompa ASI dulu karena kita tidak mungkin membawa si kembar ke Jakarta," ujar Cinta mengusap air mata yang membanjiri wajah Daniel.

Daniel mengangguk dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Cinta mengetuk kamar orang tuanya dan memberi tahu kabar duka tersebut.

"Innalilahi wainnailaihi roji'un," ujar Pak Ruslan dan Istrinya bersamaan.

"Kasihan Amira, Ma. Dia pasti sedih," ujar Carisa menatap ibunya.

Cinta mengusap wajah Carisa dengan lembut. "Nanti, kalau sudah tenang, Carisa telpon Amira dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status