Share

90. Gaun Pengantin

"Selamat, Nadia. Suara kamu sudah pulih. Ternyata prediksi saya tidak tepat."

"Iya, Pak. Kan Bapak hanya manusia biasa. Mana bisa mengetahui masa depan seseorang. Masa depan Bapak ajha, tidak tahu sampai sekarang kan?" 

Astaga! sudah mulai lagi bibir cerewet Nadia ini. 

"Iya-iya.  Maksud kamu apa, Nadia?"

"Huh! dasar tidak peka. Padahal baru ajha selesai dari sana."

Bara menggelengkan kepalanya. Nadia bahagia sekali menggoda semua orang. Untung dirinya peka dan sangat tahu keinginan Nadia.

"Sayang! kasihan dokter Ryan nya."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status