Share

16. BERTEMU GAVIN

"Sudah selesai," ucap Vanessa saat dia selesai dengan kegiatannya mengobati luka di kedua telapak tangan Mahessa.

Masih dengan tarikan napasnya yang belum stabil, Mahessa menatap ke arah kedua telapak tangannya yang tertempel plester luka.

Seolah baru tersadar dari alam bawah sadarnya setelah kejadian yang dia alami di dapur tadi, Mahessa lekas bergerak menjauh dari Vanessa dengan menggeser posisi duduknya.

Raut ketakutan masih tersirat nyata di wajah lelaki itu.

"Sudah tidak ada api di sini," beritahu Vanessa kemudian. Nada bicaranya agak tinggi dan ketus. Meski, dalam hati, Vanessa tak kuasa menahan tawa melihat ekspresi polos Mahessa setiap kali lelaki itu ketakutan.

Sebab, ini sudah kali kedua sejak lima hari belakangan mereka hidup bersama dan Vanessa memergoki Mahessa yang memang begitu takut pada api.

Sepertinya, trauma yang dimiliki lelaki itu terhadap api cukup berat, hingga membuat Mahessa sampai terbawa mimpi.

Menarik napas panjang, usai dirinya membenahi peralatan obat-oba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status