POV Ningrum
Uh! Kesel banget! Bukannya marahan malah mesra-mesraan. Bikin hati orang panas aja. Seharusnya mereka itu bisa menghargai aku bukan malah terang-terangan. Sebulan Mas Adit sibuk bolak-balik rumah sakit, kantor, klinik, tidak mempengaruhinya untuk berpaling dari Mbak Tiara. Dikasih makan enak, kopi nikmat, plus body singset, tidak pernah disentuh olehnya. Sengaja memakai pakaian seksi, malah dimuntahin. Segitu kokohnya perjuangan seorang Adit mempertahankan hasratnya. Padahal aku siap dengan senang hati, maka dari itu aku sengaja memancingnya. Tapi, tetap saja dia tidak melirik ikan segar yang kusodorkan. Dasar munafik! Lihat saja sampai kapan dia bertahan. Kuperhatikan, di klinik tadi sepertinya Ayu menyukai Mas Adit. Bukan hanya Ayu, Dokter Key juga suka melirik Mas Adit. Aku kalau jadi Mbak Tiara, pasti kukandang Mas Adi
"Pulang sama siapa, Rum? Kok gak diajak masuk?" tanyaku pada Ningrum."Biasa, Mbak. David Badrian si pemain bola!" Gak pernah mau kalau ku-ajak mampir. Selalu saja ada alasan untuk menolak," cetusnya."Itu David Beckham! Oneng!" celetukku."Iya itu, Mbak. Eh, Mbak Tiara ngapain di depan pintu?" Dia balik bertanya."Tadi Mas Adit izin ke rumah sakit ketemu Dokter Doko," jawabku sambil duduk di kursi. Ningrum ikut duduk di sampingku. Dia mendekat dan mulai bertanya."Mbak! Mas Adit sakit apa? Belakangan ini aku lihat agak kurusan, pucat pula wajahnya.""Mbak juga gak tau, Rum. Setiap Mbak mau ikut, dia selalu melarang. Mengucap seribu alasan agar aku tidak jadi ikut. Barusan i
POV NingrumMengetahui kebenaran tentang David, sungguh membuat jantungku serasa mau copot. Lagi dan lagi cintaku harus bertepuk sebelah tangan. Hari ini aku memegang rahasia besar. Rahasia cinta segitiga di antara Ilham, Tiara, dan Adit. Kenapa dia pergi dan tak mau menampakan diri. Ilham juga sedang menyewa detektif untuk menyelidiki kasus kecelakaan yang dialami Bang Jaya karena diduga ada yang mensabotase. Yang lebih mengejutkan, selama ini Mas Adit menutupi penyakitnya. Ya, kanker hati yang ia derita sudah cukup parah dan harus segera mencari orang yang siap mendonorkan hatinya. Mbak Tiara sendiri masih terbaring lemah di ruang ICU setelah menjalani operasi caesar. Sehingga membuatnya tidak bisa langsung bertemu dengan kedua putranya. Ya, Mbak Tiara melahirkan dua orang putra kembar.Masalah livernya yang merupakan salah satu efek dari Sindrom HELLP membuatnya harus tetap di IC
Sekarang tubuku sudah merasa lebih baik. Tapi, aku tidak melihat keberadaan Mas Adit. Bukankah Ibu dan yang lain bilang kalau Mas Adit baik-baik saja? Akhirnya kuberanikan diri bertanya pada Ibu. Aku memaksa karena perasaanku merasa tak enak. Dan Ibu pun jujur padaku kalau Mas Adit tengah melakukan oprasi bersama Ilham yang tak lain adalah Reno--sahabatku.Tidak ingin menunggu di ruang inap. Aku langsung meminta Ibu mengantarkan-ku ke ruang tunggu di mana suami dan sahabatku sedang dioperasi.Sampai di sana, aku mendengar Ningrum menangis sambil menggerundel tentang perasaannya pada Reno. Secara tidak langsung aku mendengar semuanya. Hingga akhirnya kutanyakan tentang kebenaran dari ucapannya itu. Dengan luruh air mata dia mulai bercerita. Cerita yang membuat tubuhku melemas seketika dan mataku mengeluarkan airnya.
Saat tiba di ruang ICU, satpam melarangku untuk masuk. Namun, setelah Ningrum menjelaskan pasien ingin bertemu, mereka mempersilahkan. Dia berjanji, setelah mengantarku masuk maka akan segera keluar.Jantungku berdebar, tapi aku mencoba untuk tenang. Ruangan yang berisi tiga tempat tidur dengan jarak yang tak terlalu dekat itu berdinding tirai penyekat. Di ruangan itu hanya berisi dua pasien. Yang satu Mas Adit, dan yang satu Reno.Saat tiba, kudekati wajah suamiku. Dia masih terlelap. "Yah, anak kita sudah lahir," bisikku di telinganya. Meski Mas Adit memejamkan mata, tapi ada air mata yang keluar dari pelupuknya. Mungkin itu adalah sebuah respon. Banyak alat yang terpasang di tubuhnya. "Yah, cepat sembuh. Kami menunggu. Anak kita sangat tampan. Persis seperti, Ayahnya." Aku masih berbisik di te
Ah rasanya baru kemaren aku melakukan oprasi. Bertaruh nyawa melahirkan keduanya. Sekarang tak terasa usianya sudah menginjak setahun. Seperti baru kemaren juga Mas Adit dan Ilham melakukan oprasi. Ternyata sudah setahun dan Allhamdullillah, Mas Adit masih bertahan meski harus mengkonsumsi obat setiap hari.Setahun berlalu kembar dan Bang jaya telah tiada. Berkat Ilham menyewa Detektif sehingga semua dapat terbongkar. Ternyata ulah Mang Jaja yang mensabotase mobil Mas Jaya. Siapa sangka Lina anak Mang Jaja ternyata mencintai Bang Jaya hingga gila. Sekarang, Mang Jaja sudah meringkuk di penjara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Sangat cerdik Mang Jaja melakukan ini. Pantas saja dia yang notabenya sopir pribadi keluarga kami, saat itu mendadak tidak bisa ikut karena anak semata wayangnya tengah sakit. Setelah Mang Jaja tertangkap, terungkaplah semua. Cerdas, dia membawa mobil Ayah ke bengkel. Hingga ren
Pov Ningrum"David! Mau ngapain? Jangan gitu aku deg-degan," ucapku karena tubuh David begitu dekat dengan tubuhku. Wajahnya mengarah ke wajahku membuat jantung ini berdegup tak beraturan."Panggil aku, Sayang! Abang! Mas! Atau Ayah kaya Tiara. Masa Davad David!" jawabnya seraya mengarahkan wajahnya lebih dekat."Ih David! Belum siap akuh!" Nanti juga akan mengalir dengan sendirinya panggilan Sayang itu," kilahku."Sayang," panggilnya lirih. Kali ini David berani mengecup bibirku."Davidddd!! Setopppp! Aku mau pipis," ucapku seraya berlari ke kamar mandi. Bukan apa, tapi jantung ini tak dapat kukendalikan.
Tak terasa pernikahan Ningrum dan Ilham sudah memasuki tahun pertama pernikahan. Rasanya baru kemarin mereka menikah, tapi sudah satu tahun. Begitu banyak kesabaran yang harus dihadapi Ningrum. Nyatanya, sikap asli Ilham mulai terlihat. Apa Ilham egois? Hanya Ilham yang tahu. Entah apa yang membuat pria itu menjadi dingin pada istrinya. Suaminya itu lebih banyak diam. Membuat Ningrum berpikir kalau Ilham belum bisa melupakan Tiara. Atau kehadiran seorang anak yang menyebabkan suaminya lebih banyak diam?Kebahagian rumah tangga Ningrum harus diuji ketika sikap Ilham mulai berubah. Apa sebenarnya penyebabnya?Keduanya ingin pindah dari rumah Adit dan Tiara. Namun, Adit tidak mengijinkannya. Bagi Adit kumpul bersama keluarga adalah yang paling utama. Semakin banyak keluarga maka akan semakin rame juga rumahnya. Di depan mereka, Ilham mampu terlihat biasa saja. Tapi jika hanya ber
Pagi ini Ningrum pulang dengan rambut basah. Dan langsung duduk ikut sarapan dengan yang lain."Darimana kamu?" selidik Ilham curiga karena wajah Ningrum terlihat sangat senang tak seperti biasanya."Nginep di tempat temen, Mas. Mau pulang semalam udah keburu larut malam," jawab Ningrum sambil menyendok nasi goreng."Lain kali biasakan menghubungi suami, biar nggak panik di rumah," ujar Tiara."Udah deh, Mbak. Nggak usah dibahas." Ningrum urung melanjutkan sarapan dan langsung masuk ke kamar. Tiara jadi merasa tak enak terutama pada suaminya."Maaf, mungkin aku salah berbicara seperti itu," ucap Tiara.Ilham berpamitan pada Adit dan Tiara lalu menyusul Ningrum ke kamar. Sampai di kamar mereka berde