Ketika pertama kali melihat Geby menunggangi seekor thoroughbred, sebenarnya Jeremy juga belum sepenuhnya sadar jika wanita itu telah menarik perhatiannya. Bahkan sampai matanya terus mengikuti Geby yang berjalan meninggalkan lorong. Saat itu Jeremy juga belum sadar jika dirinya sudah tidak bisa berpaling lagi darinya. Wanita yang di luar kesadarannya telah mengingatkan Jeremy pada sosok seorang Lady berambut merah pada buku yang dulu sering dia baca di perpustakaan kakeknya.
Sampai keesokan harinya ketika Jeremy kembali melihat Geby dengan pakaian berkuda. Saat itu mereka tidak sengaja bertemu di istal dan dengan bodohnya Jeremy justru mencium wanita itu kemudian mengajaknya bertengkar. Padahal Jeremy tahu jika dirinya bukan orang yang akan bertengkar dengan seorang wanita tapi dari semua kata-kata kasarnya hari itu sebenarnya cuma karena dia sangat cemburu ke pada James.
Meskipun James hanya bisa duduk di kursi roda dan Jeremy yang jelas lebih segala-galanya tapi i
YUK VOTE UTUK SELALU DUKUNG AUTHOR
Dengan penuh cinta di tengah semua keluarga yang sedang berkumpul dan dalam genggaman erat tangan Jeremy, Geby melahirkan kelima anak perempuannya di awal musim semi. Musim terindah di mana perbukitan rendah yang biasanya hanya terlihat hijau sedang dipenuhi bunga-bunga beraneka warna. Geby dan Jeremy memberi nama kelima anak perempuan mereka dengan nama berbagai jenis bungan, sama seperti kuncup-kuncup bungan yang baru bermekaran setelah musim dingin yang panjang. Aroma sephora bunga membumbung di mana-mana bersama udara ringan yang terasa sejuk untuk dihirup. Kicau burung-burung kecil juga kembali riang dengan kaki-kaki lincahnya yang bergembira, melompat di antara ranting-ranting pohon musim semi yang dipenuhi kuncup bunga dan calon biji-bijian. Geby benar-benar merasa sedang dilimpahi banyak cinta dan kebahagiaan. Ia melihat Jeremy sedang mengangkat tubuh ringan Lily utuk mene
Setelah sekian lama berpegang teguh dengan kesetiaannya, menjaga sebuah rahasia sudah seperti ikut menjadi iman di dalam hidupnya. Tapi ketika menyaksikan kebahagian tuan mudanya bersama istri dan anak-anaknya, semakin hari Mr. Papkins juga merasa semakin tidak adil, karena seharusnya ada yang ikut berbahagia seperti mereka. Mungkin Mr. Papkins masih memiliki sisa keberanian untuk melanggar sumpah tapi masalahnya sekarang dia juga tidak tahu bagaimana harus menyampaikan semua itu ke pada Jeremy. Mr.Papkins mengambil bola mainan yang baru di lempar oleh putri Jeremy, kemudian berjalan mendekati kedua gadis kecil yang sedang berada di atas pangkuan tuannya. Dua gadis kecil yang sangat mirip dan cuma dibedakan dengan jumlah kuncir di rambutnya itu sedang duduk di masing-masing paha ayahnya. Mr. Papkins ikut setengah berjongkok untuk mengimbangi tinggi kedua nona kecilnya saat mengembalikan mainan bola mereka. "Ucapkan terimakasih," kata Jeremy ke pada kedua putr
Sudah hampir tiga puluh tahun Margaret Lington tinggal seorang diri di rumah besar keluarganya. Sejak pernikahannya pertamanya yang hanya berumur beberapa bulan berujung perceraian, Margaret memutuskan untuk hidup seorang diri dan tidak pernah mau mendengar nasehat siapapun untuk kembali memiliki pernikahan. Margaret benar-benar hidup sendiri, bahkan dia tidak memiliki pelayan atau asisten rumah lainya untuk mengurus rumah besarnya. Waktunya setiap hari dia habiskan untuk membersihkan rumah, merawat tanaman mawar di taman dan membuat makanannya sendiri sebagai seorang vegetarian. Hari masih pagi ketika dia merunduk di antara tanaman mawar untuk membersihkan semak pengganggu dan menggemburkan tanah untuk tanaman yang baru dia siram. Sarung tangan karet tebalnya sudah sangat kotor dan telapak tangannya berkeringat hingga dia harus mengunakan siku bajunya untuk mengelap keringat. Surai ikal keemasannya terlihat paling terang di antara rumpun tanaman mawar putih
Geby meletakkan bunga pemberian bibi Margaret di meja balkon karena menurut Mr. Papkins tanaman mawar memerlukan banyak sinar matahari. "Apa Anda mendapatkannya dari Lady Margaret?" tanya Mr. Papkins yang bantu membawakan pot bunga Geby naik ke lantai dua. "Ya, Paman." "Bunga yang cantik." "Bibi Margaret punya banyak mawar putih di pekarangan rumahnya." "Sebenarnya leluhur keluarga Lington masih berkerabat dengan keluarga York. Mereka sudah saling menjalin hubungan pernikahan dari beberapa generasi." Geby tahu jika keluarga Loghan sendiri juga memiliki leluhur kekerabatan dengan bangsawan York. Jika dirunut lagi dalam fakta sejarah keluarga York memiliki lambang mawar putih pada masa Perang Mawar. "Mereka juga memiliki beberapa keturunan kembar sejak dari nenek moyangnya, tapi sepertinya baru tuan muda Jeremy yang memiliki lima sekaligus." Markus Lington, Margaret Lington, dan Madeline Lington sebenarnya mereka juga kem
Jeremy segera memeriksa beberapa foto yang lain termasuk membandingkan foto terakhir ibu mereka yang diambil pada saat ulang tahun James yaitu beberapa minggu sebelum kecelakaan itu terjadi. Bagaimanapun Jeremy juga memiliki anak kembar dan bisa membedakan masing-masing dari putrinya meskipun mereka tidak sedang ditandai, karena memang tidak ada yang benar-benar sama, pasti ada perbedaan walaupun sangat kecil tapi orang tua dan keluarga dekat biasanya tahu. Jeremy langsung memanggil Mr. Papkins untuk menemuinya di ruang baca. "Jelaskan apa maksud semua ini!" tuntut Jeremy yang langsung meletakkan dua lembar foto di atas meja. Jeremy yakin pria tua itu sudah mengetahui segalanya karena kalau tidak mustahil kemarin tiba-tiba dia menyinggung perkara saudari kembar ibunya. Bukannya Jeremy tidak curiga tapi waktu itu Jeremy hanya menolak memikirkannya. "Katakan apapun yang kau ketahui!" Nampaknya Mr. Papkins juga tidak mengira jika tuan mudanya justru akan menyadari hal tersebut dengan
Cuaca semaki terik menjelang akhir musim semi menandakan musim panas akan segera tiba dan akan segera digantikan lagi dengan musim dingin, terus berputar selama masih ada waktu. Sama seperti cuaca dan musim, hidup juga demikian akan terus silih berganti. Semua orang membuat kesalahan di masanya masing-masing dan hanya bisa beharap semoga Tuhan masih mau memaafkan. Dari sejarah keluarganya Jeremy belajar, jika pernikahan bisa sangat rumit dan berat untuk dijalani. Tanpa ingin menyalahkan siapapun di masa lalu, sekarang Jeremy hanya tidak ingin memikirkannya lagi. Karena sudah semestinya setiap orang memiliki akhir yang berbeda. Jeremy juga memilih pernikahan untuk hidupnya dan sangat sadar dengan pilihannya. Jeremy sedang duduk di sofa kamarnya, melihat ke luar pintu balkon yang terbuka lebar dengan semilir angin akhir musim semi di ha
Geby hendak membuka laci untuk mengambil pulpen ketika kemudian sadar jika laci yang serat itu ternyata terkunci padahal selama ini tidak ada yang mengunci laci meja. Karena penasaran Geby mengambil jepit rambutnya, melipat ujungnya sedikit kemudian memasukkannya ke lobang kunci pelan-pelan. Geby mempelajari keahlian itu dari sepupunya Tobias si anak laki-laki paling jenius di rumah keluarganya. Seharusnya Geby memang tidak perlu terlalu penasaran karena kadang hal seperti itu justru akan menyusahkan dirinya sendiri. Lipatan kertas yang sudah agak kusam menguning itu memang langsung menarik perhatiannya begitu baru membuka laci. Lagi-lagi karena rasa penasaran ia mengambil lipatan kertas tersebut dan membukanya. Sebuah tulisan tangan yang cantik dan tentu dia langsung mengenali nama di sudut bawah surat singkat tersebut. Itu nama ibunya tapi Geby pikir 'untuk apa ibunya menulis surat seperti itu kepda Sir. William Loghan?' Geby langsung pergi untuk me
Meskipun Ovelia seperti rubah betina peliharaan Jeremy, tapi wanita itu tidak akan sepercaya diri kemarin jika bukan karena sedang membawa fakta. Geby juga tidak bodoh mengenai hal itu. "Jadi kau juga tahu jika pamanku yang mencelakai James?" tanya Geby pada Jeremy, setelah nyaris tidak sabar menunggu kepulangan suaminya. Geby juga mengungkapkan semua fakta yang kemarin dituduh kan Ovelia padanya sampai Jeremy tidak bisa berkelit kecuali akhirnya bercerita meskipun Jeremy tetap harus sangat hati-hati memilah-milah ceritanya. Jeremy tetap tidak mau Geby sampai mengetahui tragedi yang telah menimpa orang tua mereka. "Jadi kau tahu aku di bawa kemari untuk kalian?" Jeremy mengangguk.