Perdebatan mereka berdua terhenti saat terdengar satu suara yang dikenalnya. Jessie, gadis itu muncul dengan raut wajah bersalah. Apalagi tadi dirinya sempat mendengar perdebatan antara Jill dengan Revel yang melibatkan namanya!
“Ngapain lo disini? Mau ketemu sama selingkuhan lo?” tanya Jill ketus.Jessie menggigit bibir melihat keketusan Jill, meski sudah menduga tidak akan disambut dengan baik, tapi tetap saja hatinya ngeri melihat Jill yang tampak seperti singa terluka.“Gue mau minta maaf. Gue tau apa yang gue lakuin itu salah, tapi jujur gue terpaksa melakukan itu. Maafin gue!” pinta Jessie mengiba.“Enak banget lo minta maaf gitu aja! Gara-gara ulah lo, Jill jadi nggak percaya sama gue dan bayi kami yang jadi korban!”“Apa maksud lo barusan, Revel? Gue nggak ngerti!”“Jill gugurin kandungannya karena nggak percaya sama gue dan itu semua karena ulah lo!” tuduh Revel emosi.Tanpa dapat dicegah, kenangan masa kecil Jessie saat harus kehilangan adik kecJill memutar bola matanya dengan malas. Muak mendengar nama pria brengsek itu. “Gue berharap Alvaro hancur karena ulahnya sendiri,” doa Jill yang diamini oleh Jessie dengan sepenuh hati. Bagaimana tidak? Bukankah papanya termakan bujuk rayu pria brengsek itu hingga membuat Jessie harus menjebak temannya sendiri?Untung sekarang masalah itu sudah beres! Mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing saat pintu ruang rawat Jill terbuka dan muncullah Gwen disana. “Astaga, Jill!” Gwen menubruk Jill yang tidak siap, hampir membuat wanita itu terjengkang! Untung Revel dengan sigap menahan punggung Jill!“Lo tuh bener-bener deh! Bisa nggak sih lain kali jangan main kabur-kaburan begitu lagi? Gue cemas banget sumpah!” omel Gwen membuat Jill nyengir.“Iya sorry deh, tadi gue emosi banget soalnya.”“Kebiasaan!”Gwen menoleh ke arah Revel dan Jessie, matanya menyipit curiga. Wajar, karena dirinya belum mengetahui perkembangan terakhir! “Semua udah clear
Alvaro menatap geram pada headline news di ponselnya. Hamil? Jill hamil? Keterlaluan! Bagaimana bisa mereka berbuat nekat seperti itu di belakangnya? Sekarang mau taruh dimana mukanya? Para kolega bisnisnya pasti juga sudah mengetahui berita ini! Apa kata orang diluar sana saat tau kalau Jill hamil anak dari pria lain? Bukankah mereka akan mengolok-olok dirinya yang tidak becus menjadi suami? Bisa saja mereka berkata macam-macam atau yang lebih parah lagi, mereka bisa berasumsi kalau dirinya sebagai suami tidak becus memuaskan istrinya! Sialan! Bagaimana bisa Jill melakukan hal memalukan seperti ini?!Masalah yang satu saja belum selesai dan sekarang sudah muncul masalah lain. Disebabkan oleh orang yang sama pula! Revel! Pria itu benar-benar brengsek dan senang sekali menyulitkan hidupnya! “Argh! Sial!” teriak Alvaro penuh amarah.Alvaro mengepalkan tangannya dengan erat saat pintu ruangannya menjeblak terbuka dan muncul wajah marah papanya. “Apa ber
“Sekarang kita harus bagaimana, Levin?” tanya Claire dengan wajah murung, mendadak merasa jauh lebih tua hanya dalam waktu beberapa hari terakhir karena stress! “Tenang, Claire. Semua pasti akan baik-baik saja.”“Aku harap begitu, tapi kamu tau sendiri kalau Revel kembali membuat masalah! Aku heran kenapa putra sulung kita bisa nekat begitu? Padahal waktu kecil Revel yang paling kalem!” keluh Claire, masih tidak habis pikir dengan kenekatan putranya.“Tidak masalah, Claire. Apa kamu lupa kalau kita masih memiliki informasi mengenai Alvaro dan juga Yosua yang belum dibeberkan kepada publik?” hibur Levin.Kening Claire berkerut bingung saat mendengar ucapan suaminya dan segera menyadari apa maksud dari ucapan tersebut. “Ya, aku tau, tapi tetap saja tidak mudah untuk mengubah opini publik yang sudah terlanjur berkembang akibat berita ini.”“Biarkan saja, kita tidak akan jatuh hanya karena hal ini,” balas Levin yakin sambil memeluk istrinya dengan sayang.C
Keterdiaman orangtuanya membuat Revel paham kalau mereka khawatir, namun Revel mencoba meyakinkan mereka. “Dan lagi sekarang baik Alvaro maupun om Yosua juga sedang menghadapi masalah. Aku yakin kalau perhatian publik sekarang sedang terpecah diantara dua kubu. Memang, pasti ada yang menyalahkanku, tapi bukan berarti tidak ada yang menyalahkan Alvaro, betul kan?” tanya Revel.“Ya, ucapan kamu memang benar, tapi tetap saja itu bukan jaminan. Kita tidak akan pernah tau pemikiran orang di luar sana kan? Jadi bagaimanapun kamu tetap harus bersiap untuk kemungkinan yang terburuk.”Revel termenung. Kemungkinan terburuk. Ya, dirinya sangat tau apa maksud dari ucapan papanya. Kemungkinan terburuk yang dimaksud pasti tentang cemoohan pedas mengenai tingkah lakunya. Bisa jadi mereka menyematkan julukan lain untuknya, seperti perebut istri orang lain. Pria tidak tau diri. Dan kalimat kejam lainnya. Entah apa.“Aku tau, tapi aku siap, Pa! Pria sejati tidak akan melarikan diri d
Sementara itu, Jason, dalang dari segala masalah yang sedang dialami oleh Yosua sedang asyik menonton siaran berita yang masih membahas mengenai skandal Yosua, mantan kliennya yang memang brengsek. Ya, sejak dulu Jason merasa muak dengan tingkah Yosua dan muak dengan cara pria itu memperlakukan dirinya. Padahal bukankah harusnya Yosua menghormatinya yang sering menyelamatkannya dari berbagai macam kasus? Maka jangan salahkan Jason kalau sekarang dirinya berkhianat dan berganti haluan kepada orang yang lebih dapat menghargainya seperti Mr. Levin dan juga Mrs. Claire! Apalagi keuntungan yang didapat juga jauh lebih besar!Selama ini dirinya hanya pernah mendengar nama besar mereka berdua, tapi entah angin apa yang membuat pasangan fenomenal itu muncul di kantornya dan menawarkan kerjasama yang tanpa pikir panjang langsung diterimanya! Bagai kesempatan emas! Dan Jason sama sekali tidak menyesal karena bekerja di perusahaan Mr. Levin jauh lebih menyenangkan daripada b
“Aku nggak nyangka kalau kamu sebrengsek itu sampai tega memanfaatkan Karina.”Jleb! Itu respon pertama Gwen yang membuat Matthew kehilangan kata-kata.“Aku tau kalau tindakanku itu salah, tapi saat itu aku sungguh tidak menyadarinya. Maaf,” aku Matthew penuh penyesalan.“Sudahlah, toh itu semua sudah jadi masa lalu,” balas Gwen berusaha cuek.“Jadi apa jawaban kamu?”“Jawaban apa?”“Tentu saja jawaban atas pengakuanku barusan.”“Kamu hanya membuat pengakuan. Tidak pernah bertanya, jadi apa yang harus aku jawab?” balas Gwen keras kepala, sengaja mempermainkan Matthew. Gwen ingin melihat seberapa serius pria itu pada dirinya.Matthew terdiam. Benar juga. Sedari tadi dia hanya menjelaskan keadaan yang sebenarnya, mengakui perasaannya namun tidak mengajukan pertanyaan atas perasaannya sama sekali. Matthew berdeham dan merapal doa dalam hati, berharap Gwen tidak lagi mempersulit dirinya.“Oke, sekarang aku akan tanya dan aku harap kamu langsung menjaw
Dua puluh menit kemudian…Levin, Claire dan Revel sudah duduk manis di kursi yang disediakan dengan puluhan atau bahkan ratusan wartawan yang berada di hadapan mereka.Wartawan yang tampak jelas begitu penasaran ingin mendengar informasi apa yang akan disampaikan oleh pengusaha besar itu. Apalagi ini pertama kalinya Revel muncul di depan publik sejak berita negative mengenai dirinya mencuat ke khalayak umum!“Saya yakin anda semua pasti merasa penasaran dan bertanya-tanya dengan apa yang akan saya sampaikan hari ini. Kalian semua juga pasti sudah tau kalau beberapa minggu terakhir banyak berita negative mengenai putra saya yang berkembang luas di luar sana. Berita yang menyebabkan putra saya dijuluki sebagai pria brengsek! Mungkin juga disebut sebagai pria yang mengganggu rumah tangga orang lain!” ucap Levin membuat para wartawan meringis saat mendengar ucapan sang pengusaha, seolah menyindir mereka.Bukankah pekerjaan wartawan memang begitu? Mengemas berita menjadi
Revel memperhatikan reaksi setiap orang atas pernyataannya barusan dan pandangannya tertumbuk pada seorang wanita yang berdiri di pojok ruangan. Revel mengangguk pelan, memberi isyarat hingga akhirnya wanita itu langsung maju dengan perut buncit yang tampak jelas. Setiap orang yang ada di dalam ruangan semakin bertanya-tanya heran dengan kehadiran wanita tersebut. Bisik-bisik penasaran merambat hingga mengalahkan dengungan tawon. Begitu berisik membuat ruangan terdengar riuh!“Siapa wanita ini, Tuan?” tanya salah seorang wartawan yang tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Revel yang memang sengaja berdiam diri, hendak memberikan waktu agar para wartawan semakin penasaran, menjawabnya dengan senyum tipis.“Siapa wanita ini?” ulang Revel lambat-lambat, seolah sedang berpikir meski yang sebenarnya Revel sudah tau siapa wanita yang sedang hamil ini. Wanita yang menjadi kartu AS-nya dalam menjatuhkan Alvaro!“Wanita ini adalah salah satu korban dari kelakuan bo